2. Cafe

151 11 2
                                    

Happy reading!!
.
.
.
.

"Bundaa! Abangg keluar dulu yaa!!

"Kemana abang malam gini?"

"Ke cafe, sama Ikal juga Arshaa, janji gak malam, bun!!

"Ya udah hati-hati!"

Deru suara motor perlahan menghilang keluar dari perkarang rumah, suasana malam ini cukup dingin dan ramai karna kebetulan malam itu adalah malam minggu.

Mahen mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi agar segera sampai ke cafe yang ia maksud tadi. Namun siapa sangka? Ia yang berharap cepat sampai malah tak sesuai ekspektasi.

Karena terlalu cepat dan ia terlalu lengah saat mengendarai motornya, secara tak sengaja ia menyerempet salah seorang remaja yang juga tengah mengendarai motornya.

Untung saja ia hanya menyerempet, tidak ada kecelakaan yang serius hanya saja orang yang ia serempet sedikit terluka. Dengan segera Mahen menghampiri orang tersebut untuk memastikan bagaimana keadaannya.

"Maaf, lo gak papa? Gue gak fokus tadi bawa motornya" ujar Mahen bersalah ia membantu orang tersebut untuk berdiri dan ia membantu mendirikan motor orang tersebut yang terjatuh.

"Ahh iya gak papa, gue juga tadi agak lengah sama jalanan" jawab orang tersebut, ia sedikit meringis karena lecet yang ada di sikunya.

"Lo mau kemana ini? Siku lo berdarah, gue obatin ya?" tanya Mahen yang juga sadar akan luka lecet yang ada di siku pemuda itu.

"Gue keluar aja jalan-jalan tadi, gak ada niat mau kemana-mana"

"Ya udah, ikut gue aja ya? Sekalian gue mau ngobatin luka lo ini" ajak Mahen, mula nya orang itu menolak namun terus di paksa olehnya karna ini semua juga karena dirinya.

Akhirnya Mahen pergi ke cafe bersama pemuda tersebut, tapi sebelumnya ia sempat singgah sebentar ke sebuah apotik untuk membeli obat merah dan perban.

Tidak membutuhkan waktu lama, keduanya sudah sampai di cafe yang dimana sudah ada Haikal dan Arsha menunggu sedari tadi.

"Bang!" panggil seseorang melambaikan tangan pada Mahen yang baru saja memasuki cafe tersebut, melihat itu dengan segera ia menghampiri keduanya bersama orang tadi.

"Sorry lama, tadi gue ada kendala di jalan" ujar Mahen merasa tak enak pada keduanya, yang sudah menunggu dirinya lama.

"Kenapa? Ini siapa bang?" tanya Haikal bingung melihat orang yang ada disamping Mahen.

"Ahh dia tadi keserempet sama gue, makanya ini gue telat. Gue ajak karena mau ngobatin dia" jawab Mahen ia menyuruh orang tersebut duduk disampingnya "Namanya Gara" ujar Mahen lagi membuat keduanya mengangguk serentak.

"Gue Ikal, salken ya bro" ujar Haikal menyapa lebih dulu orang tersebut.

"Gue Arsha, salken yaa" ujar Arsha juga ikut memperkenalkan dirinya, dan orang itu tersenyum simpul dan mengangguk.

"Siniin tangan lo, gue obatin" titah Mahen menarik pelan tangan orang tersebut dan mulai mengobati luka yang ada di siku Gara dengan pelan dan telaten.

"Bang, lo mau minum apa? Biar kita pesanin ini?" tawar Haikal.

"Apa aja deh, samain aja sama kek kalian" sahut Mahen ia masih fokus mengobati luka Gara itu "Lo mau apa, Gar?" tanya Mahen juga menawari.

"Ahh gak usah deh bang"

"Udah gak papa, mau apa? Atau samain aja?" tawar Arsha ia sudah bangkit dari kursi untuk memesankan minuman mereka.

"Ya udah samain aja kaya kalian" ujar Gara, ia menjawab sambil sedikit meringis karena merasa perih pada sikunya.

ANTARA LANGIT SENJA DAN SEMESTA {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang