13

415 27 1
                                    

Seorang lelaki dengan gagahnya berkuda membelah hutan dimalam hari yang gelap gulita, dengan sebuah panah sembari menajamkan penglihatannya untuk melihat mangsa yang berkeliaran di hutan.

Saat melihat sasaran dengan senyum miring ia mulai menarik busur panahnya tanpa memegang kendali kudanya. Untungnya kuda itu sudah terlatih bahkan itu memang kuda setianya, kuda itu sudah seperti sahabatnya sendiri untuknya, ia tidak akan membiarkan kuda ini mati atau terluka di tangan orang lain.

Saat dirasa anak panahnya sesuai dengan arah mangsa, dengan cepat ia melepaskan anak panah itu dan melesat cepat hingga mengenai mangsanya tepat. Burung yang jaraknya berpuluh meter dari tempatnya dan bahkan ia sedang menunggangi kuda yang terus berlari burung itu tetap tumbang, karena kelihaiannya yang sudah sangat meningkat dan itu membuat kepuasan tersendiri untuknya, ia rasa dirinya harus lebih kuat dari 'dia'

Setelah melihat burung itu terjatuh dari pohon dengan cepat ia mengambil kendali lagi atas kudanya dan mulai mengarah untuk pulang. Ia merasa ada yang merindukannya sekarang, dengan senyum tipis ia memacu kuat kudanya agar lebih cepat sampai ke kerajaan.

---

Tiara meringkuk didalam kamar dirumah orangtuanya sendirian, ia merindukan suaminya yang tengah berada di luar kota sekarang, ingin menghubungi namun ini sudah hampir tengah malam, takut menganggu istirahat sang suami.

"Aku harus apa lagi?" ucapnya sedikit frustasi dengan isakan kecil.

Tak lama ia mendongak dan menatap langit-langit kamar, air matanya tetap terjun bebas tanpa bisa ditahan, Tiara terus memikirkan Zarhan yang entah tengah memikirkannya atau tidak.

Ting!

Lamunan Tiara teralihkan dengan suara notifikasi di ponselnya, ia menggapai ponsel yang berada di nakas samping ranjangnya. Dan melihat siapa yang mengirim pesan, ternyata itu Zarhan!

Tiara tersenyum sendu, ternyata suaminya juga memikirkan dirinya dan tidak bisa tidur.

WhatsApp notifikasi
Sudah tidur sayang?

Tiara menghapus air matanya dan mulai mengetikkan balasan untuk Zarhan.

Mas Zarhan

Sudah tidur sayang?

Belum, mas.

Kenapa? Gak baik,
bumil begadang.

Kangen mas.

Kenapa ga nelpon mas?

Takut mas udah tidur

Walaupun mas udah tidur,
Kalo itu telpon dari kamu, mas
Pasti bangun dek

Iya mas, gak lagi

Mas telpon.

Akhirnya dengan itu Tiara bisa tidur dengan nyenyak walaupun tidak berbicara banyak, entah kenapa setelah telponan dan mendengar suara Zarhan, rindunya sudah sedikit terobati dan merasa ngantuk. Malam itu mereka sama tertidur dengan telpon yang tidak dimatikan, layaknya anak muda, yang katanya sleepcall

Zarhan sebenarnya juga tidak bisa tidur makanya ia coba-coba untuk mengirim pesan kepada istrinya siapa tau istrinya itu masih bangun, dan ternyata istrinya juga tidak bisa tidur sama sepertinya.

---

Pagi ini Tiara sudah terbangun namun belum keluar kamar untuk menyapa orangtuanya karena perutnya terasa kram jadi ia mengusapnya sembari menunggu mereda ia malah kepikiran Kananta.

KEKASIH GAIB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang