Sudah seminggu Bella tidak masuk kerja, bahkan Bella belum sempat mengambil cuti. Itu yang membuat bosnya sedikit khawatir kepadanya, apakah Bella tidak masuk kerja karena hukumannya saat itu?
"Huft, paling besok juga masuk." Ucap Delva kepada dirinya sendiri sambil memasukkan laptopnya kedalam tas kerjanya.
Saat itu, para cleaning service masih membersihkan kantornya sebelum akhirnya mereka bisa pulang.
**
Di malam hari, Bella terbaring lemas di kasur kecilnya. Lalu Bella mendengar suara ketukan pintu, Bella mencoba berjalan menuju pintu tersebut.
Saat Bella membukanya, ia melihat Kazuo yang masih menggunakan baju kantornya dengan membawa plastik berisi makanan.
"Kamu sakit apa?" Tanya Kazuo.
"Demam doang sih."
Kazuo mengangguk lalu memberikan plastik tersebut kepada Bella, Bella menerimanya dengan senang hati.
"Tadi bos kamu nyariin kamu loh, semoga cepat sembuh ya." Kazuo tersenyum tipis kepada Bella, Bella pun membalasnya hanya dengan anggukan.
**
Di hari Senin, Bella akhirnya bekerja kembali seperti biasanya namun kali ini Bella tidak ingin melihat bosnya lagi karena Bella masih agak takut dengan bosnya apalagi hukumannya yang menurutnya cukup mengerikan.
Saat di sore menjelang malam, Bella sudah menyelesaikan tugasnya membersihkan kantor. Saat Bella hendak pulang, tiba-tiba Aika menarik tangannya.
"Hey, kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Bella bingung.
"Pokoknya, kamu dipanggil sama Bu Delva. Katanya penting."
Saat mereka sudah didepan kantor Delva, Aika melepasnya lalu berbisik pada Bella.
"Hati-hati, ya." Aika mengatakannya dengan nada yang takut karena saat dia disuruh oleh bosnya, Delva menatapnya dengan tajam dan itu membuat Aika semakin takut padanya.Bella mengangguk lalu Aika pergi meninggalkannya.
**
Didalam kantor Delva, Bella hanya duduk disofa sambil melihat bosnya sedang bersiap-siap untuk pulang.
"Pulanglah bersamaku." Ajak Delva.
Bella hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis namun ramah.
Setelah itu, akhirnya Delva dan Bella keluar dari tempat itu. Menuju ke parkiran untuk menaiki mobil Delva.
Setelah Delva menemukannya, Bella terkejut karena kali ini dia menaiki mobil Lamborghini Aventador, karena setiap Delva pergi pasti dia mengganti mobil yang akan dinaikinya.
'Mungkin aku terlihat tidak pantas menaiki mobil ini.' Gumam Bella, dia bergumam seperti itu karena dia hanyalah orang biasa dan hanya sebatas pekerja sebagai cleaning service.
"Jangan sungkan, Bella. Ayo naik." Ucap Delva, Bella mulai menaiki mobil mewahnya.
**
Selama di perjalanan, Bella duduk disampingnya, keduanya terdiam, namun Bella baru menyadari bahwa mereka melewati jalan yang berbeda. Kemana Delva akan membawanya pergi?
"Maaf- Bos- Delva, kemana kita akan pergi?" Tanyanya dengan sedikit bingung, Delva menjawabnya namun pandangannya tetap kearah depan. "Ikuti saja, tenang saja, aku akan segera mengantarmu pulang habis ini."
Mobilnya segera berbelok kearah kiri, lalu beberapa menit berjalan hingga akhirnya mereka berhenti di depan toko es krim. 'Eh, toko es krim?' Gumam Bella, lalu Delva segera keluar dari mobilnya.
"Hey! Ayo turun!" Ucap Delva dengan sedikit tegas yang membuat Bella segera turun dari mobilnya dengan cepat, mesin mobilnya dimatikan saat mereka akan memasuki toko es krim.
Toko es krim nya baru saja dimulai 2 bulan yang lalu, suara pintu toko tersebut terbuka saat mereka memasukinya.
"Selamat datang di toko es krim Valex! Silahkan memilih menu es krim yang anda inginkan!" Ucap seorang wanita yang merupakan karyawan toko es krim dengan ramah, Delva sedang memilih menu yang akan ia pesan.
"1 es krim matcha satu, dan 1 es krim red velvet." Ucap Delva lalu mengeluarkan black card miliknya dari dompet untuk membayarnya. 'Astaga, anaknya saja terlalu tajir!' Gumam Bella yang berada disamping Delva.
Bella segera menoleh kearah Bella lalu menyuruhnya untuk mencari kursi, hanya membutuhkan sekitar 8 menit agar kedua es krim yang ia pesan datang ke mejanya.
"Permisi, atas nama Delva. Ini pesanannya, terimakasih!" Ucap pelayan pria meletakkan kedua es krim di atas meja pelanggan, lalu segera pergi.
Delva mulai meraih segelas es krim red velvet, kedua mata Bella tertuju pada segelas es krim matcha yang belum ia raih. "Ga usah malu, ambil saja yang matcha." Ucap Delva sambil memakan sesendok es krim red velvet, "Eh, baiklah. Terimakasih, Bos Delva!" Ucap Bella dengan antusias lalu meraih es krim matcha dengan sedikit tidak sabar.
'Tunggu, kenapa Delva tiba-tiba menjadi baik seperti ini!?' Gumam Bella namun berusaha untuk tidak berekspresi.
Rasanya seperti kencan pertama, padahal Delva sendiri juga mempunyai pacar.
**
Setelah setengah jam mereka berada disana, tiba-tiba ia mendengar suara pintu toko dibuka. Orang yang membukanya memang terlihat seperti pelanggan, namun Delva merasa familiar dengan muka orang tersebut.
'Tunggu, bukankah itu teman sma ku?' Gumamnya, Delva mencoba mengingat namanya lalu segera menghampiri sosok yang baru saja memasuki tokonya.
"Xavier?" Delva mencoba memanggilnya, hanya itu yang ia ingat. Namun seseorang yang memiliki namanya segera menoleh dan terkejut "Delva!?"
Tbc.
Maaf gak nyambung, cuman itu yang kuinget ( aku baru bisa nulis di hp baru ini, tapi semua alurnya ada di hp lama gweh TwT )
See you on Valentine day!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi sang nona muda (GXG🔞)
Roman d'amour⚠️LESBIAN STORIES 18+⚠️ WARNING: HOMOPHOBIC DON'T READ, JUST AU‼️ *** "apa maksudmu ingin mundur dari pekerjaanmu?" Tanya Delva kepada Bella, Bella sejujurnya tidak nyaman dengan pekerjaannya walaupun gajinya begitu tinggi. "itu adalah keputusanku...