Malam ini bulan biru bersinar dengan terangnya. Orang-orang masih percaya dengan adanya kekuatan yang terpancar dari bulatan indah itu. Namun, dibalik keindahan dan kekuatan yang berupa keabadian itu tersimpan sisi kelam yang hanya beberapa orang yang tahu. Bulan biru yang suci itu akan membalas siapapun yang mengingkari kesuciannya.
‘Siapapun yang melakukan perbuatan tercela saat bulan biru sedang di puncak sinarnya akan mendapatkan sebuah kutukan yang tidak seorangpun yang tahu cara memutuskannya.’
Dibalik kengerian itu ada sebuah keindahan yang sejalan dengan penggambaran sinar biru yang ia pancarkan. Semua kebaikan dan kejahatan pasti akan ada balasannya. Orang-orang percaya jika melangsungkan sebuah pernikahan atau menyatakan perasaannya pada orang lain disaat bulan biru sedang bersinar, hubungan itu akan menjadi abadi bahkan hingga kekehidupan selanjutnya.
Tidak ada yang tahu kebenaran dari anggapan itu tapi Seanara menganggapnya jika hal itu merupakan hal yang indah. Sudah sejak 10 tahun ia berada di tempat ini. tempat yang dahulu bernama Caeruleum yang dikenal dengan keabadiannya.
Tempat yang indah dan terang karena disinari bulan berwarna biru, tidak seperti tempatnya dahulu yang disinari oleh bulan berwarna merah. Bahkan saat bulan merah bersinar dan dewa kekuatan yaitu Riella dipercaya turun ke bumi, wanita maupun anak-anak harus tertutupi di dalam ruangan karena dipercaya kekuatan dari Dewa Riella tidak akan kuat ditanggung oleh mereka. Indah, bulan merah itu indah. Sesekali Seanara mencuri lihat bersama ibundanya. Memang terkesan menakutkan tapi Seanara merasakan kehangatan disana.
Seanara merindukannya. Tentu. Apalagi merindukan sang ibunda yang selalu menemaninya.
Lelaki berpakaian serba putih itu tersadar dari lamunannya saat seseorang menyampirkan sebuah mantel hangat di bahunya. Seanara tersenyum lembut, mengetahui si pemilik mantel itu.
“Cuaca sedang dingin, kenapa kau memakai pakaian setipis itu di luar?”
Seanara ingin menikmati bulan biru yang sedang bersinar dengan bebas. Ia memilih keluar dari kamarnya dan menuju taman belakang yang dipenuhi dengan bunga-bunga. Ia terkagum karena bunga-bunga dengan berbagai warna itu seketika menjadi berwarna biru.
“Aku mencarimu di ruanganmu. Lain kali kau harus membawa pengawal bersamamu jika ingin keluar.”
Cerewet, batinnya mendengar omelan lelaki di sampingnya itu. Seanara tidak menanggapi omelan itu, ia hanya menyelipkan tangannya pada lengan kokoh lelaki itu sembari mengelusnya pelan.
“Aku tidak akan bersama orang lain selain dirimu,” ucap Seanara sembari mengusak pipinya di lengan atas Ryanaga.
“Demi keselamatanmu,” tegas Ryanaga.
“Ugh, baiklah,” tanggap Seanara dengan nada malas.
Ryanaga melepaskan pelukan Seanara pada lengannya dan memposisikan lelaki itu untuk menghadapnya. Wajah cantik itu semakin indah disinari dengan sinar dari bulan biru. Senyum tipis itu ia yakin tidak terlepas sejak tadi. Ryanaga meraih salah satu tangan Seanara dan menempatkan suatu benda yang tidak asing bagi keduanya. Terlihat dengan jelas keterkejutan di wajah Seanara.
“Blue jade?”
Blue jade merupakan sebuah tanda bagi seluruh orang yang tinggal di kawasan Kerajaan Caeruleum. Seperti halnya red jade yang dimiliki oleh orang-orang yang merupakan masyarakat Kerajaan Mensis. Ukiran nama di dalam blue jade membuatnya menjadi sebuah identitas. Kehilangannya sama dengan kehilangan jati dirinya sebagai orang Caeruleum.
Masih dengan ekspresi tidak percayanya, Seanara mencoba membuang semua anggapannya mengenai lelaki di depannya itu.
“Ryanaga Meeza bukanlah namaku dan aku bukan berasal dari Aegaeon.”
![](https://img.wattpad.com/cover/291854932-288-k448866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MOON CURSE
Fantasy!! Boys Love !! Terlahir kembali sebagai Giovanni Di Annantonio membuatnya berpikir jika ia akan bebas dari jeratan kehidupan sebelumnya. Namun, siapa sangka ternyata alur cerita dari kehidupan sebelumnya terulang kembali. Alasan dibalik terlahirny...