Part 4

1.3K 167 3
                                    

Sudah hampir dua minggu sejak kejadian Oline mengajak Erine pulang sekolah bersama.

Kalau ditanya, apa ada kemajuan selama dua minggu ini?

Jawabannya jelas ada. Karena sekarang, mereka semakin dekat, walaupun belum ada status yang jelas.

Gayanya sudah seperti orang pacaran pada umumnya, cuma bedanya status mereka masih teman aja.

Kalau kata anak jaman sekarang sih, hts alias hubungan tanpa status.

Seperti saat ini, Oline berniat untuk mendatangi rumah Erine, sekedar mengajak gadis cantik itu untuk cari sarapan bersama di hari Minggu yang cerah ini.

Kata Oline, dia baru saja menemukan tempat bubur yang enak, jadi ingin mengajak Erine untuk mencobanya bersama.

Erine sih suka-suka aja, karena selain bubur adalah salah satu sarapan favoritnya, sejak beberapa waktu lalu menghabiskan waktu bersama Oline juga menjadi salah satu hal yang membahagiakan untuknya.

Jadilah, Oline dengan setelan celana cargo berwana abu-abu dan kaos lengan pendek berwarna hitam dengan motif berwarna abu-abu itu berjalan ke arah pintu rumahnya.

Saat membuka pintu rumah, langsung terlihat kedua orangtuanya yang sedang asik berkebun dengan sang adik, Ribka.

Oline berjalan mendekat ke arah mereka bertiga yang masih asik dengan tanaman di halaman depan rumah.

Indah yang pertama menyadari kehadiran Oline, "Eh kak, tumben udah rapih, mau kemana?" Itu pertanyan sekaligus sapaan dari sang mama saat melihat anak sulungnya yang sudah bersiap.

Mendengar ucapan sang istri, Oniel yang sedari tadi fokus pada tanamannya langsung berubah haluan menjadi ke arah si sulung.

"Lah iya, tumben amat kamu jam segini udah rapih, mau kemana?" Nah kalau itu giliran Oniel yang bertanya.

Baru saja Ribka ingin ikut bertanya, namun Oline langsung memotong dan menjawab pertanyaan dari kedua orangtuanya itu, "mau jemput Erine buat makan bubur."

Ribka mencibir, "heleh, pacarnya diajakin sarapan bareng, giliran adeknya mah boro-boro," ucapnya sambil memalingkan wajah, kembali menatap ke arah tanaman.

Sedangkan Oline mendelik malas, "heh ngomong gitu berasa aku ga pernah ajak kamu sarapan bareng yah," protesnya, "orang baru hari Kamis kamaren kita sarapan bareng di nasi uduk depan."

Ribka tak membalas namun tetap mencibir sang kakak, sedangkan Oline memutar bola matanya malas.

Oniel dan Indah yang melihat interaksi kedua anaknya terkekeh pelan, baru setelah itu menatap Oline intens.

"Ini Erine yang kamu ceritain kemaren ya?" Tanya Indah yang dibalas anggukan oleh Oline, "ajak-ajak ke sini kali kak, biar kenalan sama mama dan bundamu."

Lagi Oline mengangguk pelan, "iya nanti aku ajakin kalo udah jadian ya, sekarang masih temen masa udah kenal-kenalan keluarga," balasnya.

"Ya ajak jadian dong kak, masa udah sering pulang pergi sekolah bareng sama pas libur udah jalan-jalan juga belum jadian sih kamu, cemen amat," ucap Oniel yang dibalas cibiran malas oleh si sulung.

"Nanti lah bun, kayak gini aja dulu ngapain cepet-cepet jadian," balasnya sambil mengambil ponselnya yang bergetar, "udah yaa aku pergi dulu, nih Erine udah siap katanya."

Oniel dan Indah mengangguk pelan sedangkan Ribka masih berusaha fokus pada tanamannya.

Oline salim pada kedua orangtuanya dan mengacak pelan rambut sang adik, "ngambek mulu nih bocil," ucapnya sambil terkekeh pelan, "dah ah, aku pergi dulu ya."

EUONIA [Orine] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang