DEVINO 14

3.8K 182 1
                                    

🐰

Suasana markas Alvagos kini tampak ramai akibat dari kelakuan dua monyet lepas kandang, siapa lagi kalo bukan Darren dan Bastian.

"Goblok Lo babi, tolol"ucap Darren kesal

"Lo yang tolol anjing"ucap Bastian

"Lo kenapa gak bantuin gue, kalah kan kita, ah tai"kesal Darren karena mereka kalah bermain game online yang disebut ML itu.

"Ya Lo tolol udah tau ada musuh masih aja majuin"kesal Bastian

"Lo yang tol--"ucap Darren terhenti saat sebuah tisu berhasil menyumpal masuk ke dalam mulutnya.

"Berisik, sama-sama tolol diem aja Jing"kesal Aldi yang sedari tadi mendengarkan pertengkaran mereka.

"Sialan Lo salahin Noh si bastian gara gara dia bintang gue turun kan"ucap Darren ngotot.

"Udah lah bro santai, rank Lo gak bikin Lo masuk surga"ucap Santai Vino yang saat ini sedang tiduran dengan kepala yang berada di atas paha Vano dan tangan Vano yang sibuk mengelus kepalannya.

"Mampus pak ustadz sudah berkata"ucap Bastian dengan tertawa mengejek yang di hadiahi tempelengan dari Darren.

"Heh ini kepala kalo otaknya geser ke lambung mau tanggung jawab Lo, main tempeleng aja"ucap Bastian

"Emang situ punya otak"ucap Darren santai kemudian bersembunyi di balik badan Aldi menghindari tabokan dari sahabatnya itu.

Sedangkan yang lain hanya geleng-geleng kepala meliha itu, sudah biasa bagi mereka, melihat dua monyet lepas dari kandangnya.

"Pulang yok"ajak Vino dengan memandang ke arah kembarannya.

"Hmm"

"Pulang dulu guys"ucap Vino ke arah anggota Alvagos lain.

"Yoi ti-ati kecantol mbak Kunti"ucap Darren yang di hadiahi jari tengah oleh Vino.

Sekarang Vino dan Vano sudah dalam perjalanan pulang dengan motor sport yang melaju kencang.

"Ada tamu?"kernyit Vano saat memasukan motornya ke garasi dan melihat mobil yang asing baginya.

"Mana ku tau"ucap Vino dengan mengedipkan bahunya.

Baru sampai di depan pintu sudah terdengar suara yang begitu memekakkan telinga.

"Vano cucu nenek dari mana aja kamu, nenek udah kangen sama kamu"ucap wanita paru baya tersebut dengan memeluk Vano.

"Nenek kenapa ke sini?"

"Tentu aja nemuin cucu nenek dong"ucap sang nenek kemudian menarik tangan Vano ke arah ruang tamu yang sudah berisi sang kakek dan kedua orang tuanya.

Vino hanya berdiri di tempat, tangannya gemetar, kejadian buruk mulai terputar di kepalanya seperti kaset yang rusak, air matanya seakan ingin mengalir saat ini juga, kakinya melangkah cepat, hatinya menyuruhnya untuk segera pergi dari sana.

"Vin mau kemana"ucap Vano handak mengejar kembarannya tapi tangannya lebih dulu di tahan oleh sang nenek.

"Kamu mau kemana, disini saja, biarkan anak itu" ucap sang nenek menarik Vano agar duduk di sampingnya.

DEVINO || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang