1.

19 1 1
                                    

"Abel hari ini ada acara?" Tanya Jeffrey sedikit melirik Abel yg kini duduk disebelahnya.

"Engga.Kenapa?"

"Mau ajak ke abah. Temenin makan. Dari kemarin kepingin nasi gulainya abah Tian"

Abel terdiam sesaat. "Ga sama Sarah?" Bukannya menolak, hanya saja Abel takut Sarah akan salah paham kalau ia keseringan pergi dengan Jeffrey

"Sarah sibuk. Lagi mempersiapkan untuk lomba bulan depan" Balas Jeffrey.

"Sarah keren ya, udah lomba antar provinsi aja"

Jeffrey tersenyum, dan mengangguk. "Abel juga keren. Senyumnya manis . Bikin banyak orang suka aja" Ucap laki laki itu membalikkan kata kata Abel.

Abel merona.
Bukan sekali dua kali Jeffrey begini. Tapi sering dan hampir tiap hari.

"Woy! Lo berdua. Bucin terus" Celetuk Farhan yg menghampiri, tampak membawa 1 kotak susu dalam genggamannya.

"Nih Jef. Dari bokinan lu" Ucap Farhan. Menyodorkan sekotak susu itu kearah Jeffrey

"Sarah?"

"Iyalah siapa lagi? Cewek lu emang banyak ya Jef?"

"Ngaco. Kagaklah. Ya ga bel?"

Abel yg ditanyakan begitu hanya tersenyum canggung dan Mngangguk pelan.

"Tuh kata Abel iya"

Farhan menggeleng dramatis, "ck ck Bel. Awas lo kemakan omongan buayanya dia" Kompor nya.

"Enggalah. Gua juga tau kali. Jeffrey kan punya sarah" Balas Abel.

___________________________________


"Bel, Jeffrey tuh" Unjuk Dea kearah laki laki yg berdiri disamping pintu kelasnya . Terlihat sibuk dengan ponselnya.

"Iya, gua duluan ya De" Lalu beranjak menghampiri Jeffrey.

Sambil sedikit merapihkan penampilan nya karna ia akan pergi bersama Jeffrey

"Nonton bokep ya lo! " Tuduh Abel saat ia sudah berdiri dihadapan Jeffrey

"Bisaan banget nuduhnya" Balas Jeffrey santai. "Gini gini, saya pecinta mama dede" Lanjutnya.
Abel mendengus. Lalu hanya diam tak lagi mengeluarkan suara.

"Ayok. Sekarang kan?" Tanya Jeffrey, mengulurkan tangannya untuk Abel genggam.

Belum sempat Abel meraih tangan itu. Suara lain yg terdengar dari balik tubuhnya membatalka niat Abel.

"Jef!"

Jeffrey melongok, lalu senyumnya merekah.

"Kok kamu disini? Gajadi belajar sama bu luna?" Tanya Jeffrey yg memusatkan perhatian nya pada Sarah yg baru tiba.

Melupakan Abel yg berdiri diam dibelakang mereka.

"Bu luna ada urusan. Besok aja katanya"

Jeffrey mengangguk, lalu mengusap pipi Sarah dan mencubitnya pelan.
Jelas saja yg dicubit protes, jauhin tangan Jeffrey dari pipinya.

"Hayuk pulang, " Ajak Sarah. "Aku laper banget. Nanti mampir dulu ya ke tempat makan?"

"Kebetulan. Tadi aku sama Abel ada rencana mau ke Abah. Kamu mau?" Tawar Jeffrey.

"Boleh deh. Udah lama juga ga kesana" Setuju Sarah.

"Bel, " Jeffrey nengok Abel yg ga bersuara.

"Ayok" Ajaknya.

Sarah ikut melihat  kearah Abel. Memberinya senyuman tipis. Lengan Jeffrey ia apit ; posesif. Tanda kalau Jeffrey miliknya . Ada dinding. Tebal ,tinggi. Yang Sarah bangun antara dirinya dan Abel. Sarah seolah kasih jarak. Selalu mencoba memberi tau bahwa Jeffrey hanya miliknya, saat Sarah melihat kedekatan Jeffrey dan Abel.

"Gajadi Jef" Akhirnya Abel ngomong gini. Dia jilat bibirnya yg mengering. "Baru inget ada janji sama Satria mau beli keperluan  kelas"

"Loh tadi katanya kosong ga ada acara" Jeffrey protes. "Makan dulu abel baru belanja. Biar perutnya keisi" Bujuk Jeffrey

Abel melirik Sarah sekilas. Dan dari tatapan mata yg Sarah berikan, Abel tau Sarah cemburu. Kenapa Jeffrey tidak bisa merasakan itu?

"Ya nanti juga bisa kali makan sama Satria dimanaa aja. Kalian duluan aja, gua tunggu Satria sebentar lagi piket"

"Ok. Hati hati ya Abel"





___________________________________




Suara gesekan gerbang dan Deru motor yg terdengar dari arah garasi rumah milik kedua orang tuanya membuat Cyara penasaran siapa yg berkunjung di siang bolong begini. Pasalnya kedua orang tua nya sedang pergi keluar kota beberapa hari. Ia teramat malas kalau harus meladeni tamu tamu tak diundang itu.

Dengan langkah terburu-buru ia membuka pintu utama dan sedikit berjalan keluar untuk melihatnya.

"Hai kak" Sapa laki laki berseragam SMA yg sedang melepas helm nya.

"Oh Hai. Gua kira siapa" Balas Cyara seadanya dan langsung melenggang pergi meninggalkan Abel dan temannya yg masih berada di garasi.

"Kak! Mama Papa belum pulang?" Tanya Abel sedikit berteriak.

Cyara mundur 2 langkah, "belom. Kenapa?" Tanyanya

"Farhan boleh mampir kan ya? " 

"Iya" Dan benar benar pergi kekamarnya lalu mengunci diri. Tidak ingin direpotkan.

"Ayo han" Ajak Abel sembari melepas sepatunya dan masuk kedalam rumah

Farhan membuntuti, sesekali wajahnya menengadah untuk melihat isi rumah Keluarga Abel.

"Mau minum apa han?" Tawar Abel

"Apa aja deh" Jawab Farhan tanpa malu malu. Sedangkan Abel merasa senang karna Farhan menerima tawaran untuk mampir ke rumah.

Sebagai tanda terimakasih sebab Farhan sudah mengantarnya kerumah.

Ya, dia bohong soal pergi bersama Satria. Sebab ia malas kalau harus ada perang Dingin antara ia dan Sarah.

Untungnya saat ia keluar gerbang sekolah, Farhan baru saja mengeluarkan motornya dari parkiran.
Farhan mengajaknya pulang bersama. Awalnya Abel menolak, namun laki laki itu memaksa. Yasudah, disetujui saja.

"Kakak gua bikin pasta. Nih cobain" Ucap Abel yg baru dari dapur , meletakkan nampan yg berisi 2 mangkuk pasta dan 2 gelas jus jeruk.

"Widiiih. Ngerepotin ga nih guaa? "

"Kaga lah. Makan, han. Enak loh , kak cyara juara satu soal per pasta an"

Farhan menoleh, "iya?"

"Huum," Mulutnya sibuk mengunyah. "Soalnya kalo masak yg lain dia zero"

Lalu dilanjut dengan suara tawa yg menggema sore itu diruang keluarga milik Abel.

___________________________________

untuk kamu jangan berhenti tertawa, karena tawa mu bisa saja menyembuhkan sejuta luka.

𝓐𝓫𝓮𝓵𝓲𝓪 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang