The Little Angel (2)

658 99 27
                                    

Trash Of The Counts Family
Kim Rok Soo x Cale Henituse

—copyright, 20 September 2023

.
.
.

Noted: Cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada unsur plagiat, jiplak atau apapun dalam karya tulisan ini. Semua ini murni ide dan hasil usaha author sendiri. Jika ada kesamaan cerita atau plot, itu sungguh tidak disengaja.

The Little Angel
~

Hari demi hari terlewati begitu saja tanpa terasa. Usia kandungan Cale kini sudah bulan ke-sembilan. Hanya menghitung hari sampai pemuda cantik itu melahirkan.

Selama bulan-bulan pertama kehamilan, Cale mendapat cibiran serta cemoohan. Banyak yang bergunjing di belakang punggungnya mengatakan bahwa dia adalah aib keluarga Henituse. Selain karena sikap sembrononya yang kerap kali menimbulkan masalah di mana-mana, pemuda yang dijuluki sampah bangsawan itu juga tanpa malu mengakui kalau dia tidak tahu siapa orang yang telah menghamilinya.

Tentu, hal itu semakin membuat orang lain memandang buruk ke arahnya dan berpikir betapa murahannya sang Tuan Muda. Namun, terlepas dari bagaimana pandangan orang-orang terhadap Cale yang dianggap telah mencoreng nama baik keluarga Henituse, si empunya sendiri saat ini justru sedang bersantai di rumah kaca yang terletak di sayap timur mansion.

Rumah kaca yang memiliki nama Rumah Mawar itu dibangun ketika mendiang Countess, yakni ibunya, hamil dirinya. Secara pribadi, Rumah Mawar ini adalah miliknya karena saat itu, ayahnya sendiri membangun rumah kaca ini untuk merayakan kehamilan istrinya dan dengan khusus menghadiahkan rumah kaca ini untuk menyambut kelahirannya.

Oleh karena itu, meski rumah kaca ini telah diabaikan selama beberapa tahun terakhir namun, rumah kaca ini tetap terawat di mana, lebih dari selusin bunga yang didominasi oleh mawar ditanam. Selain ladang bunga yang menghampar indah, di lantai dua, terdapat perpustakaan yang diisi dengan koleksi buku-buku dari berbagai belahan dunia.

Untuk perbandingan, perpustakaan di Rumah Mawar ini mungkin memiliki koleksi yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan perpustakaan yang ada di Ibukota. Karena saat mendiang Countess masih hidup, ibunya itu diketahui selalu mendapatkan buku entah dari mana sehingga ayahnya memutuskan untuk memperbesar bangunan agar ibunya dapat mengoleksi buku apapun yang disukainya.

Cale yang memang sejak kecil lebih dekat dengan ibunya tentu saja menyukai hal-hal yang disukai ibunya. Ia masih ingat, saat kecil, ia dan ibunya sering menghabiskan waktu di rumah kaca dan pergi ke perpustakaan di lantai dua hanya untuk membaca. Menikmati setiap momen yang kalau diingat lagi, ia tanpa sadar tersenyum dengan penuh kerinduan.

“Ternyata sudah lama sekali aku tidak bersantai seperti ini,” monolog Cale sambil mengelus perut buncitnya yang terbuka.

Pemuda cantik itu duduk di kursi goyang, bersandar dengan nyaman. Mengenakan kemeja putih oversize khusus untuk ibu hamil, rambut merahnya yang sudah sedikit memanjang diikat asal. Di sampingnya ada meja kopi dengan segelas teh herbal serta kue-kue kering dan kukis tersaji sebagai cemilan.

Di waktu-waktu santai seperti ini, Cale sendiri masa bodoh dengan pendapat orang lain tentang dirinya yang mengatakan dia murahan ‘lah, aib ‘lah, tidak tahu malu ‘lah atau bla-bla-bla. Selama orang-orang itu membicarakan ini-itu di belakangnya, ia yang sejak awal senang-senang saja dengan kehamilannya meski sempat terkejut dan syok benar-benar menikmati setiap detik waktu yang terlewat.

Daddy and Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang