Fucking dumn

1.3K 129 37
                                    

Diruang makan, kini kedua wanita berbeda usia hanya diam dengan pikiran masing-masing. Hembusan nafas dari wanita yang lebih muda itu tidak juga dihiraukan oleh orang yang saat ini duduk didepannya.

"Mama kalo enggak buruan ngomong, mending Clara ke kamar aja deh"

"Tunggu, Ra"

"Iya apa. Mama mau ngomong apa? Udah hampir satu jam kita cuma diem-dieman kayak gini" Gadis itu mendudukkan dirinya kembali. Sedikit kesal dengan tingkat mamanya.

"Mama mau nikah lagi"

"Haha, gitu aja terus. Sekarang mau sama siapa lagi?"

"Clara tuh capek tau, ma. Mama udah empat kali ini pamit nikah sama Clara. Tapi apa? Mama sendiri yang ngebatalin"

"Enggak. Kali ini mama serius"

"Oh ya? Kita liat aja mama mau seserius apa. Clara naik dulu"

Kedua ibu dan anak itu memang tidak pernah akur. Ada alasan yang membuat Clara seperti ini.

4 tahun yang lalu, tepatnya ketika Clara melihat secara langsung pertengkaran kedua orangtuanya. Mama yang secara terang-terangan lebih memilih selingkuhannya Hingga membuat pernikahan yang dulunya dilandasi cinta, tiba-tiba hancur begitu saja setelah surat cerai yang mama kirim pada papanya.

Lelaki itu mau tidak mau harus segera membubuhkan tanda tangan disurat itu. Setelah melewati beberapa sidang akhirnya hak asuh Clara jatuh pada sang papa.

Namun semua itu tidak lama setelah sang papa di diagnosis kanker hati. Rasanya dunia Clara benar-benar hancur. Hanya papa satu-satunya lelaki yang bisa ia percaya, kenapa harus meninggalkannya dengan cerita seperti ini juga.

Hingga keesokan harinya, sang mama yang tiba-tiba datang dengan lelaki yang saat itu menjadi kekasihnya. Membawa gadis cantik itu untuk tinggal bersamanya.

Clara kecil yang tidak tahu apa-apa. Hanya mengikuti apa yang mama lakukan untuknya, selagi itu tidak merugikan dirinya.

Namun semua itu salah. Kekasih mamanya hampir saja melecehkan dirinya, jika saja Clara tidak berteriak yang membuat mamanya lari tergopoh-gopoh kedalam kamarnya.

Bahkan pakaian gadis kecil itu sudah tidak beraturan. Syukur saja Clara masih bisa menjaga mahkotanya. Malam itu juga sang mama memutuskan hubungannya dengan lelaki berengsek itu. Namun yang Clara kecewakan. Kenapa mama tidak datang memeluknya dan menenangkannya ketika sang buah hati menjadi korban kebiadaban mantan kekasihnya.

Itulah yang hingga saat ini membuat Clara memiliki trauma tersendiri pada semua lelaki.

***

Gadis cantik itu kini meringkuk seperti bayi diatas lantai, memeluk selembar potret usang papa dan dirinya.

"Pa, Clara kangen. Papa nanti malam datang kemimpi Clara ya"

Jemari lentiknya mengusap air mata yang sudah tidak bisa lagi gadis itu bendung. Setiap malam kegiatan ini yang selalu Clara lakukan. Menangis sambil memeluk foto papanya, berharap semoga sang papa sudi hadir atau bahkan membawa Clara sekalipun kedunianya.

***

"Gila, udah macam panda tau enggak sih lu, Ra?" Naya tertawa terbahak-bahak.

"Hustt, Naya. Cewek yang bagus dong kalo ketawa" Jerre sedikit malu, karena saat ini mereka sudah menjadi pusat perhatian karena kembarannya.

"Dengerin tuh kembarannnya ngomong. Anggun dikit kek lu" Ucap Clara. Telinganya sedikit pengang mendengar tawa membahana dari sahabatnya.

About You're (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang