about the past

238 21 1
                                    

XI-glenmore melewati pelajaran jam pertama sampai istirahat dengan lancar. Tidak satupun murid yang berusaha membuat kegaduhan. Karena itu akan menyebabkan mereka terkena sanksi yang berat.

Mala melangkahkan kakinya menuju bangku dibaris kedua dari depan lalu menepuk pundak seorang perempuan yang tengah sibuk membereskan bukunya.

Tepukan yang Mala layangkan pada  pundak membuat perempuan itu sedikit terlonjak kaget.

"Ish Mala kaget tau..."gerutunya karena Mala malah terkekeh melihat wajah merah padam temannya itu.

"Ayo ke kantin ser" ajak Mala padanya.

"Ogah gue tapi kalo lo yang bayarin sih gapapa." Balas Serly diiringi cengiran khasnya.

Serly Artika Sridevi.
Sahabat baik Mala sedari kecil. Kelakuannya yang kekanakan bertolak balik dengan Mala yang dewasa membuat mereka saling melengkapi.

"Iya gue bayarin." Pungkas Mala tak ingin berlama-lama dikelas dikarenakan keberadaan seseorang yang tak ingin ditemuinya disitu.

Mala menarik tangan Serly sehingga mau tak mau Serly bangkit dari duduknya dan membuntuti Mala dari belakang.

Namun sebelum mereka sampai di pintu depan,seorang lelaki menghadang jalan mereka dengan bersandar di pilar samping pintu kelas.

"Gis...ikut gue." Rupanya lelaki itu adalah Rakha ia langsung menarik pergelangan tangan Mala pelan. Rakha memanggil Mala dengan nama yang dulu Mala sangat sukai membuat Mala tertegun sejenak.

"Apaan sih." Mala tersadar dan berusaha melepaskan genggaman tangan Rakha namun tiba-tiba saja matanya bertatapan dengan mata elang milik Rakha. Sorotan mata Rakha membuat jantung Mala berdebar debar hingga ia tak punya tenaga lagi untuk melawan. Mala segera memutuskan eye contactnya dengan Rakha. Bahkan tangan Serly sudah lepas dari genggamanya.

Serly yang sepertinya mengerti keadaan kembali masuk ke hall utama kelasnya. Membuat atmosfer disekeliling Mala dan Rakha menegang.
Mala merasakan deja vu yang mendalam ketika matanya kembali bertabrakan dengan mata Rakha.

"Gista plis sekali ini aja." Suara Rakha menelusup pada telinga Mala membuat Mala mengangguk tanpa disadari nya.
Bukanya apa namun Mala tak punya pilihan lain selain menuruti kemauan Rakha.

●●●

Taman sekolah yang semula sepi kini berdiri dua insan disana. Keduanya saling diam berkutat dengan fikiran sendiri.

Mala menghela napas singkat.

"Jadi? Ngapain lo ngajak gue kesini,kalo nggak ada apa-apa mending gue balik deh." Ujar Mala ketus karena sedari tadi Rakha hanya diam sambil menatap lurus kedepan.

"Mal,lo tau nggak sih sebenarnya apa yang bikin gue pergi waktu itu?" Baru saja Mala akan beranjak pergi dari sana Rakha tiba-tiba membuka percakapan yang baginya tak masuk akal.

"Ya gatau lah kan elu yang pergi bukan gue." Mala masih kesal dengan dirinya sendiri yang entah mengapa mengiakan ajakan Rakha tadi. Membuat dirinya harus terjebak dalam situasi yang canggung dengan tokoh dari kisah masa lalunya.

"Karna gue tau Mal,kita nggak akan pernah bisa bersatu." Jawab Rakha dengan pandangan yang masih lurus kedepan.

Deg

Mala yang berada disamping Rakha kini menatap lelaki yang pernah singgah dihatinya itu. Mala tak bisa berkata-kata lagi. Tidak salah apabila Rakha berkata seperti itu karena Mala pun tahu betapa sulitnya hubungan ini untuk mereka.

"Kita udah gak ada harapan lagi Mal." Rakha menghela napas dalam. "Lo tau kan kalo sampai kapan pun bahkan seberusaha apa pun kita pada akhirnya kita nggak akan pernah bisa bersatu." Lanjutnya.

Mala kembali menatap ke arah pandang yang sama dengan Rakha,lurus kedepan. Mala berusaha mati-matian supaya lapisan bening yang kini menghiasi mata coklatnya itu tak luruh.

Tiba-tiba sekelebat ingatan merasuk dalam pikiran Mala bak kaset tua yang diputar kembali.

°°°
"Raden,janji ya kita bakal selalu bersama nanti dan seterusnya." Mala menyodorkan jari kelingkingnya kedepan wajah Rakha.

Rakha,bocah lelaki dengan seragam biru putihnya yang sama dengan Mala itu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Mala.

"Raden janji,Raden bakal mencintai Mala sampai akhir." Ucap bocah itu.

"Tapi papa nggak ngebolehin Raden sama Mala." Ujar Mala dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mala, Raden tau soal itu. Itu juga alasan bagi Raden untuk hanya berjanji mencintai Mala sampai akhir bukan menemani lagipula Raden nggak tau apa Raden bisa bertahan lebih lama disini." Jawab Raden sambil menghapus airmata Mala yang sudah membawahi pipi Mala.

Sejak hari itu Mala tak pernah melihat Raden lagi. Raden seperti hilang ditelan bumi. Mala bagai kehilangan separuh hidupnya yang dibawa oleh seorang Raden Rakha Daniswara Putra Permana.

Mala tak pernah tahu alasan Raden pergi.

°°°
"Mala,kamu kenapa!?" Terdengar seorang suara seorang lelaki yang sedikit berteriak. Membuat kedua insan yang sedang dilanda deja vu itu menoleh kearah sumber suara.

"Arkha?" Mala terkejut melihat lelaki yang memakai seragam SMA GRALIND ACADEMY namun dengan warna yang berbeda dengan miliknya tengah berlari ke arahnya dan Rakha.

"Kamu kenapa kok sembap gitu!? Dia siapa Mal?" Tanya lelaki itu sambil menghapus airmata Mala yang membasahi pipinya.

"Aku nggak apa kok Kha kamu nggak usah khawatir ya." Mala menggenggam tangan lelaki itu yang tadi dipakai untuk menghapus air matanya.

Rakha yang melihat itu hanya tertegun. Siapa pria ini? Kenapa dia terlihat sangat dekat dengan Mala? Bahkan mereka memakai aku-kamu? Pikir Rakha.

●●●

Bersambung

Jangan lupa vote ya...
Siapa nih yang penasaran kelanjutanya? Kalo penasaran kasih aku notifikasi yang banyak biar makin semangat up cerita inii btw ini cerita pertama yang aku tuliskan  jadi maaf kalau ada kesalahan yang tidak aku sengaja 🙏



your smile (Rakhmal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang