.
.
.
Hari sudah larut malam namun seluruh lampu mansion mewah milik keluarga Park masih menyala terang, begitu pula orang-orang di dalamnya. Seluruh penjaga dan maid berjejer di ruang tamu sambil menunduk saat tuan besar mereka terus menghubungi satu per satu orang yang bisa ia mintai tolong.
Nyonya besar mereka sedari tadi nampak cemas karena putra bungsu mereka belum kunjung pulang meski jam akan memasuki waktu dini hari.
"Bagaimana ini, Renjun belum ada kabar?" Tanya Seungwan cemas, raut wajahnya terlihat sangat lelah dan khawatir secara bersamaan.Chanyeol sedari tadi nampak gusar menghubungi kepala kepolisian untuk mencari putranya, "Aku tahu ini belum 24 jam, tapi carikan putraku sebelum jam 6 pagi."
Panggilan ia putus, saat ini yang bisa ia lakukan hanyalah menenangkan isterinya yang nampak kalut, Chanyeol menghampiri isterinya kemudian menatap kepala pelayan sekilas yang langsung dimengerti.
Kepala pelayan segera kembali membawakan pakaian hangat untuk nyonya besar mereka, Chanyeol menghela napasnya gusar karena masih belum ada jawaban dari kepolisian.
"Renjun bilang dia akan pulang," celetuk Dongyoung sambil menatap ponselnya--selaku anak sulung dari keluarga membuat Chanyeol menoleh, Seungwan yang mendengar ucapan putranya segera tersenyum lega.
"Benar? Renjun sudah mengabari?" Tanya Seungwan kembali memastikan, Dongyoung hanya mengangguk singkat.
"Bunda segera istirahatlah, aku yang akan menunggu Renjun." Awalnya Seungwan menggeleng, ia ingin melihat putra kecilnya itu pulang ke rumah. Namun Dongyoung segera menatap ayahnya untuk meminta bantuan.
"Dongyoung benar sayang, kamu percaya dengan Dongyoung kan?" Tanya Chanyeol membuat Seungwan menatap Dongyoung risau kemudian perlahan mengangguk.
Chanyeol tersenyum kemudian berusaha menuntun isterinya untuk naik ke lantai dua, mereka harus pergi ke Singapore nanti jam empat pagi, masih ada beberapa jam untuk beristirahat, mereka bisa lanjut tidur di pesawat nanti.
Kepala satpam menatap Dongyoung risau, "Tuan, Den Renjun benar sudah membalas?" tanya kepala satpam yang dibalas sebuah gelengan, seluruh pelayan dan satpam kembali risau saat ucapan Dongyoung hanya sebuah alasan agar nyonya besar beristirahat.
"Siapkan mobil, aku akan mencari bocah itu." Kepala satpam segera pergi memanaskan mobil sedangkan pelayan segera mengambilkan pakaian hangat untuk Dongyoung.
Suara musik yang berdentum kencang dengan suasana temaram yang ditambah lampu kerlap-kerlip yang mengikuti tempo musik membuat manusia-manusia yang ada disana terus bergoyang seolah tiada hari esok.
Sedangkan sedari tadi sosok yang keluarga Park cari sedang sibuk duduk di sudut ruangan sambil terus menikmati cairan alkohol yang seharusnya belum boleh ia konsumsi. Maniknya melirik kearah ponsel mahalnya yang sedari tadi mendapatkan spam telepon dari kakaknya, yang sengaja ia biarkan.
"Lo nggak pulang?" Donghyuck berjalan menghampiri Renjun yang belum pulang hingga dini hari, entah ada apa dengan Renjun kali ini.
"Ogah, lagi nggak minat pulang." Renjun kembali meminum cairan alkohol itu dalam sekali teguk membuat Donghyuck merasa bersalah, belum lagi sedari tadi Dongyoung meneleponnya menanyakan keberadaan Renjun, namun belum ia balas karena takut kena omel kawannya ini.
Ponsel milik Renjun kembali bergetar membuat si empu berdecak tak suka, "Emang nggak pernah bisa liat gue seneng dikit orangnya, sialan." Umpat Renjun sambil menolak panggilan dari sang kakak untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL
Fanfictionsi pembuat onar Park Renjun tiba-tiba mengalami kecelakaan dan terbangun di tengah jalan mulai menyadari bahwa seluruh orang mengira dirinya seorang idol boy group yang tengah panas di kalangan masyarakat. "anjir, nari aja nggak bisa apalagi jadi i...