Prolog: Hēi'àn 黑暗

187 16 0
                                    

Luar angkasa membentang luas dengan kehampaan yang tidak terbatas. Gelap dan kelam, hanya bintang-bintang yang dapat terlihat, jumlahnya tidak terbatas.

Di tengah kehampaan itu, asteroid yang tidak terhitung jumlahnya bertebaran di mana-mana. Angkasa sangatlah luas, tapi bagaimanapun asteroid-asteroid itu terlihat seakan membentang seperti selimut.

Nampak seperti bebatuan yang melayang-layang di tempatnya. Nampak seperti pecahan-pecahan yang bertebaran bagai kerikil dan debu. Dengan berbagai ukuran, dari kecil, hingga yang besarnya tidak terkira.

Apa itu benar asteroid? Tidak... Ini bahkan bukan sabuk asteroid.

Di tengah kesunyian hamparan batu angkasa yang mengerikan, ada satu yang menjadi bagai jarum di tumpukan jerami. Tubuh seorang wanita (Alien/Seijin/星人) melayang lemas di tengah kehampaan tanpa adanya gravitasi.

Ada sisa-sisa kain seperti sutra menyelimuti tubuhnya, mungkin awalnya itu adalah pakaiannya. Namun kain-kain yang sudah robek itu nampak tak berguna. Tubuhnya terbuka, memperlihatkan luka-luka dan kedua lengan yang hilang, darah mengalir dari daging yang robek. Ada kristal biru tertanam di dahinya, retak.

Aku masih hidup...

Dia merasakan tubuhnya melayang di nol gravitasi. Terasa begitu lemah bahkan hanya untuk menggerakkan kepala saja. Dia tidak bisa merasakan apa-apa di lengannya, sampai dia menyadari kedua lengannya sudah tidak ada.

Kenapa aku masih hidup?

Matanya masih terbuka namun lemah, dengan tatapan redup menatap ke arah kekosongan.

Tuhan...

Mengapa Engkau tinggalkan aku?

Planetku...

Negeriku...

Bangsaku...

Mengapa Engkau biarkan aku sendiri?

Mengapa Engkau masih membiarkan aku hidup seperti ini?

Dia berusaha menutup matanya, membiarkan dirinya jatuh ke dalam ketenangan. Namun, jiwanya masih tetap terikat dengan raganya.

Aku monster...

Terkutuklah aku...

Mengapa Engkau biarkan aku dalam derita ini?


Sebuah suara terdengar samar-samar di telinganya, membisikkan namanya, membuatnya terpaksa kembali membuka mata. Saat dia merasa terlalu lemah untuk mencari tahu, ada sesuatu yang mendorongnya untuk langsung menemukan asal suara.

Itu dia, benda raksasa itu, di kejauhan.

Itu dia, benda raksasa itu, di kejauhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dark KnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang