Typo perusak suasana! ⚠️
Di sisi Asahi.
Asahi tersenyum kecil menerima balasan pesan dari Noya lalu mematikan ponselnya. Berbalik menatap ke arah Michi yang dengan penuh senyuman melayani pelanggan di toko nya.
"Biar ku ambil alih dari sini, kau bisa urus yang lain" Asahi tersenyum. "Eh? Gapapa nih? Bukannya Asahi tadi sibuk ya? " Michi memberikan tatapan bertanya. "Sudah ku selesaikan, sana urus yang lain saja" Michi mengangguk lalu pergi untuk menata beberapa kain dengan motif berbeda.
"Silahkan nyonya, saya bantu dari sini" Senyum Asahi ke arah pelanggannya yang terlihat sedikit lebih muda darinya. "Nyonya? Saya belum tua banget kok kak.. " Wanita itu memiliki rambut hitam pendek yang mencapai tepat di bawah rahangnya dan poni ditarik ke belakang. Matanya berbentuk almond dan warnanya lebih terang dari rambutnya.
Jika bisa Asahi bilang, tampilannya seperti model majalah, badan yang ramping, gaya dewasa, tentu bisa membuat orang salah tanggap dengan usianya.
"Oh maaf maaf, soalnya kelihatan dewasa sekali.. " wanita itu tertawa kecil mendengar jawaban Asahi. "Gapapa, saya masih seumuran sama kakak nya kok" wanita itu menyodorkan tangannya, mengajak Asahi untuk berjabat tangan. "Saya Kageyama Miwa, saya bekerja sebagai penata rambut dan tata rias. Saya barusan dapat client yang ingin menikah, katanya setiap baju yang di pesan di toko kakak, saya di sini di minta untuk menyesuaikan baju dan pernak pernik lainnya".
Asahi mengingat kembali, siapa orang yang memesan se pasang baju pengantin dan beberapa lainnya.
" oh, atas nama mba klaren itu ya?, iya iya bisa, oh ya perkenalkan saya Azumane Asahi, saya panggi kak Kageyama? " Wanita itu menggeleng " panggil saja Miwa, saya panggil kak Azumane gapapa kan? " Asahi mengangguk, keduanya setuju dan berjabat tangan.
"Mba klaren katanya agak terlambat, jadi saya tunggu di sini gapapa kan? " Miwa merapikan pakaiannya. "Tentu tak apa, silahkan, di sebelah sini ada ruang tunggu" keduanya berjalan ke salah satu ruangan yang memang di sediakan beberapa tempat tunggu untuk berbincang dan merancang beberapa baju dengan costumer.
Miwa duduk di sana sambil memainkan ponsel nya, sementara Asahi izin untuk keluar sebentar membereskan sesuatu, tak berselang lama Michi datang membawa nampan dengan minum yang ia taruh di atas meja.
"Makasih kak, kakak pacarnya Azumane tadi ya? " Michi terkejut lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Bukan bukan!! Saya cuman asisten nya kok.. Hehe" Miwa mengangguk angguk saja sambil menyantap minumannya.
Setelah Michi keluar dari ruangan, Asahi masuk ke dalam bersama dengan mba Klaren dan calon suaminya nanti. Mereka membahas beberapa hal, Miwa siap dengan buku catatannya yang mencatat tema baju untuk pernikahan nanti, agar bisa di sesuaikan dengan riasan dan rambut pengantin.
Berjalan lancar saja hingga semuanya selesai di bincangkan. "Kak Azumane, kak Michi tadi cuman asisten kakak ya?" Asahi mengangguk pelan, setelah kedua calon pengantin tadi pergi, kini hanya ada Miwa dan Asahi di ruangan.
"Naksir ya? " Asahi mengangguk kecil. "Kenapa tidak bilang saja? " Asahi menggelengkan kepala nya. "Aku masih bimbang.. Karena aku juga masih punya kekasih" Miwa kaget sedikit mendengar ucapan Asahi.
"Kak Azumane udh punya pacar? Trs kok Naksir? emg pacar nya ga marah? " Asahi terdiam sebentar menghela nafas panjang.
"Ah! Maaf maaf, malah ke hal pribadi, miwa kepo soalnya, yasudah kalau begitu, nanti kalau ada perubahan bisa kirim pesan ke Miwa ya, sama kalau mau cerita cerita santai" Miwa menaruh kartu yang tertera nomor nya di sana lalu berpamitan pergi dari toko Asahi.
Asahi masih terdiam di sana, membeku memikirkan semua perasaannya yang memang aneh jika di jelaskan.
Iya. Dia masih cinta dengan Noya, tapi rasanya ada sesuatu yang mengganjal di tengah hubungan mereka. Mungkin salah satu nya juga Asahi yang terlalu sibuk hingga waktu nya dengan Noya berbagi cinta kasih tak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
⁺˚*・༓Remember me༓・*˚⁺asanoya_Haikyuu_indo
Fiksi PenggemarIndonesia ver!! Check my profile for English ver. Fanart character og:Pin Edit:Jk_zz0 Tidur itu menyenangkan, Meng istirahat diri dari semua beban pikiran. Noya seorang mendapat banyak beban pikiran. Namun semakin lama semua beban nya pupus dan hi...