"Tidurlah.." senyuman tipis terbit di bibir Lisa begitu seorang bocah kecil menempel padanya, tidak seorang saja sebenarnya, sedari dia sampai di panti asuhan, ada begitu banyak anak-anak yang langsung mendekat ke arah mereka, terlebih anak-anak yang sudah mengenal Lisa dan Jennie sejak lama.
"Apa posisimu kurang nyaman?" Tanya Lisa pada seorang gadis kecil yang usianya bahkan baru satu tahun itu, karena belum fasih berbicara, Lisa tidak begitu memahami apa yang di inginkan bocah yang kini malah duduk di pangkuannya.
Lisa sendiri berada di ruang bermain sekarang, disudut yang sama seperti dulu, tempat favorit dimana dia dan Jennie akan bermain bersama, dari sisi ini juga Lisa bisa melihat begitu banyak bocah-bocah lainnya yang tengah bermain dengan mainan mereka masing-masing.
"Ingin berbaring?" Lisa sedikit kebingungan karena bocah kecil di pangkuannya kembali mengubah posisinya, namun kemudian dengan nyaman anak perempuan yang cantik itu menyandarkan pipinya pada lengan Lisa, membuat gadis jangkung itu ikut mendekap tubuh kecil di menggunakan kedua lengannya.
Tenang dan hangat, itu yang Lisa rasakan, meski ruangan anak-anak ini rasanya cukup berisik, tapi ini adalah suasana yang Lisa rindukan meski dia sudah tumbuh sebesar sekarang.
Di panti asuhan yang sederhana ini Lisa merasakan rasanya mendapatkan keluarga untuk pertama kalinya, mungkin berbeda dengan Jennie yang masih dapat menghabiskan waktu enam bulan bersama keluarga kandungnya yang sampai sekarang tidak pernah mereka ketahui dimana keberadaannya.
Rasanya hati Lisa sedih karena ternyata jumlah anak-anak di panti asuhan bertambah sampai lima belas orang bulan ini, rata-rata dari usia nol sampai satu tahun, biaya yang dibutuhkan panti asuhan juga semakin besar seiring jumlah anak-anak yang bertambah.
Lisa tidak paham, apa yang dipikirkan oleh para orang tua? Banyak pasangan yang ingin memiliki anak namun mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk itu namun ada begitu banyak orang yang membuang anak mereka begitu saja.
"Hey, kau juga ingin bersamaku?" Lisa menepuk pahanya begitu seorang bocah laki-laki menghampirinya, tanpa mengatakan apapun, bocah laki-laki itu langsung membaringkan tubuhnya dengan menjadikan paha Lisa sebagai bantal, Lisa langsung mengusap rambut pria kecil yang langsung memejamkan matanya.
Di panti asuhan ini adalah tempat yang tepat bagi Lisa untuk menunjukkan sisi lembutnya, baginya, malaikat-malaikat kecil ini selalu sukses menggetarkan hatinya, mereka adalah anak-anak yang tidak pernah minta untuk dilahirkan, namun sedari kecil sudah harus merasakan pahitnya dunia.
Jennie sendiri sedang membantu Mama yang tak lain adalah pemilik panti asuhan di luar untuk menyiapkan makan malam, Lisa tidak di ijinkan membantu banyak, jadilah dia memilih untuk bermain dengan anak-anak.
Lisa sendiri merasa orang tua pertamanya yang sudah begitu berjasa di hidupnya rasanya semakin tua, berbeda dengan dulu, bahkan rambut Mama sudah mulai memutih, kesehatannya menurun, entah bagaimana nasib anak-anak di sini jika suatu saat Mama sudah tidak bisa mengurus mereka.
Lisa menoleh kala seorang gadis berambut hitam masuk ke dalam ruang bermain, gadis itu langsung duduk di samping Lisa, mengambil alih bocah laki-laki yang berbaring tidak terlalu nyaman di paha Lisa.
"Biarkan saja dia tidur, Seulgi." Ucap Lisa, "aku juga mau menidurkannya agar dia lebih nyaman." Balas gadis itu sambil memangku bocah laki-laki yang tadinya menempel pada Lisa.
"Siapa nama gadis kecil ini?" Tanya Lisa, menanyakan nama bocah kecil yang terlelap di pangkuannya, "Ella.. Mama menamainya dengan Ella, kami menemukan dia dengan keadaan yang cukup menyedihkan, seorang tetangga yang membawanya kemari, dia ditemukan di tempat penampungan sampah." Ucapan Seulgi membuat Lisa terkejut, dia begitu prihatin sampai mengecup puncak kepala gadis kecil di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOGETHER - JENLISA [G×G]
FantasyDibesarkan dari panti asuhan yang sama membuat Jennie dan Lisa sedari kecil tidak bisa terpisahkan, bahkan saat Jennie diadopsi oleh seorang keluarga berada, Lisa yang lebih muda juga ikut bersama mereka. Keduanya di tengah-tengah keluarga Song seba...