Hari-Hari Bersama Danu

20 2 0
                                    

Jika Flora menyukai dunia novel maka Danu senang dengan dunia coret-moret. Di kala senggang ia mencoret.   seringnya juga laki-laki itu mencoret-coret buku catatan yang seharusnya dijadikan tempat menulis materi yang di sampaikan guru.

Flora mengabaikan novelnya, dan kini matanya terfokus pada satu objek yaitu Danu. Laki-laki itu hanyut dengan dunianya, dia begitu serius menggambar, jarinya tampak lihai berdansa di atas bukunya yang mulai lusuh.

"Penulis novel itu pasti marah kalau novelnya lo anggurin gitu aja, Ra," celetuk Danu menarik Flora dari lamunannya.

"Tahu kok kalau gue itu ganteng. Tapi ngeliatinnya biasa aja dong, ngga perlu sampai meler gitu."

"Najis lo! narsis banget gila."

"Mengakui kalau gue ganteng itu ngga dosa lo kok."

"Titisan kudanil gitu lo bilang ganteng?"

"Hati-hati lo! kudanil juga ciptaan tuhan! menghina ciptaannya sama juga dengan menghina penciptanya." Ujar Danu yang tiba-tiba mendadak bijak.

"Siapp bapak ustad."

"Eh BTW lo gambar apaan? serius amat."

"Gambar sesuatu."

"Mau lihat."

"Ngga boleh."

"Pelit lo. Lihat bentar juga."

"Ngga boleh. Ini sama pentingnya dengan rahasia negara."

"Cih, songgong amat."

"Gue besok mau rahasian juga sama lo!"

"Cie ngambek "

"Ngga ngambek," ujar Flora dengan nada jutek, Danu tersenyum puas melihat wajah sahabatnya yang masam.

Danu mengacak rambut gadis itu, "Udah, ngga usah marah." ujar laki-laki itu lembut.

"Gimana kalau kita mancing di danau. kita udah lama ngga mancing kan?" Danu adalah manusia yang paling tahu memancing api marah Flora sekaligus paling bisa meredakan marahnya gadis itu.

Selain suka novel, Flora juga sangat suka memancing bersama Danu di danau.

"Mauuu!" tentu saja ajakan itu disambut dengan sangat baik oleh Flora. Bagaimana ia bisa menolak hal yang sangat ia sukai. Amarah gadis itu seketika hilang, berganti dengan wajah ceria dan senyum cerahnya.

"Lets go!" Flora memimpin jalan dengan semangat. Danu menggeleng kepala menyaksikan tingkah sahabatnya itu.

"Ajaib banget sahabat gue." gumam Danu pelan.

***

Memancing bersama Danu sangat menyenangkan, pasti menyenangkan, dan selamanya menyenangkan.

Dengan alat pancing seadanya, cacing sebagai umpannya, dan Danu yang berada di sampingnya itu sudah cukup Flora untuk merasa bahagia.

"Yeayyy! Akhirnya mancinggg lagiii!"

"Sumpah anginnya enak banget." Sorak Flora yang sedang menikmati semilir angin yang menyambut hadirnya.

Danu melebarkan tangannya menikmati angin sejuk di tepi danau ini. Matanya menatap Danau dan sekelilingnya penuh kagum.

Negri kutub tanpa Salju (Nirgundah)
Danu berujar lantang. Tentu saja Flora menoleh kaget pada laki-laki itu.

kebun teh membentang luas

Hijau, semerbak, obat jiwa-jiwa yang patah

Apel dan Strawberry yang gemar berbuah

Bahagia itu Milik Siapa?Where stories live. Discover now