Darla,istri dari Leo kini tengah duduk diruang tamu keluarga dengan perut buncit yang sangat menyusahkan dia mengusap lembut si jabang bayi
Darla dijadikan istri oleh Leo semata mata karena kebutuhan bisnis Leo saja,Leo butuh istri untuk dibawa nya saat acara acara penting perusahaan yang mengharuskan membawa istri para petinggi kantor
Muka nya Darla hanyalah anak dari mantan pembantu rumah Leo,ibu Darla sendiri sudah wafat dua tahun lalu mengani ayah nya dia sendiri sudah berkeluarga lagi saat ibu Darla hamil dan meninggal mereka berdua hingga kini
Darla pun tidak tahu kabar ayahnya dan juga tidak mau mencari tahu,sebab semua sudah berjalan begitu lama jadi biarkan lah
Kehamilannya pun kini tidak serta-merta meluluhkan hati Leo agar sayang padanya,Leo tetap pada prinsip gila kerja dan uang yang terus menghantuinya setiap hari
Padahal jika Leo tidak bekerja pun sampai dia tua,Darla rasa uang nya akan tetap mengalir begitu saja
Leo sendiri pun, selalu menekankan pada Darla agar tidak berpenampilan kumuh dan dekil,semua baju yang Darla kenakan tentunya dipilih langsung oleh Leo
Bahkan setelah mengetahui kehamilan istrinya itu Leo khawatir berat badan Darla naik, dirinya akan malu saat membawa Darla meeting atau acara kantor lain nya
Namun beruntung nya Darla memiliki tubuh yang tetap ideal walaupun dirinya tengah mengandung
Kandungan Darla sendiri kini sudah menginjak usia tujuh bulan, tendangan dari dalam perutnya terkadang terlalu sering
Bahkan sekarang nafasnya barat karena perutnya makin membuncit, sulit tidur, pinggang yang pegal dan gejala lain nya
Gejala tersebut tentu diketahui oleh Leo karena saat berada di ranjang Darla memberi tahu ayah dari bayi nya itu
Leo juga sewaktu-waktu bisa berbuat romantis atau menunjuk dia peduli pada Darla sebenarnya namun tertutup oleh sikap nya yang dingin
Setelah satu jam Darla hanya duduk termenung,kini dirinya bangkit melihat kondisi dapur dimana kedua pembantu tengah melakukan pekerjaan mereka masing masing
"Ehh,ibu mau kita buatkan susu ?" ujar mbak Dewi pembantu Darla
"Emm,aku pengen makan yang pedes pedes deh mbak,enak kayaknya sama minum es jeruk" ujar Darla sambil membayangkan betapa enaknya makanan tersebut
"Mbak tolong beli bakso ya,dua porsi sambel nya di pisah ya mba " Mba Dewi hanya mengangguk mengiyakan saat sudah di beri uang dua ratus ribu oleh Darla
"Itu barang kali kalian mau juga beli aja sekalian"
"Iya Bu,Dewi permisi dulu "
Setelah pergi nya Dewi,Darla naik ke lantai dua menuju kamar nya
Harum parfum Leo masih tertinggal saat Darla membuka pintu kamar nya, padahal jam baru menunjukkan pukul sepuluh pagi namun Darla seolah sudah lelah walaupun tidak melakukan aktivitas apapun
Sebenarnya nanti malam,Leo meminta Darla menanami nya meeting dia restoran bersama rekan kerja nya
Leo sendiri pun sudah menyiapkan baju untuk Darla tentunya,dia tidak mau nanti para relasi bisnis nya mengolok olok karena penampilan Darla yang semrawut
baju dengan ukuran yang pilih Leo yaitu ukuran saat Darla belum hamil,namun mengingat sekarang Darla hamil 7bulan seperti memang masih muat walaupun nanti perutnya sedikit terhimpit baju yang sempit ini
Selepas menaruh persiapan nanti malam,tak lama Mba Dewi datang dengan bakso yang dia beli
Darla yang mendengar suara ketukan pintu, langsung keluar segera menyantap bakso yang sudah dia inginkan
"Mba indah,minta tolong ambilkan Chili pepper mba " ujar Darla yang tengah duduk di meja makan
"Bu, apa ngga kepedesan? itu ibu udah pakai sambal nya banyak loh" ujar mbak indah menegur
"Ngga,ini aku ngidam loh"ujarnya sambil mengelus perlahan perut nya
Mbak indah dan Dewi hanya meneguk liur nya kasar melihat warna kuah bakso yang semula pucat kini berubah menjadi merah pekat
Namun sepertinya sang majikan menikmati santapan kali ini jadi mereka melajukan pekerjaan nya yang belum terselesaikan
***
Tiba jam empat sore,Leo sudah pulang dengan mode diam nya dia saat pulang kerja
Leo yang langsung masuk kamar mandi untuk membersihkan diri, sementara Darla yang menyiapkan pakaian untuk Leo nanti pakai
Perut Darla kali ini terasa mulas, mungkin efek dari makan bakso tadi pagi baru terasa sekarang dirinya seperti ingin buang air besar namun karena tengah hamil jadi sakitnya entah mengapa berbeda dari biasanya
Namun sakitnya diabaikan oleh Darla,semua hanya diam sampai akhir jam enam sore Darla bersiap untuk menemani sang suami
Leo sendiri pasti tengah menyerap rokok,dan kopi nya di taman belakang rumah agar asap nya tidak terhirup oleh Darla
Namun kondisi perut Darla makin memburuk menurut nya,setelah memakai baju yang kesempitan yang diberi Leo,perut nya makin terasa sakit bahkan dirinya mual
"Hoek Hoek" brush makeup kini dibiarkan begitu saja diatas meja rias
Darla langsung berjalan menuju kamar mandi saat mual nya menyerang
"Hoek Hoek Hoek "
"Huft huft sa-kiiit" ujar dara merasa kini malah kandungan nya nyeri kram dan sakitnya sulit dijabarkan
Dengan wajah pucat,Darla menuju taman belakang menemui Leo berjalan pelan sambil terus mengelus perutnya
"M-aas " Ujar Darla lirih
Leo yang mendengar suara Darla langsung berbalik,namun justru dirinya kaget melihat kondisi Darla yang sudah berganti pakaian untuk meeting kini kondisi berwajah pucat dan berkeringat
"Darla ? " tanya Leo sambil mematikan Putung rokoknya menghampiri Darla
"perut aku seesss sakit mas" ujar Darla lemah
Leo yang khawatir akan bayi dikandung Darla langsung mengendong Darla menuju rumah sakit
Di rumah sakit, ternyata Darla mengalami lecet pada bagian usus nya karena makanan pedas ditambah Darla diare dan muntah membuat nya kekurangan cairan dan harus mendapatkan perawatan untuk beberapa hari
kini Darla masih tidur,dengan perut yang membuncit dibawah dada yang ditutup selimut dan tangan yang sudah terpasang jarum infus menjadi pemandangan Leo
Dirinya ingin marah,namun melihat wajah damai Darla dan bibir nya yang biasa berwarna merah muda kini beralih menjadi pucat pasi Leo tak tega
Dengan perlahan tangan Leo menyentuh perut Darla
"anak ayah jangan nakal,ibu lagi sakit soalnya ya " ujar Leo lirih takut Darla terbangun
Dirinya juga menyempatkan mencium sang buah hati yang akan lahir dua bulan lagi sebelum meninggal Darla untuk mengangkat telfon
komen untuk part selanjutnya