Di tengah alunan musik yang memecahkan suasana bar, Julio sedang terduduk seorang diri sambil terus termenung memikirkan masa depannya. Dari wajahnya, terpancar kegelisahan yang begitu mendalam. Membuat siapa pun yang melihatnya bisa langsung tau bahwa pemuda itu sedang menghadapi sebuah masalah yang sangat besar.
"Sial, kenapa hidupku malah jadi hancur dan dipenuhi oleh masalah seperti ini? Benar-benar menyebalkan!" ucapnya sambil meraih segelas minuman beralkohol dan mengambil beberapa tegukan dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan di dalam hatinya.
Tidak jauh dari tempat duduk Julio, seorang wanita dengan setelan dress berwarna merah terlihat sedang memperhatikan orang-orang dan secara tidak sengaja telah mendengar apa yang diucapkan oleh dirinya. Spontan, wanita itu pun menolehkan kepalanya dan menatap ke arah pemuda itu dengan cukup lama.
"Hmmm ... Sepertinya, aku bisa menggunakan pemuda ini untuk menjalankan semua rencanaku," gumam wanita itu sambil mengembangkan seutas senyuman.
Tak lama setelah bergumam seperti itu, dengan gerakan tubuh yang terlihat cukup elegan, wanita itu pun melangkahkan kakinya dan mulai mendekati meja Julio. "Permisi, apakah aku boleh duduk di kursi ini?" tanyanya sambil menunjuk ke sebuah kursi kosong yang berada di sebelah Julio.
Julio mengangguk. "Ya, tentu saja, Tante. Kursi ini tidak dimiliki oleh siapa pun kok."
"Terimakasih."
Wanita itu meraih kursi tersebut dan bergegas untuk duduk di samping Julio. Dia memandangi Julio dengan mata yang penuh pengertian. "Saat sedang berjalan kemari, aku tidak sengaja mendengar apa yang kamu katakan. Sepertinya, kamu sedang menghadapi masalah yang cukup rumit ya?"
Julio mendongak, terkejut bahwa wanita itu memutuskan untuk bicara dengan dirinya. Dia memandangi si wanita dengan tatapan menelisik. Di detik berikutnya mengembuskan napas berat dan menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.
"Ya ... bisa dibilang seperti itu," jawabnya yang kemudian disusul dengan adegan menghisap batang rokok.
Mendengar hal itu, sebuah senyuman aneh tampak tersirat di wajah si wanita. Seakan mendapatkan satu batu loncatan lagi untuk menggapai harta karunnya, wanita itu pun kembali menatap Julio dan terlihat semakin mencoba untuk mendekati pemuda tampan tersebut.
"Memangnya, masalah seperti apa yang sedang kamu hadapi saat ini, hah?" tanya si wanita dengan tatapan yang begitu teduh.
Awalnya, Julio merasa segan untuk menceritakan masalah hidupnya kepada orang asing. Akan tetapi, setelah melihat sikap yang ditunjukkan oleh si wanita kepada dirinya, Julio pun akhirnya bersedia untuk bicara dan memberitahu wanita asing tersebut tentang masalahnya.
"Aku baru saja dikhianati oleh teman dan juga kekasihku. Mereka berdua dengan sengaja menjebakku dan membuatku memiliki hutang kepada pinjaman online. Sekarang, aku diminta untuk melunasi semuanya. Pihak pinjaman hanya memberikan waktu sampai besok lusa, sebelum akhirnya mereka kembali mencariku dan menjebloskan aku ke dalam penjara," jelas pemuda itu dengan ucapan yang terdengar sedikit bergetar di bagian akhirnya.
Si wanita dengan rambut berwarna coklat tersebut kembali mencoba untuk memainkan sandiwaranya. Dia terlihat memasang ekspresi wajah penuh rasa prihatin dan juga kasihan dengan apa yang sudah terjadi kepada Julio.
"Ya ampun, menyedihkan sekali nasibmu itu ya. Kalau boleh aku tau, berapa hutang yang harus kamu bayar ke pihak pinjaman online itu?"
"Sekitar lima puluh juta, Tante."
"Apa! Lima puluh juta? Itu sama sekali bukan nominal yang sedikit, anak muda. Bagaimana bisa kamu mengumpulkan uang sebanyak itu hanya dalam kurun waktu dua hari saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Kesayangan Tante Elena
RomanceCukup dinikmati saja, gak usah banyak cingcong. Yang mampir ke sini cuman buat PLAGIAT mending jauh-jauh deh. Badan Lo bau sampah njir😜 **** Sinopsis: Tidak ada angin tidak ada hujan, Julio tiba-tiba saja ditawari oleh seorang wanita cantik untuk m...