Pejamkan matanya nikmati sejuknya udara malam sehabis hujan tengah malam. Air matanya menetes ke pipi gembilnya, mengapa hidup begitu berat ia hanya ingin tenang dan beristirahat namun otaknya seolah dipacu banyak hal yang membuatnya terpojokan. Semenjak si tua bangka itu kembali ke rumah ini selalu memojokkannya seolah ia adalah beban dan kasih antara ia dan anak angkatnya adalah kesalahan.
Ia rasakan sebuah kecupan dilehernya, sedikit jilatan membasahi lehernya hingga sebuah hisapan ciptakan sebuah tanda membuatnya memejamkan mata menikmati sentuhan yang dirindukan. Lengan kekar segera merengkuh menguasai perutnya, jari-jari itu masuk mulai menyentuh dengan lembut kulitnya.
"Apa yang kamu pikirkan"
Dengan lembut hanbin membelai wajah cantik si lelaki manis, si manis hanya diam sambil pejamkan mata nikmati angin yang menerpa wajahnya. Cantik, semakin cantik kala lelaki itu dipandang hanbin begitu memujanya.
"Aku kira kamu tidak ingat pulang"
Hanbin menatap lelaki itu ada sedikit perasaan bersalah dalam hatinya ia selalu memprioritaskan pekerjaanya dibandingkan sang pujaan hatinya. Kata maaf ia bisikan ditelinga lelaki itu sambil jilat dengan sensual cuping milik lelaki itu yang tengah mendesah kala tangan hanbin dengan nakal menyentuh area sensitifnya.
Hujan turun begitu deras dengan tiba-tiba ia memudurkan tubuhnya kala merasa air menyetuh hidungnya ia tengah condongkan kepala tuk lihat pemandangan. Detik berikutnya tubuh itu dibawa kedalam dekapan sang dominan memasuki kamar. Kala pintu itu ditutup, tubuhnya tehimpit di pintu kaca itu oleh sang dominan yang tengah menatapnya lekat penuh gairah.
"Aku sedang tak enak badan"
Tolaknya, namun seolah tak didengar tubuhnya digendong dan dihempas ke kasur mereka.
"Apa begini caramu menyambut kekasihmu?"
Hanbin terlihat marah dengan pernyataan penolakan milik Hao, Hao tak kalah sengit menatap Hanbin. Ia rasa seperti seorang jalang, Hanbin setiap pulang selalu memperlakukannya seperti ini. Sekarang ia mempertanyakan entah dimana letak cinta yang hanbin selalu sebutkan.
"Tidak pernah kah kau berpikir aku lelah juga diperlakukan seperti jalang kamu pulang hanya kita habiskan dengan sex lalu kamu kembali sibuk dengan urusanmu"
Emosinya menaik ia berhasil ungkap isi hatinya sambil tatap nyalang hanbin, detik berikutnya ia buang wajahnya tak ingin bertemu tatap dengan lelaki itu. Hanbin menghembuskan nafasnya, ini terlalu berat, ia tak tahu kenapa keadaan seperti ini, ia tak tahu bagaimana ia ungkap rasa cintanya kepada sang terkasih sebab ia tak pernah tahu bagaimana seharusnya.
"Maaf"
Ujarnya ia turun dari kasur milik mereka pakaikan kembali kemeja miliknya sebelum sebuah tangan melingkar di perutnya, dengan tubuh yang bersandar dengan punggungnya. Sial, selalu seperti ini keadaannya. Hanbin membalikkan tubuhnya, tatap si manis dengan tatapan sendu, berikan ciuman sebagai penenang.
"Jadi kau mau apa?"
Tanya hanbin lembut, sambil mengusap pipi gembil lelaki manis yang tengah menatapnya sendu.
"Kamu"
Hanbin mengangguk lelaki itu mengambil posisi bersandar di kasur, menarik lelaki manisnya untuk duduk diatas pangkuannya, berikan pelukan penenang untuk si manis. Malam itu hanya dihabiskan dengan saling melepas rindu dengan pelukan semalaman.
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Kala matahari menyinari tanah bumi, dua orang yang tengah sibuk memadu kasih pagi ini sebelum hanbin akan flight ke London untuk urusan bisnis. Nafas tak beraturan, tubuh penuh bercak kemerahan, tatapan sayu dengan bibir yang saling melumat, desahan yang memenuhi ruangan, Hao berantakan dan hanbin menyukainya membuat lelaki manis itu lebih sexy, sentuhan lengan Hao pada rambut dan leher hanbin membuat lelaki itu semakin bergairah menghentakkan penisnya didalam lubang milik Hao, lubang itu menjepit kuat penisnya, Hao semakin menggoda kala ia pejamkan mata dan mengadu kenikmatan dengan desahan yang terus ia keluarkan. Keduanya sentuh titik putih bersamaan, lubangnya penuh dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harvest
RomanceSeorang violinist terkenal dikabarkan hilang tanpa jejak dalam pertemuan terakhirnya, ia tak mati melainkan diculik. a binhao / haobin au. [!] boys love, rated-m, nudity, suicide, blood.