Cuaca hari ini tampak cerah. Angin yang berhembus pelan tampak menerbangkan beberapa dedaunan yang terjatuh dijalan. Dengan matahari sore yang memancarkan cahaya jingganya ke setiap sudut kota.
Sore ini. Empat pemuda tampak tengah berkumpul dikursi yang terletak disudut cafe. Buku, laptop yang masih menyala, empat cangkir kopi yang sisa setengah dan sudah dingin itu memenuhi meja cafe.
Sementara keempat pemuda itu duduk berhadapan. Yang pertama, ada Jay, yang duduk bersama kekasihnya, Jisung. Lalu dihadapan Jisung ada Jaemin, yang duduk bersama kekasihnya juga, Sunoo.
Mereka tengah mengerjakan tugas. Bukan tugas kelompok. Karena jelas jurusan mereka berbeda. Ini hanya tugas masing-masing yang dikerjakan bersama.
Dan setelah tugas itu selesai. Kini Jaemin dan Jay tampak tengah berbincang ringan. Ya, hanya mereka berdua. Karena Jisung dan Sunoo tidak terlalu dekat. Mereka hanya saling mengenal sebagai 'pacarnya temen Jaemin' dan 'pacarnya temen Jay' tidak lebih.
"Jay, aku ke toilet bentar ya."
Ucapan Jisung memotong obrolan Jaemin dan Jay. Jay tampak mengangguk memberi izin. Jisung pun langsung saja bangkit dan berjalan menuju toilet cafe. Pergerakan Jisung sedari tadi tidak luput dari pandangan Jaemin yang terus menatap lelaki manis itu sampai punggungnya menghilang dari pandangannya.
"Jaemin, aku mau ngangkat telepon bentar ya." Jaemin menoleh, menatap Sunoo yang juga tengah menatapnya.
Matanya melirik kearah ponsel lelaki manis itu. Melihat sebuah panggilan masuk dari kontak bernama 'mama' di ponsel lelaki itu. Ia kemudian mengangguk, membuat Sunoo langsung bangkit dan berjalan keluar cafe untuk menerima panggilan tersebut.
Jaemin mengambil kopinya yang sudah dingin lalu meminumnya hingga tandas. Ia meletakkan gelas kosong itu keatas meja kemudian menyenderkan punggungnya ke kursi.
"Pacar lo cantik." Ucapan Jaemin dihadiahi kekehan kecil dari Jay.
Jay ikut menyandarkan punggungnya ke kursi. Ia melipat tangannya ke depan dada, "Pacar lo juga lucu."
Jaemin menyeringai kecil, menatap Jay serius kemudian berucap.
"Let's play a game."
Jay menaikkan salah satu alisnya, "Permainan apa?"
"Simon says."
Seringaian langsung terbit dibibir Jay. Lelaki itu jelas tahu game apa itu.
"Lo dulu." Ucap Jay yang diangguki Jaemin.
"Simon says, pacar lo buat gue." Ujar Jaemin.
Ada jeda sejenak, sebelum Jay kemudian berucap, "Simon says, pacar lo juga buat gue."
Jaemin tersenyum kecil. Ia kemudian menatap kearah belakang Jay. Lebih tepatnya menatap Jisung yang tengah melangkah kearah mereka.
Jisung berniat kembali duduk disamping Jay sebelum tiba-tiba tangannya ditarik Jaemin hingga ia kini terduduk dipangkuan lelaki itu. Kedua mata Jisung membulat, ia berusaha bangkit namun tidak bisa akibat pelukan erat Jaemin.
"Deal?"
Jisung mengernyit mendengar ucapan Jaemin. Ia menatap Jay, alisnya semakin menukik bingung melihat Jay yang sama sekali tidak marah ataupun berusaha membantunya untuk terlepas dari pelukan Jaemin. Kekasihnya itu justru bangkit dan berjalan menghampiri Sunoo yang berdiri tak jauh dari mereka dan tengah menatap tak percaya kearah Jaemin yang tengah memangku Jisung.
Jay kini berdiri disebelah Sunoo. Ia menggenggam tangan lelaki manis itu, menatap Jaemin yang tengah menatapnya juga kemudian berucap.
"Deal." Jay langsung menarik Sunoo untuk mengikutinya keluar dari cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simon Says
Teen FictionSimon says ialah permainan dimana pemimpin di dalam permainan akan memegang nama sebagai "Simon" lalu memberikan perintah yang harus diikuti oleh para pemain lain. "Let's play a game, Simon says."