Teman masa kecil.

943 50 10
                                    

Lu semua tau ga sih? Nih cerita entar lagi tamat awokawok.

____________________________________

Alva yang sedang berjalan menuju kelas, tiba-tiba saja bertabrakan dengan seorang pria berambut merah kecoklatan.

Awalnya dia tidak dapat mengenali pria ini dengan jelas. Tapi semakin lama dilihat, Alva semakin ingat siapa pria ini.

Ya, mungkin saja itu adalah Itoshi Sae, teman masa kecil Alva. Alva ingin berbicara dengan Sae, namun Sae cepat-cepat merapikan seragamnya dan berjalan pergi. Nampaknya itu sedang terburu-buru.

Alva agak kecewa, padahal dia sudah senang bertemu dengan teman masa kecilnya. Tapi dia juga agak kesal, karena Sae sama sekali tidak mengatakan maaf saat menabraknya. Dan Sae malah pergi begitu saja, sungguh menyebalkan.

______

Saat ini adalah jam istirahat, tapi Alva tidak membawa uang jajan ataupun bekal. Karena kedua orang tuanya jarang memberikan uang jajan bahkan bekal pada Alva. Jadi, Alva hanya bisa menahan lapar disekolah.

Terlebih lagi, saat dirumah Alva hanya diberi makan satu kali sehari jika dia tidak menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah.

Untuk sekarang, Alva memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Wah, jarang sekali dia datang kesini, sepertinya dia sedang ingin membaca saja.

Namun, saat dia berada perpustakaan, dia melihat Sae sedang duduk membaca buku di perpustakaan tersebut.

Alva yang melihat Sae, dia segera duduk disebelah Sae, berusaha menarik perhatian Sae. Tujuannya hanyalah berbicara dengan Sae, karena pria itu adalah teman masa kecilnya.

"Sae," ucap Alva secara tiba-tiba.

Sae yang mendengar seseorang memanggil namanya, dia segera mengalihkan pandangannya dari buku ke orang yang memanggil namanya tadi.

"Lo yang manggil nama gue?" tanya Sae pada Alva.

"Ya."

"Lo tau nama gue darimana?" Sae benar-benar dibuat bingung oleh gadis yang berada di sebelahnya ini. Tetapi, dia merasakan bahwa dia pernah mengenal gadis ini sebelumnya, dia benar-benar berusaha untuk mengingat sekarang.

"Coba lo inget deh gue ini siapa." hanya ucapan itu yang meluncur dari mulut Alva. Dia berharap agar Sae dapat mengingatnya. Tapi, jika Sae tidak dapat mengingatnya, dia akan sangat kecewa.

______

(10 tahun yang lalu)

"Weh, itu tempat apaan?" tanya Sae pada Alva dengan wajah penasaran. Dia menatap bangunan kosong itu.

"Ya bangunan kosong lah, pake nanya." jawab Alva sambil menatap bangunan tak berpenghuni itu juga. Tempat itu juga lumayan besar.

"Gimana kalau kita jadiin tempat main?" Alva tiba-tiba memberi  saran agar bangunan kosong itu akan mereka jadikan sebagai tempat bermain.

Awalnya Sae, Rin, dan Y/n agak ragu. Tapi lama-kelamaan, mereka setuju dengan ide Alva. Mungkin ini akan menjadi tempat yang hanya mereka ketahui.

Keempat anak kecil itu langsung memasuki bangunan tersebut, mereka agak ketakutan, tapi tetap bertekad untuk memasuki bangunan kosong itu.

Dan juga, orang yang Alva kenali dari ketiga anak itu hanyalah Y/n dan Sae. Karena, Alva sama sekali tidak tertarik ingin berkenalan dengan Rin. Entah kenapa gadis itu tidak tertarik. Jadi, dia tidak tahu siapa nama adiknya Sae ini.

Saat mereka masuk, mereka melihat tempat itu sangat amat kosong. Dan juga, tempat itu agak dingin. Ini hanya semakin menyeramkan.

Tiba-tiba saja, Y/n secara tidak sengaja tersandung batu yang agak besar, dan dia terjatuh.

Alva yang melihat itu agak terkejut. Dia ingin membantu adiknya, tapi dia ingat bahwa dia sangat membenci sang adik. Namun, tidak ada salahnya membantu seseorang yang kita benci, kan?

"Dek." Alva mengulurkan tangannya untuk membantu Y/n berdiri.

Y/n segera meraih tangan Alva, dan terlihat jelas bahwa lutut Y/n terluka sedikit.

Alva menatap luka di lutut adiknya. Kemudian, dia berjongkok didepan sang adik. Lalu berkata, "Naik keatas punggung kakak, dek."

Y/n yang mendengar ucapan sang kakak, langsung mengangguk patuh dan menaiki punggung Alva ini. Dia benar-benar menyayangi kakaknya, karena kakaknya ini sangat perhatian padanya.

"Makasih, kak," ucapnya sambil tersenyum manis. 

"Makanya, lain kali kalau jalan tuh hati-hati. Kakinya sakit, ga?"

"Enggak, kak. Ini cuma luka kecil kok."

Alva sedikit lega, kemudian dia menggendong adiknya dan berjalan ketempat Sae dan Rin berada.

______

Sae seketika ingat siapa gadis yang berada disebelahnya ini. Gadis ini pasti Alva, teman masa kecilnya.

"Lo Alva?" tanya Sae, matanya sedikit melebar.

"Ya iyalah, bego," jawab Alva.

"Al, gue kangen lo. Akhirnya kita ketemu lagi ya?"

Alva tertawa kecil setelah mendengar ucapan Sae itu. Dan tiba-tiba Sae memeluknya, dia memeluk balik pria yang merupakan sahabat masa kecilnya ini. Dia juga sangat merindukan Sae.

Dan satu lagi, hanya Sae yang mampu merusak kulkas sedingin Alva. Dan Alva juga mampu merusak kulkas sedingin Sae.

____________________________________

Bersambung.

Anjay slebew, saya makin pusing lama-lama.

Penyesalan--angst.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang