...
“Tuan Vias Saqeel anda di pecat!”
Vias tidak akan terkejut dengan keputusan Boss barunya ini karena kesalahan tidak masuk akal Vias telah kehilangan pekerjaan yang dilakukannya selama empat tahun terkahir padahal Shandy sudah memperingati Vias agar tidak mencari masalah sama Boss Andrick.
Tapi siapa yang bisa mengatur Vias Saqeel selain dirinya sendiri. Harga dirinya jauh lebih tinggi dari apapun sehingga ia tidak akan memohon pada seseorang sekalipun ia harus kehilangan pekerjaannya.
“Baik, terimakasih.” Vias berdiri angkuh di hadapan Andrick yang mana membuat Andrick mengeram tidak terima karena yang ia inginkan adalah Vias memohon dibawah kakinya bukan malah pasrah.
“Aku bisa menarik kembali kata-kata ku barusan kalau kau ingin meminta maaf dibawah kakiku, tuan Saqeel.”
Vias tersenyum manis pada Andrick lalu berjalan memutari meja kerja Boss-- ralat tapi mantan Boss nya itu kemudian membungkukkan badan sehingga wajahnya dan wajah Andrick saling memandang.
“Kau memecat ku hanya karena aku menolak ajakan kencan mu, bukan? Untuk apa aku memohon, yang akan memohon disini adalah kau bukan aku Mr. Andrick Rield. Aku yang akan membuatmu memohon dibawah kakiku yang indah ini. Baiklah aku akan pergi sekarang,.”
Belum sempat Vias memutar tubuh tangan Andrick lebih dulu menahan agar tubuh itu masih dihadapannya. Kini Andrick ikut berdiri sehingga tinggi mereka menjadi beda, Andrick jauh lebih tinggi ketimbang Vias belum lagi ukuran tubuh mereka yang juga terlihat berbeda.
Andrick dengan tubuh menjulang tinggi serta otot-otot yang memenuhi lengan, dada, perut, hingga paha berbanding terbalik dengan Vias yang justru memiliki tubuh kecil, bahu sempit, jari jemari lentik serta kaki jenjangnya yang begitu indah untuk ukuran anak laki-laki belum lagi warna kulit mereka yang sebenarnya serasi jika mereka adalah sepasang kekasih.
Vias tidak perlu mendongak karena ia memang enggan melihat Andrick tetapi Andrick tidak bisa untuk tidak melihat betapa indahnya wajah Vias.
“Kau ingin bermain-main denganku?” desis Andrick.
Bukannya menjawab Vias memilih memainkan kuku-kuku tangannya sambil meneliti apakah jarinya sudah cukup indah jika dipakaikan cincin nanti? Haruskah Vias membelinya hari ini atau nanti saja?
“Tuan Saqeel aku berbicara padamu.”
“Lupakan, aku harus pergi sekarang.”
“Kau tidak boleh pergi sebelum menjawab pertanyaan ku tadi.”
Dalam hitungan detik Vias berjinjit sambil mendongak di hadapan Andrick lalu menciumnya sebentar kemudian berujar, “Anggap saja sebagai salam perpisahan dariku.” tidak lupa Vias mengedipkan sebelah matanya pada Andrick.
Tubuh Andrick tegang bahkan pria itu tidak sadar bahwa Vias sudah melangkah pergi dari ruangan nya.
“Bagaimanapun caranya kau akan bertekuk lutut di hadapan ku, Vias.”
...
MINGYU SVT as ANDRICK RIELDJAKE ENHYPEN as VIAS SAQEEL
JOHNNY NCT as ALFERD RIELD
SUNOO ENHYPEN as SHANDY VILEER
EUNCHAE LEESERAFIM as ARIANA RIELD
JACKSON WANG as RAGO SHCITER
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn temptress [MJ]
FanfictionAndrick merasakan amarah menguasai dirinya saat Vias, karyawan yang bekerja di perusahaannya menolak ajakan kencan yang Andrick tawarkan hingga bermula dari penolakan itu berakhir dengan sebuah dendam yang menimbulkan dampak penyesalan di akhirnya.