회 4

141 19 5
                                    

.
.
.
.

Suasana studio berubah menjadi ricuh saat lighting tiba-tiba jatuh dan melukai member NCT DREAM yang sedang perfomance di atas panggung.

"Renjun oppaaa!!!"

"Oppaa gwenchana?!"

Para fans yang ada di bawah panggung berteriak memanggil, sedangkan para staff dengan cepat bergegas menjauhkan lighting dan pecahan kaca dari Haechan dan Renjun yang terkapar di atas stage.

Manajer hyung segera berlari untuk memeriksa keadaan idolnya. Dengan perlahan manajer hyung menggeser tubuh Renjun yang ada di atas tubuh Haechan.
"Haechan-ah! Gwenchana?!!"

Nampak Haechan yang nampak terkejut dan masih belum bisa memproses apa yang terjadi. Perlahan air matanya mengalir saat melihat apa yang terjadi, maniknya melirik Renjun yang tidak sadarkan diri di sampingnya.

"H... Hyung... "

Mendengar suara Haechan yang merespon membuat manajer hyung menghela napasnya lega. "Hahhh... Syukurlah... "

Tak lama setelahnya petugas kesehatan segera membawa Renjun dan Haechan untuk dibawa ke rumah sakit untuk segera mendapatkan perawatan. Manajer hyung nampak sibuk memastikan Renjun dan Haechan sedangkan para member masih berada di studio.

Mark melirik Jeno dan member lainnya yang nampak terkejut, belum lagi Chenle yang sibuk menenangkan Jisung yang kesulitan bernapas.

"Jisung-ah... Bernapas lah secara perlahan." Mark membantu Jisung dengan perlahan, setelah beberapa lama jisung mulai tenang.

Mark menatap para fans yang masih panik dan khawatir, belum lagi ada beberapa fans yang merekam kejadian para member dengan kamera ponsel mereka masing-masing.

"Jeno, tolong bawa para member ke belakang. Nanti kita ke rumah sakit untuk melihat keadaan Renjun dan Haechan."

Dengan segera Jeno mengangguk, lagipula tidak banyak yang bisa mereka lakukan selain menenangkan diri.

"Hyung... Gomawo..." Lirih Jeno membuat Mark tersenyum tipis.

Tes....

Tes....

Sepertinya saking heningnya, suara tetesan infus membuat Renjun terbangun.

Perlahan kedua manik Renjun terbuka, yang ia lihat hanyalah ruangan serba putih dan hanya ada ia seorang diri. Ruangan yang besar ini hanya ada ia seorang, tidak buruk.

Renjun kembali termenung saat ia mengingat kejadian beberapa waktu lalu. Donghyuck...

Ia memeluk Haechan tiba-tiba karena mengingat sosok bernama Donghyuck yang mirip dengan Haechan. Hingga tanpa sadar ia mengira Donghyuck adalah Haechan, sosok yang ada di dunianya.

Ceklek...

"Renjun-ah... " Renjun melirik malas saat pintu ruangannya terbuka, namun melihat Haechan yang datang membuat Renjun segera beranjak bangun.

"Hyuck... Lo---"

"Bajingan... "

Renjun kembali menutup mulutnya, berpikir sejenak saat Haechan datang-datang langsung mengatainya. "Brengsek, udah gue selametin masih aja ngatain." Renjun kembali melontarkan amukannya membuat Haechan terkekeh kecil.

Benar... Ini baru Renjun yang seperti biasa.

"Nggak usah sok sedih, ambilin minum gih." Perintah Renjun membuat Haechan menatapnya kesal.

Melihat protesan dari Haechan dengan cepat Renjun membuka selimut yang menutupi kakinya yang di plester. Ada beberapa goresan kaca yang terlihat, sebenarnya tidak ada masalah, hanya beberapa memar karena sempat terantuk stage.

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang