⚠️Bahasa kasar, harap jangan ditiru⚠️
0•0
Baru satu langkah kaki Haven melewati pintu kantin, para siswi langsung terpekik heboh.
"Eh eh, siapa tuh?."
"Ituloh, dia mubar yang lagi rame di perbincangkan itu."
"ANJIR GANTENG BANGET JANCOK!."
"HAVEN, JADI PACAR GUE YUK!."
"OALAH NAMANYA HAVEN TOH!."
"MUKANYA SOFT BANGET WOY, BETAH GUE LAMA-LAMA LIATNYA."
"MAS, BIMBING AKU UNTUK MENJADI ISTRI MU YANG BAIK."
"Bla bla bla..."
Tubuh Haven mematung karena kaget, baru kali ini dia melihat kaum hawa berteriak seheboh ini.
"Astaghfirullah. I–ini mereka kenapa?."ucap Haven sedikit terbata.
Riza tertawa kecil melihat wajah kaget teman barunya ini. "Lo pasti kaget banget, kan? Hahaha, udah hirauin aja. Hal kayak gini emang sudah biasa terjadi."
"Biasa?."
Gema mengangguk singkat. "Iya, tuh ciwi-ciwi emang gitu kalau liat cogan."
"Kita duduk aja yuk, laper gue."Giro merangkul pundak Haven, mengajaknya ke meja paling ujung.
Haven duduk dengan kepala tertunduk, membuat yang lain keheranan.
"Kenapa?."Veru yang sedari tadi diam, kini membuka suara.
"Kenapa siswi disini seragamnya seperti itu?."bukannya menjawab, Haven malah balik bertanya.
"Namanya juga jakarta, bro. Seragam kayak gitu tuh udah biasa, ga ada yang aneh."sahut Gema.
"Meng–"
"Ck, bawel."ketus Veru.
Mulut Haven terkatup saat suara ketus Veru terdengar ditelinga nya. Oke, sepertinya dia terlalu banyak berbicara. Lebih baik sekarang diam dan makan.
Giro dan Gema memesan makanan, sementara yang lainnya diam menunggu dengan kesibukan masing-masing.
Beberapa menit kemudian, Giro dan Gema datang dengan membawa nampan. Mereka makan sambil mengobrol. Ah, maksudnya hanya Giro, Gema, dan Riza. Sementara Haven dan Veru hanya diam mendengarkan.
Tiba-tiba seseorang duduk disebelah Haven, dan bergelayut di lengannya.
"Hallo, beb."ucap seseorang itu.
Haven tersentak ketika seseorang memeluk lengannya erat, apalagi dia merasakan sesuatu menempel di lengannya.
Veru, Giro, Riza, dan Gema. Menghentikan aktivitas mereka, dan beralih menatap Kiky–sang pelaku.
Kiky tersenyum begitu Haven menatapnya dengan ekspresi wajah syok. Tangan lentiknya terangkat, mengusap rahang Haven perlahan. "Kenapa? Kaget ya?."ucapnya.
Kesadaran Haven sudah kembali setelah dia membatu karena syok, buru-buru dia berdiri dan melepaskan pelukannya.
"Astaghfirullah! Bukan muhrim, jangan memeluk laki-laki sembarangan!."ucap Haven dengan tangan gemetar.
Seumur-umur, dia tidak pernah mendapatkan perlakuan tak menyenangkan seperti ini. Apalagi sampai menempel.
Kiky mengerutkan kening melihat reaksi Haven yang tidak biasa, dia sedikit merasa tidak senang. "Apa sih? Cuma peluk doang, kok. Ga usah lebay."
"Bener, lagian Kiky ga grepe-grepe lo."sahut Salea yang dibenarkan oleh Vida.
"Cuma? Hei, tidak sepantasnya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim bersentuhan dengan bebas. Ingat, dosa."sebisa mungkin Haven berbicara lembut agar tidak menyakiti hati perempuan, karena Ibunya pernah berpesan untuk tidak meninggikan volume suaranya kepada perempuan.
Walaupun dalam diri Haven tersimpan bertumpuk-tumpuk rasa marah dan kesal.
Para warga kantin dan Veru dkk menonton kejadian itu dalam diam, mereka cukup penasaran bagaimana Haven menghadapi Kiky, siswi yang terkenal nakal dan agresif.
"Ck. Bosen banget hidup lo, sini gue warnai biar hidup lo ga monoton."Kiky secara agresif mendekat ke arah Haven, ingin menerjangnya dengan pelukan.
Beruntung Haven segera menghindar, dan bersembunyi di balik punggung Riza. "Astaghfirullah. Mau apa kamu? Berhenti disana!."
"Mau meluk elo, lah. Gue mau ngerasain hangatnya tubuh lo."ucap Kiky santai.
Panik melanda Haven. Tanpa pikir panjang dia mengguncang tubuh Riza secara brutal. "Riza. Tolong jauhkan dia."
Mendengar suara Haven yang tersirat ketakutan, membuat Riza dan yang lain kasihan.
"Woi, Ky. Mending lo pergi sana, ga liat wajah dia pucat gitu?."ucap Riza.
Gema mengangguk setuju. "Bener apa yang Riza bilang. Ga bisa banget liat yang bening dikit, dasar centil."tambah Gema.
"Bawa tuh sekalian dua temen lo, kalian ganggu kita lagi makan!."ucap Giro dengan nada tak mengenakan.
Sedangkan Veru menatap mereka tajam, seolah berbicara pergi-dari-sini-sekarang.
Ketiganya memutar bola mata malas, namun tak ayal mereka menurut.
"Gue ga bakal lepasin mangsa seganteng dia. Liat aja, lo bakal gue dapetin. Dadah Haven sayang."sebelum benar-benar pergi, Kiky memberikan kedipan mata genit pada Haven.
Haven menghela nafas lega melihat mereka pergi, tapi tubuhnya tidak bisa berhenti bergetar.
Riza merangkul pundak Haven, merasa bersalah karena sedari awal dia tidak menyadari kedatangan trio ular itu.
"Gila. Tubuh lo sampe gemetar gitu."celetuk Giro.
"Ho'oh. Lo ga pernah sentuhan sama cewek, apa gimana dah? Tapi dari reaksi lo, kayaknya kagak deh."ucap Gema.
"Tidak, ini baru pertama kali."hanya kata-kata itu yang dapat Haven ucapkan, dia masih syok.
Bukannya lebay. Hanya saja Haven merasa bersalah kepada Allah SWT, karena telah bersentuhan dengan lawan jenis.
Veru memberikan segelas air pada Haven. "Minum."ucapnya.
Haven mengambil air itu, lali meneguknya hingga tandas. "Terima kasih."ucapnya setelah selesai minum. Veru mengangguk.
Baru saja Haven bisa bernafas, pandangan dia tidak sengaja melihat dua orang siswa yang berjenis kelamin sama, saling berciuman di seberang mejanya.
Giro yang melihat tatapan Haven terpaku pada sesuatu, dia ikut menengok kearah yang dituju. Laki-laki itu langsung paham apa yang membuat Haven menjadi kaku.
"Anjir lah, tu orang kalau ciuman ga tau tempat."gumam Giro seraya menepuk keningnya heran.
Bruk
"HAVEN!."
Yaps. Tubuh Haven langsung rubuh sangking syoknya. Yang berteriak itu adalah Gema, Riza, Veru dan Giro. Mereka juga kaget saat Haven pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haven Abigeo
Random[BUKAN BL] ⚠️ Diharapkan membaca tagar dan deskripsi sebaik mungkin, saya sedikit mengambil dari kejadian dilingkungan sekitar. Tegur jika saya salah ⚠️ 0•0 Haven, adalah seorang pemuda yang taat agama. Haven tinggal di desa namun pindah ke kota. Ha...