6.

9 1 0
                                    

One week letter,,,,

"Abel"

Ketiga sekawan yg sedang jalan beriringan di Koridor sekolah itu pun serempak berhenti saat nama salah satu dari mereka di sebut.

"Ya?" Abel memundurkan langkah nya saat melihat, Sarah -si pemanggil yg berdiri  dibelakangnya.

"We need to talk" Lirih sarah menatap mata Abel serius.

Dea dan Lilis, kedua teman Abel itu saling pandang, sebelum " Kita harus pergi ga Bel?"

Abel melirik nya, lalu mengangguk. " Iya, lo pada duluan aja kekantinnya. Nanti gua nyusul" Yg disetujui kedua temannya dan dibalas gestur tangan 👌, lalu pergi.

"Mau ngomongin apa?"  Abel bertanya, sembari menyelipkan helaian rambutnya kebelakang telinga.

Itu kalau Cyra liat, pasti gadis ember itu akan berteriak "SOK CANTEEEK LU BANGKE!"

"Duduk disitu dulu yuk bel" Tunjuk sarah pada bangku yg terletak di depan ruang Musik  .

"Ayo deh" Abel lebih dulu jalan di susul Sarah.

Saat kedua nya sudah mendaratkan bokong di bangku, Abel kembali bertanya tentang tujuan Sarah.

"Masih pertanyaan seminggu yang lalu kok bel. Soalnya lo belum jawab pertanyaan gua" Ujar Sarah.

Abel mengerut, " Apa?"

"Perasaan lo tentang Jeffrey. Lu suka dia atau engga?"

Abel menahan nafasnya, lalu ia hembuskan kasar. "Gua ga suka Jeffrey, Sarah. "

Bohong.
Abel hanya tak ingin Sarah merasa sakit. Cukup dirinya.

"Dengan lo bohong kaya gini ga bikin gua seneng, Bel"  Resah Sarah.

"Nyatanya gua emang ga suka Jeffrey. Jadi please Sarah. Cukup. Jangan tanya perihal itu lagi ke gua" balas Abel dengan kesal. Dia cukup tahan untuk tak berteriak , mengingat kini masih jam istirahat yg tandanya banyak murid-murid berlalu lalang di sekitar mereka.

"Tapi lo bohong!"

"Gua engga!" Balas nya dengan pekikan.

Sarah tertawa sinis. Gadis itu tak lagi menatap Abel.

"Fine. Kalo emang lo ga suka Jeffrey, jangan deketin dia. Jangan chat dia. Berenti ngerengek tentang apapun ke dia. Stop, jangan lakuin itu lagi. Jauhin dia, Abel.  Karna dia punya gua. Gua sakit liat nya"
Ujar Sarah dengan nafas tersenggal.

Bibir Abel terkatup. Matanya memejam.

"I can't. Sorry" Lirih Abel.

Dengan begitu. Sarah bangkit dari duduk nya. Menatap Abel beberapa detik, lalu pergi tanpa sepatah kata pun.

.
.
.
.

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam saat Jeffrey memarkirkan motornya di halaman rumah Sarah  .

Ia berkunjung karna Sarah meminta.
Tiba tiba saja saat pulang sekolah tadi, Sarah memintanya datang kerumah malam ini.
Tentu saja Jeffrey menyanggupi. Toh akhir akhir ini ia dan Sarah jarang menghabiskan waktu bersama lagi.

Jadi dengan sekantung roti bakar kesukaan Sarah , Jeffrey berdiri di depan pintu,, sembari mengetuknya.

"Masuk Jeff" Saat pintu terbuka.

Skip  ^^

-----------

"Abel baik" Kalimat pertama yg Sarah ucap setelah 15 menit terdiam berdua bersama Jeffrey di halaman belakang rumahnya.
Jeffrey udah duduk di kursi kayu panjang, udah di suguhin teh hangat juga sama ibunya Sarah.

𝓐𝓫𝓮𝓵𝓲𝓪 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang