5.

5 1 0
                                    

Time Skip

"Kamu mau makan apa?" Jeffrey bertanya saat keduanya mendaratkan bokong di kursi kantin.

Mata Sarah sibuk menatap kearah jejeran stand stand kantin yg ramai akan murid lainnya. Mulai dari Stand Soto ayam, siomay, lalu berhenti tepat di akang penjual Bakso.

"Aku mau bakso" Ucapnya pada Jeffrey

"Oke. Aku pesenin" Jeffrey berdiri dari duduknya, merapihkan sebentar baju yg agak terangkat dari pinggangnya,
"Ga pake bawang goreng dan saus. Noted ya sayang?"

Sarah terkekeh mendengarnya. Lalu mengangguk malu malu.

Jeffrey gemas melihatnya. Ia mengusak kepala Sarah, lalu tersenyum hingga kedua lesung pipinya terlihat. Dan pergi untuk memesan makanan mereka.

Tinggalah sarah duduk sendiri disini, dimeja paling pojok dekat showcase minuman.

Awalnya ia hanya diam, asik memandang kantin yg terlihat penuh siang ini. Sampai sampai, ia melihat Abel dengan kedua temannya yg baru memasuki area kantin. Ketiga gadis itu terlihat saling melempar candaan yg buat sarah risih mendengarnya.

"Norak".

Bukan tak suka. Hanya saja Sarah merasa apapun yg  Abel lakukan terlihat menganggu di matanya.

Seperti saat ini, ketika Sarah melihat tangan Jeffrey sudah bertengger nyaman di atas pundak Abel. Bahkan laki laki itu dengan santainya mencubit pipi berisi milik Abel -gadis yg sudah Sarah cap sebagai saingannya.

Padahal Abel baik. Sarah tau itu. Tapi biarkan sarah menutup mata dan menganggap Abel adalah penganggu dalam hubungannya dan Jeffrey.

Jika pun Sarah bisa, ia ingin sekali meminta kepada Jeffrey untuk menjauh dari Abel.
Tapi She's can not. Karena, Sarah paham betul bahwa Jeffrey tak sanggup menerima keinginannya.

.
.
.



Sarah sudah memakai helm. Sudah berniat akan menaiki motor Jeffrey saat ponsel milik kekasihnya itu berdering , menandakan ada yg menelfon.

"Lah, Abel" Gumam Jeffrey saat melihat nama si pemanggil di layar ponsel. 
Jeffrey sempat melirik Sarah yg terdiam di sampingnya. Lalu memutuskan untuk mengangkat, siapa tau penting kan?.

"Bel? " Kening nya berkerut, air wajahnya terlihat khawatir.
Matanya menatap sarah yg menatapnya balik seolah bertanya-tanya ada apa dengan Abel?

"S-sekarang dimana Bel?" Tanya Jeffrey sembari menggenggam erat tangan Sarag

"Oke oke, sekarang tenang dulu. Tenang, Saya disini Bel" Raut wajah Sarah berubah datar, gadis itu melepas genggaman tangan Jeffrey. Lalu sedikit menjauh, dengan tangan yg sibuk melepas helm dari kepalanya.

"Saya kesana sekarang". Lalu panggilan terputus. Jeffrey menyimpan ponselnya disaku celana.

" Kenapa? " Tanya Sarah penasaran, dan khawatir.
Mau gimana pun Abel adalah gadis baik. Ingat?

"Abel keserempet mobil. Sekarang dia dirumah sakit sendirian. Aku harus kesana" Ujar Jeffrey sedikit terburu-buru nadanya.

Kepala Sarah sedikit meneleng, "keluarganya?"

"Kakanya ga bisa dihubungin. Dan orang tuanya lagi perjalanan bisnis, Dia gamau bikin khawatir". Jelas laki laki itu

Gadis pemilik rambut pirang itu hanya tak ingin mengakui bahwa, ia sadar, ia yakin. Dihati Jeffrey tak lagi sepenuhnya diisi oleh namanya.
Kini ada nama Abel disana.


Sarah mengangguk, "yaudah samperin kasian dia sendiri"

"Maaf ga jadi nonton" Jeffrey meminta maaf, buat Sarah tersenyum sedikit.

𝓐𝓫𝓮𝓵𝓲𝓪 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang