Author: Gavrie Gumilang
(Bagian awal sampai bagian tengah cerita ini terjadi di saat yang bersamaan dengan kejadian di novel Raesya: Agen P.A.C., sedangkan bagian tengah sampai bagian akhir cerita ini terjadi setelah kejadian di novel tersebut.)
°°°
Seorang laki-laki yang bernama Dino Pati sedang pergi ke apartemennya menggunakan motor. Setelah sampai di apartemennya, dia memarkirkan motornya di tempat parkir dan masuk ke lobi apartemen. Dia bertemu dengan seorang pengusaha bernama Fayyad dan sepertinya Dino mengenalnya.
"Mas Dino," sapa Fayyad.
"Pak Fayyad. Saya kira bapak mau ketemu sama saya di restoran Ramen di ujung jalan," kata Dino sambil bersalaman dengan Fayyad.
"Ternyata restorannya lagi penuh hari ini. Kayaknya nggak apa-apa kalo saya langsung nemuin Mas Dino di apartemen ini," kata Fayyad.
"Iya, nggak apa-apa," kata Dino. "Ayo kita ngobrol di kamar saya aja."
Dino dan Fayyad pun menggunakan sebuah lift untuk naik ke lantai empat karena kamar Dino ada di lantai empat. Saat sampai di lantai empat, mereka keluar dari lift dan pergi ke kamar Dino yang memiliki nomor 109. Dino membuka pintu kamarnya dan mengajak Fayyad untuk masuk ke kamarnya.
Di kamar Dino, Fayyad duduk di sebuah sofa sementara Dino membuatkan sebuah kopi susu. Fayyad membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa barang dan menaruh barang-barang itu di meja yang ada di depan sofa.
"Saya izin naruh barang-barang ini di meja Mas Dino, ya," kata Fayyad.
"Iya, gapapa," kata Dino.
Beberapa menit kemudian, Dino akhirnya selesai membuat kopinya Fayyad. Lalu dia membawa kopi itu dengan sangat hati-hati dan menaruhnya di hadapan Fayyad.
"Makasih, ya," kata Fayyad.
"Sama-sama," kata Dino sambil duduk di samping Fayyad.
Dino dan Fayyad pun memulai pembicaraan mereka.
"Jadi begini, Mas Dino. Kita rencananya mau tur di California," kata Fayyad.
"Lho? Bukannya kita tur nya di Wyoming?" tanya Dino.
"Dibatalin. Perusahaan kita jadinya mau ngadain tur nya di California. Semua orang sudah setuju sama hal ini," kata Fayyad.
"Ohh. Ya udah, deh. Saya juga setuju," kata Dino.
Lalu Dino bertanya, "Kita bisa berangkat kapan?"
"Insya Allah tiga hari lagi. Kita sudah nyewa pesawat," kata Fayyad.
"Bagus. Berarti nanti kita bisa berangkat ke sana," kata Dino.
"Sebelumnya saya mau tanya dulu ke Mas Dino. Apa Mas Dino pernah pergi ke Amerika?" tanya Fayyad.
"Uhh, belom," jawab Dino.
"Oh, oke. Kalo begitu saya mau nunjukkin sesuatu terlebih dahulu," kata Fayyad.
Fayyad membuka sebuah kotak kecil yang dia taruh di meja depan sofa. Kotak kecil itu berisi sebuah kacamata. Fayyad mengambil kacamata itu dan menunjukkannya kepada Dino. Dino sama sekali tidak tahu kacamata apa itu.
"Indonesia mungkin sudah jadi salah satu negara yang aman dan tertib di dunia. Tapi ada beberapa tempat di negara lain yang belum kayak begitu. Jadi kita beli kacamata ini," kata Fayyad.
"Apa hubungannya kacamata ini sama tempat-tempat yang ada di negara lain?" tanya Dino.
"Biar saya jelasin. Kacamata ini punya sensor dan filter yang bisa bikin kita nggak bisa lihat apapun yang nggak pantas untuk dilihat. Tapi kayaknya Mas Dino bakal lebih ngerti kalo Mas Dino langsung nyobain kacamata itu," kata Fayyad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gumilang Sci-Fi Universe: Antologi
Science FictionKumpulan cerita pendek yang berlatar di Gumilang Sci-Fi Universe. Selain beberapa karakter dari novel Raesya dan Kota Fernanda dan dua novel lanjutannya, karakter-karakter baru juga akan muncul. Semua cerita dalam buku ini terjadi selama atau setela...