"Jelek!" Wyman berkata sambil cekikian tidak jelas. Dia bahkan tidak terpesona dengan anak perempuan itu.
Anak perempuan itu jelas marah padahal aksinya sudah sangat keren dan menakjubkan. Tapi Wyman hanya cekikian karena merasa anak ini aneh.
"Kenapa? Mau marah? Dasar kecil!" Cetus Wyman
"Tidak! Siapa juga yang mau marah!" Balas anak perempuan ini dengan nada kesal
"Bilang aja jangan malu-malu, aku tidak akan tertawa" ekspresi Wyman rasanya ingin tertawa
"Hum aku ingin tau tentang dirimu. Siapa namamu, bunga kecil?" Lanjut Wyman.
Anak perempuan itu menunduk lalu menatap wajah Wyman yang sedang menyeringai.
"Namaku Chandra Adele Anjaniana, panggil saja Anjani" Anjani tersenyum kecil.
"Namamu aneh sekali. Kamu itu siluman ya? Bunga di meja kayuku hilang bunga itu jelek seperti dirimu!" Wyman tertawa dan menatap Anjani remeh membuat amarah Anjani meningkat pesat.
"Diam aku tidak jelek! Aku bukan siluman hanya saja aku memang jelmaan bunga, jangan menghinaku itu tidak baik! Kamu di ajarkan tata krama tentang menghormati wanita?" Nada Anjani mulai seperti orang dewasa yang marah.
Anjani marah membuat Wyman ingin tertawa keras tapi ini sudah malam. Wyman tidak ingin menganggu kakeknya dan keluarganya saat ini. Wyman menatap wajah Anjani yang marah.
"Anjani. Kalau aku boleh jujur kamu itu jelmaan bunga layu? Kenapa tidak menjadi bunga untuk kehidupanku?" Canda Wyman menghibur suasana Anjani.
Anjani semakin marah dan wajahnya merah karena tersipu dan marah. Anjani sangat menggemaskan aku harus selalu menggodanya pikir Wyman. Padahal mereka masih berumur sekitar 10 tahun tapi mereka cukup menggemaskan.
......
Anjani masih saja berdiam karena marah. Tetapi Wyman hanya menyeringai main-main lalu mendekat ke Anjani memainkan rambut Anjani
"Jelek!" Cetus Wyman lagi sambil terkekeh.
Anjani hanya diam sambil melototi Wyman dengan matanya yang coklat. Semakin Anjani marah itu sebagai hiburan Wyman. Wyman hanya bisa merasakan kegelian melihat Anjani marah.
"Bersyukurlah aku mengatakan kamu jelek, daripada aku mengatakan dirimu payah itu menyakitkan bukan?" Wyman menyeringai lebar lalu Anjani semakin marah dan menjadi bunga merah yang cantik di lantai klasik itu.
Yah dia jadi bunga tidak asik sekali, dasar kecil pikir Wyman.
Wyman meletakkan sesosok bunga Anjani di meja kayunya lagi lalu mengelus bunga itu.
Anjani aku akan membuatmu marah karena itu memang hiburanku.
........
Keesokan paginya Wyman bangun dan melihat sesosok anak perempuan sedang merobek buku tapi Wyman tidak menyadari itu bukunya. Wyman hanya tertawa. Wah mainanku sudah mengacaukan pagi yang indah.
"Selamat pagi"
Wyman mendekat ke arah meja kayunya dan tidak! Yang di robek Anjani adalah buku pekerjaan rumah yang besok akan di kumpulkan di sekolahnya. Wyman segera merampas bukunya yang sudah setengah robek dan menjambak rambut Anjani.
"Apa yang kamu lakukan Anjani!, Aku marah!" Tegas Wyman.
Anjani berteriak kesakitan dan meringis lalu mengigit tangan Wyman. Teriakan Anjani menarik perhatian semua orang di dalam rumah Wyman lalu masuklah ibu Wyman terkejut karema ada anak perempuan yang cantik berada di kamar putranya. Mencurigakan.
"Wyman siapa anak ini? Kamu membawanya?"
"eee-eee ini ibu, tidak aduh, gara-gara kamu!" Wyman gugup takut ini kesalahpahaman."Jawab ibu Wyman!" Cetus ibu Wyman sambil menunduk melihat Anjani. Anjani hanya diam sambil berkomat kamit lalu mulai membuka mulutnya yang kecil
"Saya ini adalah seekor bunga yang bisa berubah menjadi manusia" lirih anjani.
Ibu Wyman terkejut dan menatap Anjani dengan raut tidak percaya. Tidak mungkin jika anak perempuan yang manis bisa menjadi bunga itu kedengaran aneh.
"Dia aneh! Dia berisik! Ibu usir saja dia! Dia memang bunga yang kemarin ada di lenganku karena tertiup angin malam" kesal Wyman.
Anjani merasa bersalah lalu Anjani menatap ibu Wyman lalu ibu Wyman hanya menatap heran. Lalu membelai rambut halus Anjani
"Tenang jangan takut saya ibu Wyman, dia memang anak yang nakal. Jangan dengarkan perkataan dia. Nama kamu siapa?" Ucap ibu Wyman dengan senyuman hangat itu menenangkan hati Anjani.
"Sekarang Wyman! Kamu pergi bersiap-siap untuk kesekolah! Cepat!!!!" Gentak ibunya. Anjani hanya terkikik lalu Wyman hanya menggerutu
"Tapi buku pekerjaan rumahku di robek dengannya! Dia sangat kejam! Sudah jelek kejam lagi! Aku ingin membuatnya nangis terus di luar agar orang orang memarahinya ibu!!!" Kesal Wyman menghentakkan kakinya lalu menatap ibunya dengan kesal.
"Wyman!!!!!!!"
Ibu Wyman mendekat dan menjewer kuping Wyman lalu membawa Wyman keluar kamar. Anjani hanya tertawa tapi pada saat yang sama Anjani juga merasa bersalah.
Anjani memasukkan buku-buku Wyman yang di butuhkan di tembok sudah ada jadwal mata pelajaran Wyman. Tulis tangan Wyman berantakan tapi Anjani bisa melihat tulis tangan Wyman itu.
Dia menyebalkan tapi aku suka cara dia marah. Aku ingin membuatnya marah dan dia juga di marahi orang lain. Tunggu saja aku dewasa. Gumam Anjani dengan lembut sambil memasukan buku-buku ke tas Wyman.
.....
Anjani sialan aku harus di marahi oleh ibuku untuk tidak ada ayah pasti aku akan di cambuk karena meremehkan wanita. Awas akan kubuat dia selalu menangis sampai orang di luar memarahinya gumam Wyman dengan kesal saat dia sedang di marahi.
Anjani berlari ke arah Wyman berada lalu memberikan tas Wyman dengan senyuman. Tapi itu tidak meluluhkan hati Wyman. Wyman kesal dengan Anjani
"Ini Wyman aku sudah merapihkan nanti aku akan membantumu mengerjakan pekerjaan rumahmu! Tenang!" Anjani bersemangat lalu ibu Wyman hanya menatap heran kedua anak kecil di depan itu.
"Tidak usah tersenyum , pastikan aku akan membuatmu marah dan menangis di depanku" cetus Wyman dengan dingin lalu Wyman pergi bersiap siap. Rasa bersalah Anjani muncul.
Ibu Wyman menepuk pundak Anjani dan berkata.....
KAMU SEDANG MEMBACA
DO NOT READ : Bunga bermekaran.
Fantasy→ TOLONG VOTE YA TOMETIES(◕ᴗ◕✿) "Anjani? kamu dengar suaraku? Dengarkan dulu saya sudah berjanji padamu kan? Menjadi seorang pria hebat yang mempunyai jabatan yang lumayan di kerajaan. Membawamu ke tempat yang indah" - Itu suara seorang lelaki...