Setelah Bella membuka celananya, Delva terkejut melihat vagina milik Bella berwarna pink dan mulus. Delva mendekatkan mulutnya ke telinga Bella untuk berbisik dengannya.
"Jangan berteriak selagi aku menghukum mu, understand?" Bisik Delva dengan nada seksi, Bella hanya bisa mengangguk pelan.
Delva mengangkat paha kanan mungil Bella dengan lebar lalu memasukkan 2 jari miliknya yang sedikit lentik dengan perlahan namun pasti.
Baru saja ujung jarinya melewati pintu vaginanya Bella sudah berdesah.
"Ngahh.. Ahhhg..." Delva menikmati suara yang dikeluarkan oleh Bella sambil memasuki vagina nya sebisa mungkin hingga akhirnya masuk sepenuhnya. Kedua jari Delva merasakan betapa lembutnya dinding vagina Bella.
"B-bos.. t-tolong b-berhenti, aghh.." saat Delva mendengar permintaan berhenti namun dengan nada yang seksi, ia akan langsung memaju mundurkan jarinya lagi berkali-kali dengan tempo yang cepat.
"Akh!!" Bella malah mendesah keras karena ia mulai merasa kesakitan namun nikmat. Delva menyeringai, ia membuka paksa kemeja polos biru muda yang dikenakan Bella hingga kancingnya terlempar dan menghilang entah kemana. Delva juga membuka BH Bella perlahan.
"hukumanmu ditambah." Bisik Delva.
dada Bella terlihat sedikit besar namun tangan Delva bisa meremas penuh dadanya. Tangan kanannya yang daritadi memegang paha kanan mungil Bella kini meremas dada Bella dan membuat puting Bella tegang.
"Aghh.. Akh!" Bella hanya bisa memejamkan kedua matanya sambil merasakan rasa sakit dan nikmat yang bercampur aduk.
Saat Delva menyadari bahwa puting Bella tegang, ia langsung mencubit keras puting milik Bella. "puting yang bagus, Bella."
Semakin lama, Delva semakin mempercepat tempo jarinya. Delva menggerakkan kedua jarinya maju mundur dengan tempo yang cukup cepat membuat Bella kewalahan.
Bella tidak bisa berbuat apa-apa sambil mengeluarkan desahnya dari mulutnya dan pasrah.
Delva tak sengaja menyentuh 'letak rahasia' didalam Bella dan Delva baru menyadarinya.
"Ahh! Bos-" tiba-tiba mulut Bella ditutup oleh tangan kanan Delva yang baru saja meremas dada Bella. ia mendengar suara ketukan pintu dari luar. Delva mulai teringat bahwa pintunya belum dikunci.
"P-permisi, apakah saya boleh masuk?" Suara Kazuo didepan pintu, untung saja dia tidak membukanya.
namun 2 jari lentik Delva yang sepenuhnya masih berada didalam vagina Bella, apalagi ia masih menggerakkannya dengan tempo yang lebih cepat dari sebelumnya, membuat Bella ingin berteriak sekencang-kencangnya karena ia akan mencapai klimaks.
"Tidak, kau tidak boleh masuk." Jawab Delva dari dalam, Bella ingin meminta tolong padanya namun sayangnya tangan kanan Delva masih menutup mulutnya dengan erat bahkan Bella tidak bisa bernafas.
"Rapat kita akan segera dimulai dalam waktu 5 menit, bos. Mereka sudah menunggu diruang rapat." Ucap Kazuo memberi tahu dari luar, sebenarnya Delva ingin menambahkan hukuman untuk Bella namun ia baru ingat bahwa dia harus melakukan rapat dengan orang penting.
"Saya akan segera menyusul." Jawab Delva dari dalam. "Baik, bos. Kami menunggu.." setelah itu Kazuo berjalan menuju ruang rapat sambil memikirkan keadaan Bella didalam karena daritadi ia belum keluar dari kantor Delva membuat Kazuo khawatir.
'Bella, kali ini kau beruntung.' Gumam Delva sambil menggerakkan kedua jarinya didalam.
"Mpphh~ Bos.. S-saya a-a-akan keluar!"
Ucap Bella. Delva menyeringai lagi namun dengan lebar sambil mempercepat temponya dengan lebih cepat dan keras dari sebelumnya membuat Bella berteriak sehingga serak karena ia belum terbiasa dengan jari Delva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang nona muda (GXG🔞)
Romance⚠️LESBIAN STORIES 18+⚠️ WARNING: HOMOPHOBIC DON'T READ, JUST AU‼️ *** "apa maksudmu ingin mundur dari pekerjaanmu?" Tanya Delva kepada Bella, Bella sejujurnya tidak nyaman dengan pekerjaannya walaupun gajinya begitu tinggi. "itu adalah keputusanku...