2.59

272 46 53
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Siang itu, bandara penuh dengan hiruk pikuk sanak saudara yang menjemput kepulangan atau kedatangan penumpang pesawat. Satu jam sebelum pesawat mendarat, sudah ada banyak orang yang berbaris rapi di dekat pintu keluar. Setelah pintu terbuka, mereka mulai bergerak-gerak ringan demi menangkap siluet yang ditunggu-tunggu. Kebahagiaan menyinari wajah semua orang, tampak seperti lepas dari jeratan kerinduan. Begitu pula dengan Xiao Zhan yang saat ini tengah mengembangkan senyum semanis madu kala bertemu pandang dengan sang buah hati. Wang Yibo tidak kalah bahagia, tetapi dia tidak jauh berbeda dari Chen Yu yang dipenuhi aura ketenangan. Sementara Gu Wei hanya menunduk sepanjang waktu, baru mendongak ketika mendengar teriakan heboh yang berasal dari adik kekasihnya.

"Papa, Mama, Gege … Xiao Sa di sini!" Lelaki manis itu tersenyum lebar hingga dua gigi kelinci menyembul keluar, benar-benar terlihat menggemaskan. Membuat Gu Wei dihujani rasa gemas dan hampir tidak dapat menahan diri berlari ke arah Xiao Sa untuk mencubit kuat kedua pipinya.

Xiao Zhan segera melambaikan tangan dengan riang. Namun sayang, kegiatan tersebut tidak berlangsung lama akibat petir menyambar ingatannya. Gerakan tangan berhenti di udara bersamaan dengan senyum lebar yang perlahan-lahan membeku. Indra penglihatan dipertajam seiring indra penciuman kehilangan fungsi kerja. Dia sempat lupa cara bernapas ketika tidak sengaja melihat sosok yang terasa familier. Wajah yang dipenuhi aura dominan dan bahaya, tersembunyi di balik topi fedora hitam dengan hiasan bulu berwarna merah. Sedikit demi sedikit, kepala lelaki itu mendongak, mempertontonkan seringai tipis yang ditujukan ke arahnya.

Sekujur tubuh Xiao Zhan meremang, seolah cahaya kehidupan meredup kala menerima aura mencekam dari pihak yang berada jauh di depan. Dia menjadi limbung, nyaris terjatuh jika saja sang suami tidak siaga menopangnya. Mengalihkan atensi ke arah samping, dia menemukan wajah Wang Yibo yang bertuliskan kecemasan. Demi mencegah kecemasan mendekam semakin dalam, dia segera menjelaskan tanpa diminta terlebih dahulu, "Aku terlalu bahagia bertemu dengan Xiao Sa sampai mengabaikan hal lain."

Dengan demikian, raut wajah Wang Yibo mengendur seketika. Napas lega berembus kencang hingga menggelitik wajah Xiao Zhan. Ketegangan akibat melihat lelaki menakutkan itu dengan cepat enyah, digantikan dengan kelembutan yang telah menjadi ciri khasnya. Kemudian, dia kembali mengarahkan pandangan ke depan dan mendapati kehampaan. Pihak lain telah menghilang tanpa meninggalkan sedikit jejak. Namun, bayangan masih tetap melekat jelas pada diri Xiao Sa. Xiao Zhan ingat dengan jelas bentuk bulu merah yang ada di topi lelaki itu sangat mirip dengan pin baju yang ada di dada kiri sang anak. Ketika dilihat dari dekat bukan mirip lagi, melainkan barang yang sama.

Kaki Xiao Zhan tergerak dengan sendirinya, mendekati Xiao Sa yang sedang menempel kuat dengan Wang Yibo. Dekapan mereka terlepas secara paksa, lelaki manis itu mengambil kesempatan untuk membelai pin bulu merah sembari bertanya, "Di mana kamu mendapatkan ini?"

Xiao Sa menjadi bingung kenapa pertanyaan tersebut yang pertama kali keluar dari bibir Xiao Zhan. Tidak ada sapaan kerinduan, menembak langsung dengan pertanyaan yang mendebarkan dada. Sedikit demi sedikit kegugupan melanda, dia berusaha keras meraih ketenangan yang berada di ujung tanduk. "Mama menginginkannya?"

Xiao Zhan mengangguk secara asal yang segera mendapatkan gelengan tajam. Xiao Sa menambahkan, "Tidak boleh. Ini adalah hadiah dari teman. Cukup sulit mendapatkan barang seperti ini."

Dengan demikian, Xiao Zhan semakin yakin dengan persepsi yang timbul di kepalanya. Sementara Wang Yibo diam-diam merekam segala jenis obrolan kedua lelaki manis itu. Dia akan mengingat dengan keras, mencari dengan keras pula. Apa yang diinginkan istrinya benar-benar harus diberikan dalam waktu dekat. Selain karena ingin memanjakan, dia sudah menebak imbalan terbaik apa yang akan dia dapatkan.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang