46: Defense

1.6K 289 95
                                    

CHAPTER 46:
Defense

[Playlist: Lana Del Rey – Cinnamon Girl]

***

6 Agustus 2021 – 05.10 AM

Menerima keadaan nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Setiap menit yang datang setelah sebuah pisah tidak membawa apa-apa kecuali penyiksaan.

Kepala terasa pening sebab memikirkan bagaimana hari-hari berikutnya akan berjalan; mata terasa sembab sebab tiap kali membuka dan memejam yang nampak hanya gelar premier kenangan manis hari-hari silam; dada terasa sesak sebab tak cukup lapang menerima kenyataan yang menyimpang dari harapan; pun hati terasa hancur sebab tak cukup kuat menahan pukulan realita bahwa kisah cintanya sudah berakhir, padahal cintanya masih ada, masih sedemikian melimpah.

Meski bukan kali pertama, meski seharusnya Jaehyun sudah terlatih oleh pengalaman yang ia punya, tetapi ketahuilah yang lalu tidak membuat Jaehyun setersiksa sekarang. Yang dulu, tidak membuat Jaehyun sesesak dan sehancur kini.

Posisi Jaehyun dahulu adalah posisi Rose yang sekarang: sering kali dibuat menunggu, berharap, diabaikan dan dikecewakan. Hanya bedanya, bukannya muak, Jaehyun justru terlatih untuk tidak menunggu dan tidak berharap sampai akhirnya ia terbiasa ketika diabaikan maupun dikecewakan.

Dengan keahlian semacam itu, Jaehyun bisa mempertahankan hubungan selama dua tahun bersama Jung Chaeyeon yang semasa SMA punya banyak prioritas selain dirinya. Jaehyun memberi banyak perhatian, sekalipun ia tidak menerima sebanyak yang ia beri, Jaehyun banyak mendengarkan, sekalipun ia jarang sekali didengar.

Akibatnya, Jaehyun terbiasa untuk lebih banyak memendam, ketimbang mengutarakan sebab manusia-manusia lain tidak punya telinga yang baik untuk mendengar. Jaehyun lebih banyak menerima ketimbang memaksakan karena berpikir pemaksaan hanya membuat orang lain merasa tidak nyaman.

Kebiasaan itu tanpa sadar terbawa hingga sekarang. Kini Jaehyun sadar, mengapa perpisahan ini terasa lebih menyakitkan. Sebab Jaehyun telah cukup banyak berusaha untuk hubungannya dengan Chaeyeon, tetapi tidak cukup berusaha untuk hubungannya dengan dengan Rose. Jaehyun memahami Chaeyeon dengan sangat baik, tetapi tidak cukup baik dalam memahami Rose.

Jika menelaah lagi ke belakang, Jaehyun tentu seharusnya sudah sadar dari dulu-dulu, bahwa kebiasaannya itu berdampak buruk dan tidak cocok diterapkan untuk hubungannya yang sekarang. Rose selalu mendorong Jaehyun untuk bicara, bicara, dan bicara, perempuan itu selalu ingin tahu, selalu ingin mendengar. Namun, sayangnya Jaehyun tidak pernah benar-benar mau belajar.

Jaehyun tidak pernah benar-benar memahami bahwa selama ini ia telah menerima perhatian melebihi yang ia berikan. Rose benar-benar menjadikannya prioritas dan membuatnya tahu bagaimana rasanya diprioritaskan. Namun, Jaehyun justru membuat perempuan itu meragu tentang levelnya. Dan jujur saya, di antara banyak prioritas yang Jaehyun punya, laki-laki itu sempat kebingungan menentukan mana yang harus lebih diprioritaskan.

Benar memang. Katakalah, Jaehyun memang seburuk itu. Namun, bolehkah, Jaehyun yang buruk ini tetap menginginkan perempuan sebaik Park Chaeyeong?

"Maafkan aku."

Bolehkah Jaehyun kembali berusaha mengejar perempuan itu?

"Aku benar-benar meminta maaf karena tidak memahamimu dengan baik. Aku minta maaf karena kurang berusaha dan kurang memprioritaskan hubungan kita. Maaf karena selalu menyembunyikan banyak hal, selalu membuatmu menunggu, dan seringkali mengecewakanmu."

Jaehyun melakukannya. Ia kembali berusaha. Semalaman tersiksa, laki-laki itu tidak bisa untuk tetap diam saja. Sekian puluh panggilan suara tidak dijawab, sekian puluh pesan berisi penyesalan tidak dibalas, akhirnya pada pagi yang masih terbilang dini, ada satu panggilan yang terangkat.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang