"Sayang, lo beneran ga pernah ngapa ngapain kan sama Jay?"
Jisung menghela nafas panjang, pertanyaan itu terlontar entah untuk yang ke berapa kalinya dari bibir Jaemin. Entah apa yang terjadi, namun sepulangnya lelaki itu dari kampus. Dia terus menanyakan hal itu, membuat Jisung jengah sendiri mendengarnya.
"Astaga Jaemin, gue udah bilang ngga ya nggak!"
"Tapi, Jay bilang lo udah having sex sama dia..." Ucap Jaemin pelan.
Kedua mata Jisung membulat terkejut, "Mana ada! Ciuman aja ga pernah, apalagi sampe main ranjang. Ngadi-ngadi, lagian Jay ngomong gitu pasti lo mancing duluan kan?"
Jaemin tersenyum tanpa dosa, "Hehe, gue boongin Jay kalo gue udah sering hs sama Sunoo, eh dia malah bilang kalo dia juga udah sering hs sama lo."
"Ck, heran deh, lo berdua temenan kerjaannya saling manas manasin. Demen banget nyari ribut."
"Ribut kan seru, biar ga bosen."
Jaemin yang tadi duduk disebelah Jisung mendekat. Mengangkat lelaki manis itu untuk duduk dipangkuannya kemudian memeluk tubuh rampingnya erat.
Jisung hanya diam membiarkan. Ia justru dengan nyaman menyenderkan kepalanya ke bahu tegap Jaemin dan kembali fokus pada ponselnya.
Terhitung, hampir satu bulan semenjak kejadian tukeran kekasih itu. Hubungan Jaemin dan Jisung semakin dekat. Jisung sudah tidak lagi canggung ketika bersama Jaemin. Ia juga sudah tidak ragu lagi ketika ingin bersikap manja kepada Jaemin. Meski ia belum sepenuhnya menerima lelaki itu.
Jisung bahkan tinggal diapartemen Jaemin. Tentu karena paksaan dari Jaemin. Membuat Jisung harus merelakan uang sewa kosnya yang masih tersisa dua bulan.
"Besok ada kelas?" Tanya Jaemin membuka suara.
"Ada, siang."
"Sama, bareng ya?"
"Ga. Fakultas gue sama lo jauh."
Jaemin berdecak pelan, "Yaelah, sejauh apa si? Antar fakultas doang, pokoknya lo besok sama gue, titik."
"Serah." Jawab Jisung malas.
"IH JAEMIN! PONSEL GUE!" Jisung memekik kesal. Bangun dari posisi bersandarnya dan berusaha mengambil ponselnya yang kini berada ditangan Jaemin.
"Jawab yang bener." Jaemin berucap datar, menatap tajam Jisung.
Jisung meneguk salivanya pelan kemudian menunduk, "Iya, besok gue berangkat bareng lo."
"Tatap mata gue, Jisung."
"Ish! Sayang!" Jisung dengan cepat mendongak. Melontarkan protes akibat Jaemin yang tidak memanggilnya dengan sebutan sayang lagi.
Jaemin menaikkan salah satu alisnya, "Apa?"
"Jangan panggil Jisung..."
"Jisung nama lo kan?"
"Ihh tapi--"
"Ga usah ngalihin topik."
Jisung berdecak pelan, ia kemudian menatap Jaemin. "Iya Jaemin, besok gue berangkat sama lo."
Jaemin langsung tersenyum, "Nah gitu dong, yang sopan sama pacar. Latihan, biar nanti bisa sopan sama suami."
"Dih, ogah." Jisung mencibir pelan.
"Mau gue balikan ga hp nya?"
"BERCANDA IH!" Ucap Jisung cepat. Lelaki manis itu menyodorkan telepak tangannya, meminta ponselnya.
"Cium dulu." Jaemin tersenyum jahil, menyembunyikan ponsel Jisung ke belakang punggungnya.
Jisung mendelik kesal, "Ga mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Simon Says
Teen FictionSimon says ialah permainan dimana pemimpin di dalam permainan akan memegang nama sebagai "Simon" lalu memberikan perintah yang harus diikuti oleh para pemain lain. "Let's play a game, Simon says."