Part 3. Curhatan Kasibook

163 14 0
                                    

"Book!," panggil Mix saat melihat Book sedang duduk di kursi makan dapur kos mereka.

Book yang merasa dipanggil itu pun menoleh dan melihat Mix berjalan menghampiri dirinya.

"Hey Mix, ada apa?," tanya Book setelah Mix duduk disebelah kursinya.

"Lo gimana kemarin malam? Aman pulangnya? Sorry banget ya gue ga bisa jemput lo. Deadline tugas kuliah gue mempet banget semalem," ucap Mix dengan ekspresi bersalah dan menangkupkan kedua tangannya sebagai tanda minta maaf.

"Tenang aja, gue aman kok semalem sampe kos. Gue tau lo sibuk banget di jurusan kedokteran hewan. Santaaai," balas Book tersenyum sambil menepuk pundak Mix.

"Oh bagus deh kalo gitu. Gue pikir si Force kemarin ga mau jemput lo karena dia ga ngerespon apa-apa pas gue minta tolong," kata Mix sambil menuangkan air putih di atas meja ke gelasnya.

Book terdiam sesaat mendengar perkataan Mix.

"Lo yang minta Force jemput gue?," tanya Book pelan.

"Iya, gue takut lo kenapa-kenapa kalo pulang sendiri malem-malem apalagi kata lo ga bisa pesen taxi online. Jadi ya gue chat Force minta tolong jemput lo tapi cuman dibaca doang ga dibalas sama dia. Makanya gue pikir dia juga lagi sibuk," jelas Mix sambil meminum airnya.

"Kenapa lo berpikir yang jemput gue si Force bukan anak kos lain?," tanya Book penasaran.

"Ya karena gue ketemu anak-anak selain Force di sini kemarin, trus kita ngebahas lo yang ga bisa pulang. Gue kira si Force lagi sibuk dikamarnya, ternyata udah pergi jemput lo ya," kata Mix dengan ekspresi santai.

"Oh I see. Gue heran kenapa Force tiba-tiba mau jemput gue ga ada angin ga ada ujan ternyata karena itu toh," gumam Book.

"Trus hubungan lo sama dia gimana Book?," tanya Mix dengan penasaran, kali ini matanya melihat langsug ke arah mata Book.

"Hubungan apa? Gue ga ada hubungan apa-apa sama dia," elak Book kelabakan.

"Kenapa lo jadi panik gitu dah? Maksud gue hubungan lo sama dia sebagai tetangga, kan kalian berdua doang di lantai atas," kata Mix bingung dengan reaksi Book.

"Oh itu. Ga gimana-gimana," balas Book singkat.

"Hah? Maksudnya gimana dah? Lo ga akur sama dia? Kemarin juga gue lihat lo pergi dengan muka kesal banget tuh habis berantem sama Force?," tanya Mix lagi.

"Iya, dia nyebelin banget. Gue heran kok ada manusia kayak gitu ya?," balas Book dengan ekspresi kesal karena mengingat-ingat kejadian sebelumnya.

"Gue ga ngerti, coba lo cerita detailnya deh," kata Mix dengan ekspresi bingung.

Book pun menceritakan kejadian awal dia bertemu Force sampai kejadian dirinya dijemput kemarin malam kepada Mix dengan nada kesal.

"Jadi gitu Mix. Lo bayangin coba kalo diposisi gue, gimana ga kesal?," kata Book mengakhiri cerita panjangnya.

"Tapi Book, dia ke gue sama anak-anak yang lain ga gitu loh. Malah dia sopan banget manggil gue kakak padahal gue udah bilang umur gue sama dengan dia tapi katanya karena gue udah lebih lama di sini jadi harus dipanggil kak," kata Mix menjelaskan sambil mengingat-ingat perilaku Force ke dirinya.

"Dia? Sopan? Bentar, emang dia umur berapa?," tanya Book bingung.

"Kalo ga salah 20 deh, sama kayak gue," jawab Mix.

"2 tahun lebih muda dari gue?! Kok dia ga pernah manggil gue kayak ke lo? Mana ga sopan banget lagi," tanya Book tambah kesal karena ternyata Force lebih muda darinya.

"Emang kenapa? Lo mau dipanggil kakak? Jadi berasa tua banget ga sih?," tanya Mix bingung dengan pemikiran Book.

"Masalahnya bukan dipanggilan Mix, tapi dia lebih muda dan ga sopan gitu ke gue dan cuman ke gue doang??," balas Book sewot.

"Lo marah-marah mulu ke dia hati-hati suka lo ntar sama dia," goda Mix sambil tertawa kecil melihat reaksi Book.

"Najis banget," kata Book bergidik dan Mix hanya tertawa melihatnya.

"Ga boleh jahat-jahat, inget dia udah jemput lo semalem loh Book," kata Mix mengingatkan Book.

"Gue ga minta," balas Book pendek dengan nada acuh tak acuh.

Mix hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat keras kepalanya Book.

Tiba-tiba Force muncul di sebelah mereka berdua dan memanggil nama Mix.

"Pagi Kak Mix, ini hd yang gue bilang kemarin," sapa Force sambil memberikan HD warna hitam bergambar rubah kepada Mix, yang diterima dengan senang hati oleh Mix.

"Thank you Force, you are my life saver. Nanti gue traktir ya sebagai balasannya," kata Mix dengan ekspresi senang sambil menepuk pundak Force.

"Oke kak atur aja. Gue pergi dulu ya, ada kelas bentar lagi," kata Force dengan senyum tipisnya dan berpamitan kepada Mix.

Setelah Force tidak terlihat lagi, Book pun berpaling ke arah Mix.

"Dia kenapa tiba-tiba ngasih hd dia ke lo?," tanya Book sambil menunjuk hd hitam di tangan Mix.

"Ini? Kemarin gue butuh foto-foto hewan hutan yang realistik buat tugas kuliah gue dan gue tanya Force punya ga, trus kata dia ada di hd tapi karena kemarin hd nya masih dipinjam temannya jadi mau dibawain hari ini aja," jelas Mix sambil memasukkan hd itu ke tasnya.

"Kenapa lo nanya ke Force?," tanya Book yang masih bingung.

"Loh lo ga tau? Dia itu hobi fotografi dan kerja sampingan jadi photographer freelance tapi katanya sih dia lebih suka motoin alam dibanding potrait manusia," jawab Mix.

Book hanya diam dan mengangguk tanda dia paham penjelasan Mix.

"Lo tetangga sama dia tapi ga tau? Lo ga pernah ngobrol berdua?," tanya Mix balik dengan nada serius.

"Emm ngga. Gue ga begitu banyak ngobrol hal pribadi sama dia," jawab Book dengan ragu dan merasa sedikit bersalah.

"Lo coba kurang-kurangin deh sifat lo yang nutup diri dari orang baru itu Book. Walau dia nyebelin menurut lo tapi si Force itu baik loh buktinya dia mau bantu jemput lo malem-malem kemarin," ucap Mix menghela napasnya dan menggelengkan kepalanya tanda dia tidak habis pikir dengan Book. "Dah gue cabut ya, masih ada kelas nih. Pikirin baik-baik kata-kata gue."

Book hanya mengangguk dan bergumam tipis meng-iyakan perkataan Mix. Mix pun membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi.

"Jangan marah-marah mulu sama Force," tegas Mix lagi dengan pandangan serius.

"Iya iya gue ngerti. Udah sana berangkat ntar telat lo," balas Book sambil mendorong badan Mix untuk segera pergi. Mix pun akhirnya pergi setelah memberikan pandangan tajam sekali lagi ke Book yang membuat Book menghela napas lelah.

'Mix bener juga sih. Force ga ada salah apa-apa sama gue malah dia udah nolongin gue kemarin harusnya gue baik-baikin dia. Oke ketemu nanti gue coba deh. Jangan marah-marah,' gumam Book membulatkan tekadnya.

In the End It's You and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang