Chapter : Merepotkan 1 (Two)

3 1 0
                                    

"Nak, jangan takut pada dia. Oke?" Kata lembut ibu Wyman menenangkan Anjani seketika.

Anjani tersenyum kecil lalu menatap ibu Wyman di depannya lalu dengan lembut berkata

"Saya meminta izin untuk tinggal disini Bu,  tapi Wyman pasti akan menyuruhku pergi dia lelaki menyebalkan!" Cetus Anjani, ia berani berkata seperti itu pada ibu Wyman langsung.

Ibu Wyman hanya terkekeh dan membelai rambut Anjani dengan lembut. Ibu Wyman jelas geli dengan sikap Anjani yang terang-terangan atau susah menyembunyikan ekspresi apapun dari dirinya itu.

"Tunggu sebentar, nak" ibu Wyman berjalan pergi ke kamar yang berada di lantai atas.

Anjani melihat sekeliling rumah tampak cukup besar memang ayahnya seorang panglima yang jarang sekali pulang.

Anjani mulai penasaran dengan rumah ini lalu Anjani mulai berjalan dengan kakinya yang mungil dan kotor itu ke sisi foto yang di pajang ada seorang pria gagah dan tampan memakai baju panglima itu ayah Wyman. Dan ibunya sedang menggendong Wyman. Foto itu di ambil saat Wyman masih bayi.

Dia akan tampan seperti ayahnya aku yakin , tapi aku masih menunggu dia menyesali perbuatannya pikir Anjani.

Saat anjani ingin berbalik ia jatuh dan Wyman dengan menyilangkan tangannya menatap Anjani remeh lalu mengulurkan satu tangannya untuk membantu Anjani.

Satu tangan Anjani mulai meraih tangan Wyman tetapi Wyman dengan sigap mengambil tangannya lalu tertawa.

"Siapa yang ingin menolong anak jelek dan kecil sepertimu?" Ejek Wyman

Anjani menatap Wyman dengan muram lalu Anjani berdiri dan pergi meninggalkan Wyman sendiri di sana. Anjani perlahan masuk ke kamar Wyman.

"Jangan masuk! Ibuku akan menyiapkan kamarmu!! Dasar jelek kammu merepotkan keluarga ini!" Ejek Wyman lagi tapi suaranya lebih serius. Menggemaskan sekali.

Anjani merasakan perasaan bersalah pada ibu Wyman lalu ibu Wyman dengan cepat menyuruh Wyman pergi. "Ayo berangkat sekolah, Anjani kamu jaga rumah ya? Nanti kakeknya Wyman akan datang sebentar lagi!"

Anjani memgangguk tapi wajahnya mengerut karena merasa bersalah karena dia merepotkan ibu Wyman. Benar kata Wyman aku ini merepotkan.

......

Anjani berkeliling rumah Wyman dengan khawatir karena ia merepotkan. Lalu Anjani keluar rumah dan melihat pekarangan yang indah sekali di luar rumah Wyman ada hutan. Segera Anjani ke hutan itu karena melihat kupu-kupu yang cantik segera anjani mengikuti tanpa sadar sudah berada di dalam hutan yang pepohonannya lebat.

Anjani ketakutan dan mulai menangis di tengah situasi tegang itu membuat bulu badannya bergoyang merinding dan tambahnya angin pagi.

Anjani tetap menangis ketika melihat seekor rusa Anjani berusaha menjauh dengan air matanya berjatuhan dia berlari tapi malahan terjatuh ke tanah kasar sehingga lututnya lecet.

"Aduhh..........." Anjani memegang lututnya dan menangis tapi rusa itu mendekat dan menjilati lututnya. Itu menjijikan dan menyakitkan bagi Anjani sendiri.

Rusa itu sepertinya baik lalu tangan Anjani mulai membelai bulu halus sang rusa

"Kamu baik? Maaf aku takut" Anjani tersenyum pada rusa itu. Tapi ketakutan masih pada dirinya.

Anjani dan rusa itu duduk berdua di bawah pohon yang cukup besar dan tinggi. Rusa itu bisa berbicara karena juga siluman sayangnya rusa itu dikutuk selamanya tidak bisa kembali kewujud manusianya lagi.

"Kasihannya kamu, yang sabar ya?" Anjani tersenyum

"Tidak apa-apa, menjadi rusa kadang terancam itulah resikonya aku seharusnya tidak sombong ataupun melakukan hal negatif pada keluargaku" ucap rusa itu

"Nama kamu siapa?" Anjani bertanya pada rusa itu.

"Edric panggil saja itu namaku terlalu panjang untuk di ingat,"

"Edric? Apakah aku bisa keluar dari hutan ini?"

"Sebenarnya bisa saja, tapi agak jauh. Kenapa kamu bisa kesini?"

"Aku mengikuti kupu-kupu yang cantik tapi aku tersesat!"

"Oh baiklah ayo kita beristirahat terlebih dahulu sebelum kita pergi"

"Benarkah kamu akan mengantarku pulang? Terimakasih Edric!"

Anjani memeluk rusa itu dengan kegirangan lalu mereka berdua tertidur di bawah pohon besar itu. Suasana sangat damai. Hari hampir siang.

.......

Wyman di sekolah sangat kesal sehingga dia tidak fokus saat pembelajaran. Wyman masih bersekolah dasar tapi ini khusus untuk anak panglima. Ada juga anak dari banngsawan.

Wyman memikirkan Anjani dan rencananya untuk menghancurkan hati Anjani dan di benci oleh semua orang.

Anjani awas saja kau! Tapi menurutku aku harus membuatmu merasa bersalah dahulu pikir Wyman. Seringai jahat itu muncul. Dasar anak kecil.

Suasana sekolah Wyman sangat ramai tapi pikiran Wyman memang seperti anak kecil dan mukanya juga. Tentu dia juga anak kecil.

Tiba tiba Wyman di hampiri oleh segerombolan temannya.

"Wyman nanti kami semua main di rumahmu ya? Rumahmu luas dan masakan ibumu enak, ya kan?"

"Betul tuh"

"Setuju, bagaimana bolehkah bos?"

"Ayolah!"

Wyman menatap mereka kesal dan wajah Wyman kembali muram. Mereka membuatku kesal , aku takut Anjani di dekati oleh mereka

"Baiklah tapi kalian jangan ke kamarku oke? Ada sesuatu yang langka. Mengerti?" Ucap Wyman tapi kalo ini dengan kesal.

"Oke!" Ucap segerombolan itu dengan kompak. Lalu mereka bermain dengan Wyman seperti anak kecil pada umumnya. Tapi mereka pikir...

Wyman orang yang mempunyai pikiran seperti orang dewasa. Mungkin saat Wyman dewasa,  pikirannya akan lebih dewasa. Wyman anak pintar tapi sering menjahili anak perempuan berganti baju olahraga.

....

Terimakasih telah membaca temoties....

DO NOT READ : Bunga bermekaran.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang