회 6

154 20 3
                                    

.
.
.




Berita mengenai Haechan benar-benar menjadi permasalahan bagi perusahaan.

Sasaeng....

Entah apa yang terjadi, manajer hyung sedari tadi cukup sulit dihubungi. Apalagi kepergian Haechan yang entah berada dimana membuat para member merasa khawatir.

"Hyung, Haechan... "

Mark tersenyum lembut saat melihat Jisung yang nampak khawatir, ia juga tidak tahu kabar terbaru dari Haechan. Apakah Haechan berada di rumah orang tuanya atau berada di dorm 127,atau bahkan anak itu sedang berada di perusahaan.

"Gwenchana, lebih baik kita fokus latihan hari ini." Ucap Mark disusul dengan kehadiran pelatih di ruang latihan.

Renjun melirik kearah para member yang sedang latihan. "Yak! Renjun-ah gerakanmu masih sangat kaku."

Renjun menghela napasnya lelah, yah buat apa ia mengkhawatirkan member lain kalau yang lebih mengkhawatirkan adalah dirinya sendiri.

"Satu... Dua... Tiga..."

Entah berapa lama waktu yang ia habiskan, seingatnya ia dan member datang ke tempat latihan saat matahari terbit dan sekarang langit sudah gelap.

Seluruh tubuh Renjun rasanya remuk, tidak pernah ia lewatkan mengeluh setiap menit pun. Dan sekarang para member sedang beriringan masuk ke dalam mobil van untuk kembali ke dorm.

"Oh? Manajer hyung!" Itu suara Chenle, pemuda berkulit putih itu benar-benar memiliki suara melengking. Bahkan setelah mereka latihan seharian penuh.

"Iya, aku akan membawa kalian menemui Haechan, siapa tahu kalian bisa menyemangatinya."

"Tentu, bagaimana keadaan Haechan, hyung?" Kali ini Jaemin yang bertanya dengan senyuman meneduhkannya. Boleh Renjun akui, meskipun Jaemin dan Haechan selalu bertengkar ketika di dorm, sepertinya mereka cukup dekat.

"Kalian bisa lihat sendiri nanti, ayo naik."

Mark memutuskan untuk duduk di depan, di samping manajer hyung. Ada banyak hal yang mereka bahas, entah apa saja. Jeno dan Jaemin duduk di tengah, sedangkan Renjun dan dua maknae duduk di belakang.

Renjun yang duduk di tengah hanya bisa mengalah saat Chenle dan Jisung sibuk bertengkar satu sama lain.

"Yak! Aku ini lebih tua darimu!"

"Kamu hanya tua beberapa bulan, lagipula aku lebih tinggi darimu."

"Yak! Lihat saja Renjun dia lebih pendek darimu, apa dia bukan hyungmu?"

Renjun melirik Chenle tajam, apa-apaan anak itu? Kenapa tiba-tiba membawa namanya dan mengatainya pendek.

"Tapi yang aku katakan kan benar.."

Renjun termenung, apakah barusan Chenle mengatakan sesuatu dalam bahasa mandarin? Apa Renjun bisa menggunakan bahasa mandarin karena berada di tubuh ini?

Setelah perdebatan barusan kedua maknae ini menjadi hening karena sudah terlalu lelah. Keduanya tertidur hingga membuat kedamaian di mobil, selain Mark dan manajer hyung yang sibuk membahas suatu project.

Jeno sepertinya sibuk dengan ponselnya, mungkin ia sibuk bermain game. Sedangkan Jaemin sepertinya ia sibuk melihat media sosial.

Sedangkan Renjun memilih untuk mulai berpikir tentang kehidupannya. Tentang ingatan yang masuk tiba-tiba, apakah ia melupakan kehidupan lamanya karena kecelakaan waktu itu?

Atau karena ia masuk ke tubuh Renjun yang seorang idol hingga ia melupakan semuanya?

Ckittt...

"Ayo guys kita turun, kita sudah sampai." Suara Mark terdengar berusaha membangunkan para member.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang