Continue.

474 25 6
                                    

Scranielo tak pernah semudah itu untuk mati, ia sekarang selamat tengah dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Jimin menyambutnya pria itu yang dengan wajah geram dan marah hingga ia lempar beberapa barangnya kepada para pelayanannya. Rugi besar ia telah merugi semua manusia tawanannya tak terselamatkan kini markas perlelangan yang berharga miliaran itu juga hangus terbakar. Hanbin pembawa sial batinnya menyumpahi serapah anak yang ia rawat dari kecil itu. Ia bersumpah akan memenggal kepala para penghianat itu.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Dingin malam menyelimuti hari itu, kala Hao tengah menatap ombak yang memecah batu mereka sedang diatas kapal untuk menikmati keindahan malam sambil bergelut dengan pikirannya. Tak ada yang berubah dari hanbin lelaki itu tetap sibuk dengan kerja apalagi mereka membuat aliansi baru untuk para mafia yang ingin berada dibawah naungannya, Hanbin lelaki pintar mampu membuat para pengikut Scranielo berbelok ke arahnya. Di ruang itu mereka sibuk merancang jejaring bisnisnya yang akan mereka langsungkan, semua orientasi tentu kepada uang hanbin juga butuh untuk menghidupi kekasih dan anaknya.

Kala melihat sosok Hao yang sedang duduk disalah satu bangku bagian atas kapal sambil menikmati secangkir coklat hangat. Ia hampiri lelaki itu berikan kecupan pada pipi gembilnya. Mengambil posisi duduk bangku di sebelahnya, menarik sang empu mendekat dan mendudukan lelaki yang tengah berselimut tebal itu diatas pangkuannya. Ia rindu, setiap hari ia rindu kepada lelaki cantik yang selalu ia puja dalam hidupnya. Mata yang saling bertatap bibir yang mulai disatukan saling melumat, bulan begitu terang malam hari ini menyaksikan ciuman manis yang kian semakin panas dan menuntut. Rengkuhan di pinggang yang semakin erat, mulut yang membuka membiarkan hanbin masuk dan mengabsen seisi mulutnya, saliva yang mulai membasahi keduanya. Manis, Zhang Hao selalu manis hanbin menatapnya penuh puja sebelum melahap bibir itu kembali. Kini ciumannya turun hingga keleher mulus milik Hao, ciptakan sebuah tanda kepemilikan.

Jeonghyeon baru saja ingin mencari udara segar sambil merokok diatas kapal namun terhenti langkah ketika melihat temannya yang tengah bercinta, gila apa Hao tidak masuk angin pikirnya. Sebab bahunya terekpos tengah dinikmati sang kekasih. Hao terus mengalunkan desah di telinga hanbin, sesekali mejambak rambut lelaki itu kala keenakan rasakan setiap hisapan, lumatan dan gigitan kecil sang kekasih pada putingnya. Jeonghyeon memilih merokok di tangga kapal tidak takut bablas menonton film dewasa secara langsung.

"Hanbinhh nanti ada yang lihat"

Bisik Hao pada telinga hanbin, kebetulan rintik hujan mulai turun membasahi keduanya. Hanbin benarkan piyama milik kekasihnya. Bawa sang kekasih dalam gendongan untuk pergi, Hao kira ia akan dibawa ke kamar mereka tidak melainkan ke sebuah kamar terbuka dimana di ruangan itu terdapat sebuah kasur dengan beberapa makanan tersaji pemandangan langsung ke terbuka ke arah laut menurut hanbin spot ini cocok untuk menghabiskan malam mereka.

"Anjing" lagi-lagi Jeonghyeon dipertemukan dengan dua kekasih itu ia mengumpat dalam hatinya dan melonggos pergi.

Tidak hanya Jeonghyeon beberapa teman hanbin juga tak sengaja melihat mereka yang sedang memadu kasih, gila Jiwoong lelaki itu langsung berlari ke ruang bawah menuju bar ia butuh pelampiasan tak sengaja melihat betapa cantiknya wajah kekasih temannya yang sedang digagahi. Jiwoong mengangumi Hao sejak awal mereka bertemu kemaren.

ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ
Tubuh telanjangnya di ekspos ini pertama kali mereka lakukan adengan sex in public, darahnya berdesir kala hanbin berikan kecupan kecil di setiap bagian kulitnya, basahi leher hingga tubuhnya dengan jilatan lidahnya. Indah, indah dan selalu indah hanbin menatap penuh puja kekasih cantiknya yang tengah menutupi bagian sensitifnya dengan gemas.

Harvest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang