Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tanpa sadar kini elys telah berusia 13 tahun dan sedang berada di jenjang smp. Suatu hari di pagi yang cerah elys pergi ke sebuah taman depan apartemen lamanya, elys duduk di bawah pohon melamun dan tanpa sadar dirinya tersenyum, mengingat pertemuan pertamanya dengan kak evan.
"Mungkin saat aku bertemu dengannya lagi aku harus memanggilnya dengan sebutan om" gumam elys tersenyum
"Siapa yang kau sebut om?" tanya kakak kelas elys bernama zayn abian
"Yang jelas bukanlah dirimu" ucap elys sambil tersenyum.
"Baguslah, tapi ngapain kau kemari? Ingin bertemu denganku ya" ucap zayn bercanda
" buat apa aku mencari kakak kelas yang selalu kepedean dengan wajahnya " gumam elys
" lah! Kau tidak seharusnya menghinaku karena aku terlalu indah untuk di hina" ucap zayn memegangi rambutnya.
" yadeh si paling indah, udah dulu ya aku ada urusan bye!" ucap elys bergegas pergi.
Sesampainya di rumah, elys di kejutkan dengan keadaan pintu rumah yang terbuka lebar dan banyak bercak darah di dekatnya.
"Eh?! Darah... Tadi ada hewan buas yang masuk ya, dan sekarang telah terbunuh kan? " ucap elys mencoba berpikir positif dan memasuki rumahnya.
"A-ayah!!! Ibu!!!" teriak elys meneteskan air mata akibat melihat kedua orang tuanya telah tergeletak tidak bernyawa dan bersimbah darah.
"Hei... Masih ada seorang lagi ya" ucap seorang pria dengan suara berat memakai mantel hitam tanpa terlihat sedikitpun wajahnya.
" apa yang kau lakukan terhadap keluargaku! DASAR B*a*a*!!! "Teriak elys dengan mata berlinang
" awalnya aku hendak membunuhmu, tapi sepertinya itu di batalkan karena aku lebih senang melihat rasa sakitmu dan bayang bayang yang akan menghantuimu" ucap pria tersebut melempar pisau dengan bercak darah ke tangan elys
"Pisau itulah yang ku gunakan untuk menghabisi keluargamu, ku harap kau menyimpannya dengan baik agar dapat menagkapku suatu saat" ucap pria tersebut berjalan pergi.
"Dasar monster! Dengan santainya kau membunuh keluargaku" gumam elys
"TAKKANKU AMPUNI!!!!!" bentak elys berlari ke arah sang pria dan hendak menikam nya dari belakang.
