6

15K 53 0
                                    


Hari demi hari aku lalui dengan penuh susah payah,lima bulan terakhir aku melakukan aktivitas dibantu oleh Zian mulai dari buang air kecil,turun tangan dan lainnya

Perutku kini sudah semakin membesar dan mendoyot turun, memasuki bulan kelahiran bayiku aku sekarang sering merasakan kontraksi

Bahkan ketika aku hamil besar seperti ini Zian masih saja terlihat ketus,ya walaupun sikapnya cukup perhatian terhadap ku

Kali ini Zian tengah di garasi mempersiapkan mobilnya yang akan dikendarai ke kantor,aku yang masih berada di kamar ingin mencoba jalan turun kebawah

"engh,dedek nendang ibu jangan kenceng kenceng sayang " ujarku sambil mengelus perlahan perutku dari sisi atas turun ke sini kanan lalu memutar

"huft, ngeri juga aku bisa ngga yaa " tanyaku ragu saat tiga anak tangga berhasil aku pijak

Satu tangan ku menyangka perut bagian bawah ku,satu tangan lagi untuk berpegangan, belum ada sepuluh tangga aku turunin perutku kembali mulas

"hmmm mules ahh" lalu mulas nya hilang aku kembali melangkah,bahkan aku berjalan pun sekarang sudah seperti robot

gerakan ku sangat kaku dan terbatas,tangga kelima belas,Zian masuk melihat aku yang tengah turun tangga seorang diri

"ROSA!" Aku tersentak kaget

mati lah aku,Zian akan marah besar setelah ini,namun sisi manjaku seperti nya harus dikeluarkan kali ini

Zian langsung berlari ke arah ku, menuntun aku perlahan turun,dan kami sampai di dapur aku duduk di kursi

muka Zian sudah merah padam,tentu aku takut dia sangat menakutkan saat marah apalagi kesalahan ku kali ini

"KAMU INI,MAU MENCELAKAI DIRI SENDIRI IYA !? " aku menutup mataku karena terkejut

"KAMU PIKIR NGGA BAHAYA DENGAN POSISI KAMU SEKARANG HAMIL TURUN TANGGA SENDIRI AN HAH!" Sial kini Zian banyak bicara hanya saat dia marah saja

Aku hanya diam, mengakui jika aku salah kali ini namun entah dari mana keberanian ku kali ini untuk menjawab

"AKU INI HAMIL KAK,BUKAN LUMPUH " Zian yang mendengar aku menjawab dengan nada tinggi semakin murka

"KAMU PIKIR,SAYA MENGATAI KAMU LUM _ _"

Belum selesai kalimat Zian,aku harus berakting kali ini

"argh ! " aku mencekam perutku, untuk meyakinkan Zian aku membuat mimik muka kesakitan semeyakinka mungkin

Sebenarnya memang aku tengah kontraksi palsu sedari tadi,jika tidak begini Zian akan terus marah menyudutkan aku hingga dia puas

"kak sak----itt hiks " aku memberi kode agar dia mendekat

banar saja,Zian langsung menghampiri ku dia berlutut untuk mensejajarkan tinggi kepalanya dengan perut ku yang kini tengah duduk

"bias saya usap " ujar Zian kali ini dengan nada lembut

namun sialnya kontraksi yang sesungguhnya menyerang aku,aku memekik keras

"ARGH MULES KAK HI---KS "

"Kita kerumah sakit ya " Aku hanya mengangguk mungkin hpl yang dokter berikan salah,bayi bayiku ingin lebih cepat melihat dunia

Dalam perjalanan aku terus mengerang kesakitan,Zian tidak fokus untuk menyetir tangan satunya dia gunakan untuk mengelus perutku yang mengencangka

"aku ngga kuat kak--- sakit " aku menangisi

" sabar sebentar lagi kita sampai "

Aku memegang seatbelt, kontraksi kali ini lebih sakit membuat aku kesulitan bernafas karena tidak ada jeda,perutku naik turun seiring dengan kontraksi yang tengah berlanjut

sesampainya di rumah sakit, aku langsung ditangani dokter memang sudah mewajarkan hal ini,dan mengingat umurku yang masih belia para dokter menyarankan untuk aku melakukan operasi saja

"engh, hufft huft aaaaahhhh " aku mengangkat dadaku karena sakitnya kembali datang

dokter tenaga mempersiapkan ruang operasi ku,aku harus menunggu sembari diserang kontraksi hebat,aku menggeliat berulang kali mendesis sakit

Keringat sudah keluar sebiji jagung sedari tadi, bibirku pucat,badanku remuk, perut ku sakit,semua seperti malaikat tengah mencabut nyawaku perlahan

"kak,engh Rosa ng-- ahhh " Aku mencekam bantal kepala ku bayi kembar ku terus perputaran menendang hingga menimbulkan rasa sakit

"Hiks hiks ngga kuat, emmmppppptttt nggg-aaakkk"

Zian hanya mengecup keningku berulangkali,sambil mengucapkan kata maaf

"huft aaaaahhhh,bayi nya enghh " aku mengusap perutku brutal berharap bayiku diam dan sakitku hilang

namun ternyata tidak, bersamaan dengan itu dokter dan suster membawa ku menuju ruang operasi,aku hanya berdoa dalam hati semoga nanti aku terbangun dengan kedua anak ku yang lucu

Zian tidak diperbolehkan masuk,dia diruang tunggu harap harap cemas dengan kondisi ku di dalam sana

setelah aku menjalani operasi dan kedua anakku kini tengah tertidur pulas,aku mengucapkan syukur ribuan kali karena kuat menjalani hidup diusia ku yang delapan belas tahun dengan dua anak kembarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah aku menjalani operasi dan kedua anakku kini tengah tertidur pulas,aku mengucapkan syukur ribuan kali karena kuat menjalani hidup diusia ku yang delapan belas tahun dengan dua anak kembarku

setelah aku menjalani operasi dan kedua anakku kini tengah tertidur pulas,aku mengucapkan syukur ribuan kali karena kuat menjalani hidup diusia ku yang delapan belas tahun dengan dua anak kembarku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


end

Birth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang