Anjani. Ya Anjani..
Langit tidak lagi cerah , semakin gelap dan gelap tetapi Anjani tak kunjung pulang ini mengkhawatirkan seluruh keluarga Bektis,Ya itu Nama keluarga Wyman.
Wyman tidak peduli jika Anjani hilang entah kemana. Dia duduk sambil memikirkan hari untuk esok apa yang harus ia siapkan. Wyman tidak menyukai keberadaan Anjani.
Semoga anak itu tidak kembali, pasti ibuku akan pilih kasih , pikirnya.
Wyman itu seorang anak tunggal dia hanya mempunyai sepupu yang juga menyebalkan tidak seperti Anjani. Anjani hanya gadis kecil yang polos.
Beberapa saat ibu Wyman datang ke kamarnya.
"Wyman , Anjani tidak ada di seluruh rumah. Coba kamu cari di hutan cello siapa tau dia disana" suara ibu Wyman tampak khawatir. Apalagi Wyman yang merasakan perasaan iri.
Kenapa Anjani di pedulikan? Padahal dia orang asing?!!!
"Wyman tidak mau! , Ibu saja yang mencari! Kenapa harus peduli pada orang asing itu?!" Ujar Wyman sedikit serius. Aneh sekali dia bisa serius!
Ibu Wyman sedikit kesal tapi emosinya di tahan agar tidak menjadi keributan. Memang ada seorang ibu yang akan pilih kasih?
"Yasudah..., Biar ibu saja ke hutan, kamu sama kakek ya? Jaga kakek ya?" Ujar ibunya. Wyman mengangguk lalu mengabaikan keberadaan ibunya. Huu Wyman anak macam apa kamu ini!
.....
Ibu Wyman sudah mencari di sekeliling hutan cello yang sudah gelap gulita tetapi tanda tanda jejak Anjani belum terlihat.
"ANJANI! ANJANI! ANJANI!!"
Tiba tiba seekor rusa datang membawa Anjani. Tetapi....
Ibu Wyman karena kegirangan ia menunggu Anjani untuk memeluknya. Anjani berlari kegirangan dan dia menemukan sesosok ibu.
Anjani memeluk ibu Wyman tetapi sungguh di luar dugaan . Di belakang ada jurang yang sangat berbahaya.
Syukurlah Anjani di tolong oleh Edric saat hampir jatuh ke jurang yang curam itu, melihatnya saja membuat bulu kuduk merinding. Tapi tidak dengan ibu Wyman.
Tangan kecil anjani meraih tangan wanita itu. Mata Anjani di penuhi air mata yang kini menderas. Anjani tidak mau kehilangan seorang yang di sayangi oleh temanku.
Anjani masih sangatlah kecil jadi kekuatannya mana cukup untuk menarik tubuh wanita itu. Wanita itu berusaha naik dengan bantuan Anja. Edric kemudian membantu anjani untuk menarik wanita itu. Bayak waktu di habiskan untuk menarik ibu Wyman.
Akhirnya. Usaha Anjani tidak sia-sia.
"Bolehkah aku memanggilmu ibu?"
Seru Anjani di bukit itu.
....
Wyman sedang bermain kelereng bersama temannya. Dia terus menang, menjengkelkan sekali jika kalian bermain dengannya pasti kelereng kalian akan habis.
Wyman tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dia hanya bercanda riang dengan teman temannya. Dia anak aneh yang selalu membahas tentang hal-hal politik padahal dia masih kecil. Temen-temannya kadang heran, apakah dia masih bisa di sebut anak-anak?
Teman-teman Wyman mulai pergi kini tinggal dia sendirian. Dia duduk mengamati ruangannya yang sepi. Kakeknya sedang memancing di sungai. Ia tau jika dia ikut pasti akan rusuh. Wyman memikirkan ide untuk mengerjai Anjani.
Anak sialan itu harus di kerjain! Tapi enaknya apa ya?
Wyman memikirkan ide kejahilan yang sangat rahasia dan mengejutkan.
.....
Anjani pulang bersama dengan ibu Wyman yang sudah pingsan. Edric hanya mengantarkan arah jalan pulang ke kediaman keluarga Bektis saja.
Kantung mata anjani bengkak karena tangisannya yang pecah. Tubuh Anjani tidkak sanggup menopang tubuh ibu Wyman akhirnya Anjani tergeletak cukup keras di tanah. Tepat di pintu gerbang
Bruk!
Suara jatuh itu membuat salah satu pelayan di sana yang sedang membersihkan halaman terkejut dan segera berlari ke sumber suara. Suara serak Anjani meminta tolong.
Segera pelayan itu membawa ibu Wyman masuk. pertanyaan yang Anjani lontarkan kini belum di jawab. Anjani yakin dia bisa memiliki sesosok ibu.
Aku tau ibu Wyman pasti dengar pertanyaanku. Anjani mau seorang ibu. Ibu Wyman juga ibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DO NOT READ : Bunga bermekaran.
Fantasy→ TOLONG VOTE YA TOMETIES(◕ᴗ◕✿) "Anjani? kamu dengar suaraku? Dengarkan dulu saya sudah berjanji padamu kan? Menjadi seorang pria hebat yang mempunyai jabatan yang lumayan di kerajaan. Membawamu ke tempat yang indah" - Itu suara seorang lelaki...