seito

55 8 10
                                    

"Tugas berikut nya,sengaja ku bedakan agar kau tidak terlalu sering bertemu Lupin lain"
Tutur kogure menyerahkan sebuah foto pada Lupin ice.

"Seorang dokter forensik,di rumah sakit saito,namanya dr.Hari"
Jelas kogure lagi dan Lupin ice hanya mengangguk lalu pergi.

"Anak itu benar benar"
Tutur kogure sedikit menggelengkan kepalanya.

"Kogure,apa kau tidak bisa datang lewat pintu selalu membuat ku terkejut"
Keluh kairi sedikit terkejut dengan kehadiran kogure lalu berjalan ke arah kogure.

"Ini tugas kalian berikut nya,Takumi pemilik toko boneka"
Tutur kogure menyerahkan sebuah foto pada kairi.

"Cepat sekali menghilangnya"
Guram kairi saat melihat kogure sudah tidak ada disana.

*Bruk

"Apa barusan tabrak lari,hei kau baik baik saja"
Tanya kura pada seorang pria yang baru saja tertabrak sebuah mobil,lalu membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Apa nona keluarga korban"
Tanya suster itu pada kura setelah keluar dari ruang gawat darurat,kura menggaruk tengkuknya.

"Bu....,CK aku temannya,cepat katakan saja bagaimana kondisi nya"
Tutur kura dengan wajah jengkel dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Korban masih belum sadarkan diri dengan luka di kepalanya,tapi anda tidak perlu khawatir"
Jawab suster itu dengan nada ramah dan sopan lalu pergi.

"Siapa juga yang khawatir,aku kan hanya bertanya semanusia mungkin,kenal saja tidak"
Batin kura lalu pergi ke tempat administrasi.

"Eh,kura?"
Panggil seseorang membuat kura menoleh lalu tersenyum ramah.

"Saki,sedang apa kau disini"
Tanya kura saat saki menghampiri nya.

"Menemui kekasihku,kau sendiri sedang apa kura,apa kau terluka"
Tanya saki dan kura hanya menggeleng kepalanya.

"Aku membawa seorang pria yang baru saja kecelakaan tadi,aku baru saja akan mampir ke toko mu"
Jawab kura sambil tersenyum membuat matanya ikut tersenyum.

"Yah ampun,bagaimana keadaan nya"
Tanya saki dengan tangan menutup mulutnya.

"Fine saja hanya lecet,dikepala"
Jawab kura dengan santai lalu seorang dokter menabraknya dengan keras membuatnya oleng tapi seseorang menangkapnya.

"Arigato"
Ujar kura spontan menatap tajam punggung dokter yang menabraknya tadi.

"Seperti nya ada keadaan darurat,karna itu dokter itu terburu buru,dan terimakasih dokter kiriya"
Ujar saki melihat kura yang sedikit masam,lalu menatap kiriya yang tersenyum lalu pamit pergi.

"Kenapa Hari buru buru,apa ada kasus baru aku rasa tidak ada"
Guram kiriya kecil lalu menyusul dr.Hari.

"Kau merasa kesal yah,kura"
Tanya saki menepuk bahu kura yang langsung tersenyum manis.

"Tidak,aku hanya merasa kaget saja,mungkin karna aku belum makan"
Jawab kura tersenyum sambil mengelus perutnya.

"Dekat sini ada restoran,mau pergi kesana untuk makan,aku yang traktir"
Tawar saki dan kura mengangguk dengan semangat.

"Selamat datang di jurer,eh kura kau datang bersama temanmu yah"
Tutur umika dengan ramah lalu siap dengan buku pesanannya.

"Aku pesan ini tapi jangan terlalu pedas"
Tutur saki menunjuk salah satu menu dan umika mulai mencatat.

"Aku seperti biasa saja umika"
Tutur kura dan umika mengangguk lalu menyerahkan pesanan itu pada tooma.

"Kau sering kemari yah"
Ujar saki dan kura mengangguk mengiyakan.

in silenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang