Panggilan Misterius

31 0 0
                                    

Singkat cerita, Elena dan Julio kini sudah berada di dalam apartemennya. Di sana, Julio tak henti-hentinya berdecak kagum dan menggeleng-gelengkan kepalanya penuh ketakjuban. Jujur, dia masih belum bisa percaya. Dirinya yang kemarin masih tidur di sebuah kos-kosan kecil dengan fasilitas lemari dan kasur single bed saja, kini telah berpindah ke sebuah apartemen mewah hanya dalam waktu kurang dari 24 jam. 

"Nah Julio, ini adalah tempat tinggal kamu selama menjadi sugar baby-ku. Di sini, kamu tidak akan merasa kekurangan. Semua kebutuhan, baik itu yang bersifat primer, sekunder atau pun tersier, akan terpenuhi dengan semaksimal mungkin selama kamu berada di apartemen ini. Jadi kamu tidak perlu merasa khawatir tentang apa pun," jelas Elena sambil berjalan disebelah Julio. 

Julio mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Merasa jika Julio membutuhkan waktu untuk melakukan adaptasi, Elena yang peka akhirnya memutuskan untuk pamit dan meninggalkan Julio seorang diri di tempat tersebut.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Nanti malam, aku akan kembali ke sini lagi dan menjemputmu untuk menemaniku menghadiri sebuah acara."

Kening Julio seketika berkerut. "Menghadiri acara apa, Tante?"

"Acara ulang tahun dari salah satu teman sekaligus rekan bisnisku."

"Oh begitu ya. Eh, tapi aku tidak punya jas atau semacamnya, Tante. Memangnya boleh kalau aku pergi ke acara itu dengan pakaian yang tidak formal?"

"Tenang saja. Untuk masalah outfit, aku sudah memesan beberapa setel pakaian yang bisa kamu pilih untuk digunakan pada malam nanti. Sudah ya, aku pergi dulu. Masih ada beberapa hal penting lagi yang harus aku selesaikan pada hari ini."

"Oh, ba—baik, Tante. Hati-hati di jalan ya," ucap Julio yang kemudian dibalas dengan senyuman oleh Elena.

Tak lama setelah kepergian Elena, Julio mendapatkan sebuah panggilan yang berasal dari nomor tidak dikenal. Karena penasaran, pemuda itu pun mengangkat panggilan tersebut dengan tujuan untuk mencari tau siapa sosok yang saat ini tengah mencoba untuk menghubungi dirinya.

"Halo," ucap Julio dengan suara yang terdengar cukup ramah.

Sayangnya, keramahan itu tidak mendapatkan balasan yang setimpal. Si sosok yang berada di ujung panggilan tidak memberikan jawaban dan hanya terdiam hingga menciptakan suasana yang terasa sangat membingungkan.

"Halo. Ini dengan siapa ya? Apa ada yang bisa aku bantu?"

Kembali, Julio mencoba untuk melontarkan sebuah pertanyaan. Kali ini, dia benar-benar berharap jika si penelpon akan menjawab pertanyaannya tersebut.

Namun, alih-alih mendapatkan sebuah jawaban yang sesuai dengan apa dia inginkan, Julio malah dibuat semakin keheranan lagi dengan kemunculan suara cekikikan seorang laki-laki yang terdengar cukup jelas diseberang panggilan tersebut.

"Hei! Kenapa kamu tiba-tiba tertawa seperti itu? Cepat jawab pertanyaanku. Siapa kamu dan bagaimana bisa kamu mendapatkan nomor teleponku?" tanya Julio yang saat ini sudah tersulut oleh emosi.

Si penelepon itu masih meneruskan tawanya. Mungkin sekitar lima belas detik setelah Julio mengatakan hal tersebut, hingga pada akhirnya dia menghentikan semuanya dan kembali terdiam seperti sediakala.

"Namaku Morteus dan aku ingin mengucapkan selamat kepada dirimu karena telah terpilih untuk menjadi bagian dari permainan yang aku ciptakan," kata si penelepon yang seketika itu juga langsung membuat kening Julio mengernyit dan memperlihatkan ekspresi wajah penuh kebingungan.

"Aku? Bagian dari permainan? Apa maksudmu?" tanya Julio meminta kejelasan.

"Aku tidak akan memberitahumu sekarang. Tapi yang jelas, mulai hari ini, hidupmu akan dipenuhi oleh tantangan dan juga petualangan yang tidak pernah kamu alami di waktu sebelumnya. Jadi, bersiap-siaplah, Julio," ujar sosok itu yang disusul dengan terputusnya panggilan tersebut.

Julio terdiam sesaat. Memandangi layar ponsel yang menampilkan kontak si penelepon dengan rincian durasi dari panggilan yang mereka lakukan. Jujur, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh sosok itu. Namun, ada satu hal yang menarik perhatian Julio, yaitu ketika si penelepon menyebutkan namanya, yang dimana hal itu menandakan bahwa si sosok misterius tersebut memang tau dan mengenal siapa dirinya.

"Aneh. Kenapa dia mengatakan hal yang tidak jelas seperti itu? Siapa dia? Apakah, aku mengenalnya?" gumam Julio dengan segala tanda tanyanya.

***

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19.45. Sesuai dengan apa yang telah dia janjikan di waktu sebelumnya, Elena kembali ke apartemen itu dengan tujuan untuk mengajak Julio pergi ke pesta ulang tahun temannya.

"Julio, apa kamu sudah—"

Elena tak mampu untuk melanjutkan ucapannya. Dia membelalakkan kedua matanya, tatkala melihat sebuah pemandangan luar biasa dimana Julio sedang bertelanjang dada dengan celana pendek yang membungkus di area bawahnya.

"Astaga, Tante. Kenapa Tante tidak ketuk pintunya dulu!"

Julio yang terkejut dengan kedatangan Elena, seketika itu juga langsung menyambar sebuah handuk dan dengan sesegera mungkin melingkarkan handuk tersebut di bagian pinggangnya.

Elena mematung. Menatap ke arah Julio dengan ekspresi yang begitu tercengang. Sejenak, wanita itu menelan ludahnya sendiri. Merasa jika tenggorokannya sedikit kering dan seperti ada sesuatu yang membuatnya kesulitan untuk menelan.

Sadar jika Elena tidak merespons ucapannya, Julio yang merasa kebingungan pun bergegas untuk melangkahkan kakinya dan berniat untuk menghampiri wanita tersebut.

Setibanya dia dihadapan Elena, Julio mengangkat salah satu tangannya dan menggerak-gerakkan tangan tersebut tepat di depan wajah si wanita. 

"Tante Elena, Tante baik-baik saja, kan?" tanya Julio yang secara tidak langsung telah menyadarkan Elena dari lamunannya.

Tidak ingin harga dirinya jatuh hanya karena terpana oleh bentuk tubuh Julio yang begitu menggoda, Elena yang merasa mati kutu akhirnya memutuskan untuk membalikkan tubuhnya dan berusaha untuk menghindari matanya dari sosok Julio.

Tentunya, hal tersebut membuat julio semakin merasa kebingungan. Pemuda itu pun lantas kembali mendekat ke arah Elena dan berniat untuk mencari tau apa yang sebenarnya tengah terjadi kepada wanita itu.

Namun, belum sempat si pemuda merealisasikan pertanyaan di dalam hatinya, Elena yang menyadari jika Julio mencoba untuk mendekat ke arahnya pun spontan berucap dan seketika itu juga langsung menghentikan langkah Julio.

"Cepat pakai bajumu dan turunlah. Aku akan menunggumu di lobby apartemen," kata wanita itu sambil berjalan dengan sangat cepat menuju ke pintu keluar.

Julio yang melihat kepergian Elena hanya bisa terdiam. Mengernyitkan dahinya penuh kebingungan dan rasa tak mengerti dengan segala tingkah laku yang ditunjukkan oleh wanita itu dihadapan dirinya.

"Tante Elena kenapa ya? Kok dia seperti menghindar dari aku? Apa ada hal yang salah sama diriku?" gumam Julio sambil melihat ke sekujur tubuhnya guna mencari tau apa yang sebenarnya telah membuat sugar mommy-nya itu berperilaku dengan sangat aneh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berondong Kesayangan Tante ElenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang