Bab 1 : « Curious »

597 70 10
                                    

Luka dari dalam obatnya apa? Manusia atau binatang? Atau... Organ dalam juga yang akan bekerja sendiri?”

WEST JAYAKARTA, 15 JULY 2018
SMK Cipta Wiyata, 06:35 AM

Mengetuk meja dengan jemari berkali-kali, [Y/n] merasa mengantuk. Memahami rumus yang begitu rumit sama saja seperti mencoba membunuh kinerja otaknya sendiri.

Begitulah menurutnya.

Bagaimana tidak mengantuk? Baru saja memasuki jam pelajaran pertama ia sudah dihadapkan dengan guru bernama Bu Dewi, guru yang merupakan pengajar mapel matematika.

Belum sempat merebahkan kepalanya, ia sempat mendengar beberapa siswi yang duduk di sebelahnya sedang membicarakan seseorang. Biasanya ia tidak tertarik dengan gibahan siswi di sekolah ini, namun kali ini bukan gibah yang biasa saja.

"Denger-denger besok ada murid baru lho!"

"Serius? Cewek apa cowok?"

"Katanya sih cowok! Ganteng lagi!"

[Y/n] yang tak jadi merebahkan kepalanya pun mencoba ikut dalam pembicaraan mereka. Ia perlahan menoleh dan sedikit mendekat agar suaranya dapat di dengar.

"Lu pada tau dari mana kalo besok ada murid baru?" Tanya [Y/n] sambil berbisik.

"Yaelah, emang lu belum tau kabarnya dari Rani? Kan dia temen lu," Sahut salah siswa yang tak kalah update dari si Rani.

Memang [Y/n] memiliki hubungan pertemanan yang cukup baik dengan Rani, tapi mereka bukan sahabat yang sangat dekat. Sejauh ini pertemanan mereka hanya sebatas 'teman sekolah' yang bisa dibilang mereka akan tetap menyapa jika bertemu di luar sekolah.

Tak mau ambil pusing, ia menaikan kedua bahunya seolah tak begitu peduli. Toh, di sekolah ini tak ada yang lebih penting selain belajar. Makan di kantin dan tidur di kelas juga termasuk.

Akhirnya [Y/n] pun kembali ke posisi awalnya dan memutuskan untuk tidur hingga jam pelajaran berakhir.

WEST JAYAKARTA, 15 JULY 2018
Canteen, 09:15 AM

[Y/n] meregangkan tubuhnya setelah dua jam lebih tidur tanpa berubah posisi. Tidur sambil duduk dan merebahkan kepala di atas tangan yang terlipat di atas meja membuat pergerakannya tak bisa leluasa. Karena baginya yang lebih nyaman hanya tidur di atas kasur di kamar kostan saja.

Saat ini ia sedang menunggu kedatangan Rani, ia ingin menanyakan perihal anak baru yang didengar tadi pagi.

(Emang bener kalo besok ada anak baru?) [Y/n] bergumam dalam hati.

Masih penasaran, ia menyadari Rani tak kunjung datang. Ia menguap karena merasa kebosanan. Menurutnya menunggu adalah hal paling menyebalkan, sebab karena menunggu bisa membuatnya bosan dan seakan semesta berusaha mempermainkan rasa penasarannya.

"Ck! Si Rani kemana dah? Udah gua tungguin juga!" Desus [Y/n] yang semakin bosan.

Ia mengetuk jemari ke meja berkali-kali, ini termasuk tanda bahwa dirinya benar-benar bosan. [Y/n] sering mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya karena sedang berusaha bertahan walau merasa bosan dengan hal yang ia hadapi.

Contohnya seperti jam pelajaran di awal tadi, karena tak tahu harus berbuat apa akhirnya ia memilih tidur saja. Setidaknya absen kehadirannya tidak kosong.

𝗗 𝗨 𝗩 𝗘 𝗧【Troublemaker RYG】||  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang