Dua yang terbaik.

1K 58 4
                                    

Yo halo, apakah kalian menunggu saya?
Nampaknya tidak, kalian hanya menunggu lanjutan dari cerita saya.
Sudahlah, tanpa terlalu banyak basa-basi, Shofia akan melanjutkan cerita ini.

Kalau ada typo, beri tahu saya!

____________________________________

30 menit berlalu, akhirnya Alva sampai tepat didepan rumah Tantenya. Kakinya terasa sangat lelah, karena telah berjalan selama setengah jam. Awalnya dia ingin menggunakan motor atau mobil untuk kesini, tapi dia berpikir bahwa tidak mungkin orang tuanya mengizinkannya. Bahkan dia kerumah Tantenya secara diam-diam.

Alva menarik napas dalam-dalam lalu menghembusnya, jantungnya berdetak cepat. Sepertinya dia tidak berjalan, melainkan berlari. Alhasil, dia menjadi sangat kelelahan seperti ini.

Alva memencet bel rumah milik Tantenya, dan mengucapkan salam. Kemudian, seorang wanita cantik dengan rambut ungu tua menyambut Alva dengan senyuman hangat yang bisa melelahkan hati siapapun. Biasanya Alva menyebut senyuman itu adalah senyum madu, karena senyuman itu sangat manis.

Dan tentu saja wanita ini adalah Tante Alva. Tante Alva ini bernama Aurora Grace. Dia adalah seorang janda ber-anak satu. Karena, suaminya meninggal akibat kecelakaan hebat saat Aurora sedang mengandung anaknya.

"Hei, Alva. Akhirnya kamu datang juga,  Tante dari tadi sudah ga sabar ingin melihat wajahmu. Ayo, masuk," ucap Tante Aurora dengan suara lembut. Dia mempersilahkan Alva untuk masuk.

Rumah itu sangat harum, Alva selalu menyukai bau rumah ini. Itu membuatnya merasa berada di dunia lain. Meski begitu, ada seseorang yang tidak dia sukai dirumah ini. Yaitu adalah...

"WOI ALVA!" seorang gadis seumuran Alva, dengan sengaja menepuk pundak Alva secara tiba-tiba. Itu membuat Alva sangat terkejut.

"EH SOPTEK TERBANG!" Alva benar-benar terkejut sampai ia mengatakan hal itu. Ucapan yang sangat ramah dan keren, kata-kata yang cocok untuk digunakan siapapun yang mau.

"Kirana! Bisa ga sih ga usah ngagetin aku setiap aku datang kesini? Ngeselin banget, sih."

Gadis ini bernama Kirana Sasmaya, dia adalah sepupu Alva yang senang mengganggu Alva. Dia senang jika Alva datang, maka ia memiliki mangsa untuk diganggu. Meski Kirana telah berumur 17 tahun, kelakuannya sungguh kekanak-kanakan dan tidak dewasa sama sekali.

Alva sering dibuat kesal olehnya. Kirana tidak peduli bahwa Alva ini bisa menghajarnya, yang penting adalah dia bisa menjahili Alva terus-menerus. Itu adalah kesenangannya, pasti Alva sangat sengsara.

"Anata tau ga sih?!" ucap Kirana pada Alva dengan wajah kegirangan sampai mau menjerit. Dia tiba-tiba meloncat-loncat kegirangan, apa sih yang merasuki Kirana ini? Alva sungguh heran, dia lelah melihat kelakuan Kirana yang sungguh gila ini. Terlebih lagi, Kirana adalah seorang wibu stres.

"Ya ga tau lah, lo aja ga ada ngasih tau gue."

"Dipikir-pikir iya juga. Jadi gini... Watashi punya pacar!" ucap Kirana pada Alva sambil menyeringai. Dia ingin pamer pacar dulu sekarang.

Alva terkejut sampai mau jantungan, dia tidak percaya ini. Kirana punya pacar? Jika memang benar, Alva sangat kasihan pada pacarnya. Karena harus bersama manusia gila seperti Kirana.

"Serius? Siapa?" Alva bertanya dengan serius, berharap bahwa Kirana tidak bercanda. Dia masih tidak yakin Kirana memiliki pacar. Tapi bisa saja Kirana sungguhan punya pacar, karena wajah Kirana ini cantik, mirip dengan Tante Aurora. Ya iyalah, kan Kirana anak dari Aurora. Pastinya mereka mirip, gimana sih?

"Dazai Osamu," jawab Kirana.

"Anak stres, cuma anime, anj." Alva benar-benar tak habis pikir melihat Kirana yang kerjaannya hanya berkhayal. Apa lagi khayalannya itu sungguh diluar rumah, apa yang di khayalan Kirana? Tentu saja Kirana berkhayal dia sedang romantis dan merawat anaknya bersama suami animenya itu.

"Perasaan nih anak selalu ibadah, tapi khayalannya begitu. Ga waras," ucap Alva dalam hati.

"Al, cita-cita lo apa?" tiba-tiba pertanyaan ringan keluar dari mulut Kirana. Kirana penasaran apa cita-cita Alva ini.

"Nikahin bocil," jawab Alva.

____________________________________

Satu jam berlalu. Saat Alva, Kirana, dan Tante Aurora sedang asyik-asyiknya mengobrol, ponsel Alva tiba-tiba berdering. Sungguh menganggu. 

Awalnya Alva ingin mengabaikan telpon dan terus mengobrol bersama Kirana dan Tante Aurora, tetapi Aurora menyuruh Alva untuk menjawab telpon itu.

Alhasil, Alva terpaksa menjawab telpon itu, padahal dia tidak mau. Saat menatap ponselnya, dia melihat bahwa yang menelponnya adalah ibunya. Dia merasa takut ingin menjawab panggilan itu, jadi dia menarik napas dalam-dalam lalu menjawab panggilan dari ibunya.

"Kamu kemana aja?! Cepat pulang, sekarang! Atau tidak, Mama akan mengunci pintunya agar kamu tidak bisa masuk," ucap ibu Alva ditelpon itu.

Alva terkejut oleh ledakan ibunya, dia selalu saja diteriaki seperti ini. Dia menghela nafas, dan menjawab, "Baik, Ma. Aku akan segera pulang, tolong jangan kunci pintunya."

Alva mematikan telponnya, lalu dia memasukkan ponselnya kedalam sakunya. Dan dia menatap Kirana dan Tante Aurora. Dia berkata, "Ugh... Aku disuruh Mama untuk pulang, jadi aku ga bisa lama-lama lagi disini."

Kirana agak kecewa, padahal dia masih mau mengganggu Alva, tapi mau bagaimana lagi?

Sementara Aurora mengangguk dan menciptakan senyum madu itu lagi. Dia mengelus kepala Alva dengan lembut, dan berkata, "Baiklah, cepatlah pulang. Pasti Mamamu sangat khawatir padamu, makanya dia menyuruhmu untuk pulang."

Alva dengan lembut meraih tangan lentik Aurora, lalu dia mencium punggung tangan itu dengan penuh hormat, layaknya ibu sendiri.

"Assalamualaikum, aku pamit dulu," salam Alva.

Aurora mengangguk dan tersenyum, lalu menjawab salam Alva, "Wa'alaikumsalam, hati-hati, Alva!"

"Wa'alaikumsalam," jawab Kirana dengan wajah masam. Dia masih ingin bersama Alva, lebih tepatnya mengganggu Alva.

Alva kemudian berjalan pergi menuju rumahnya, dia sudah cukup senang bisa bertemu dengan Tante Aurora dan Kirana. Hanya mereka yang mengerti Alva.

Namun sekarang, Alva harus pulang dan bertemu dengan ibunya, pasti dia akan disuruh-suruh dan dimarahi lagi.

____________________________________

Bersambung.

"Anata kehilangan uang 5 ribu? Tenang, ada solusinya. Yaitu minta uang ke Daisuke." -Kirana Sasmaya.

"Jika kalian membenciku, maka kita membenci orang yang sama." -Alva Belinda.

"Walaupun orang lain jahat kepadamu, tapi kamu harus tetap baik pada dirimu sendiri." -Aurora Grace.

Gimana nih menurut kalian?! Kalian benci Alva, atau kasihan nih? Kalau saya sih... Kalau boleh jujur, saya kasihan.

Saya sebagai author ingin beristirahat, bye. Good night.









Penyesalan--angst.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang