"Oline!"
Mendengar namanya dipanggil, bukannya berhenti Oline malah semakin mempercepat larinya, "shit shit shit," sedari tadi mulutnya terus-terusan mengucap kata itu.
Peluh yang menetes dari dahinya tak dia hiraukan sama sekali, meski kakinya mulai terasa pegal, namun Oline masih dengan sekuat tenaga berlari, menghindari Bu Kinal.
Saat melihat ruang musik yang terbuka, dengan segera Oline memantapkan langkahnya ke arah sana dan langsung menutup pintu lalu bersembunyi.
Napasnya terengah, dia benar-benar kelelahan karena berlari hampir lima menit tanpa berhenti dan tentu saja itu berhasil membuat seluruh badannya kelelahan.
Baru saja ingin menyandarkan kepalanya di dinding dan beristirahat, namun saat menoleh ke arah kanan, Oline langsung berteriak karena ternyata dia tak sedirian di sini.
Ada satu gadis lainnya yang duduk tepat di sebelah Oline dan memandanginya dengan tatapan bingung.
"Astaga!" kaget Oline, "lu bikin gue kaget aja deh," gerutunya sambil mengelus dadanya, berusaha untuk menenangkan diri.
Ini masih pukul 10 pagi, tapi sudah banyak kejadian yang membuat Oline ingin mengumpat.
Tuhan, sabarkan Oline.
"Kamu kenapa lari-larian?" tanya gadis cantik itu, masih dengan tatapan intens ke arah Oline.
"Di kejar bu Kinal karena gue kabur pas disuruh bersihin kamar mandi," jawab Oline sambil terkekeh pelan, "kalo lo kenapa di sini?"
Gadis itu tersenyum simpul, "aku lagi pengen sendirian aja, jadi ke sini," balasnya yang dijawab anggukan oleh Oline.
"Aneh juga lu malah mau sendirian di ruang musik begini," ucap Oline yang dibalas senyuman oleh sang gadis, "btw, gue Oline Manuel, panggil aja Oline anak 11 IPS 3," lanjutnya sambil menjulurkan tangannya.
Melihat ke arah tangan Oline yang terjulur, sang gadis langsung menyambut dan tersenyum, "aku Catherina Vellencia, panggil aja Erine anak 11 IPA 2."
"Lah seangkatan, tapi kok gue kayak gak pernah ngeliat lu ya," ucap Oline sambil mengernyitkan dahinya bingung.
"Aku emang jarang keluar kelas, kalopun keluar paling ya ke sini," jawab Erine sambil menyunggingkan senyumnya.
Oline tampak menganggukkan kepalanya, "pantesan gak pernah keliatan," ucapnya sembari melihat ke arah luar ruangan dari jendela yang ada, "eh kayaknya udah aman nih, gue pamit duluan ya."
"Iya, hati-hati ya jangan sampe kena sama Bu Kinal lagi," ucap Erine yang dibalas tawa oleh Oline.
Dengan senyum yang merekah, Oline mengelus kepala gadis di sampingnya pelan, "dadah Erine, semoga kita bisa ketemu lagi ya."
Dan tepat setelahnya Oline berdiri dari tempat duduk dan menepuk area roknya beberapa kali, membersihkan debu yang menempel.
Meninggalkan Erine yang masih terpaku karena usapan di puncak kepalanya, terasa begitu hangat dan menenangkan.
———
Halooo!
Aku balik lagi dengan cerita baru, yang akan update setiap hari dan cuma beberapa part saja.
Karena lagi suka-sukanya sama Oline dan Erine, gemes anak kucil alias ini bakal cuma keisi cerita pendek-pendek aja.
Paling cuma 400-700 kata doang tiap partnya.
Jadi, tungguin yaa!💙
KAMU SEDANG MEMBACA
EUONIA [Orine] | END
FanfictionOline itu cerewet, tapi cuma sama orang yang deket sama dia aja, sedangkan Erine kalau disuruh milih diam atau bicara, mungkin dia akan milih untuk tidur aja. ; euonia artinya yang indah, sama seperti cerita mereka yang indah dengan segala lika-liku...