Chapter 13

695 102 4
                                    

Karena banyak yang minta nambah ya udah author tambah 1 chapter

.

Maaf kalau ada typo dan kata kata tidak jelas...

.

.

Author POV

Setelah membereskan pecahan kaca itu, Darren pergi ke ruangannya untuk sekedar membalut luka di telapak tangannya.

Bayang bayang perlakuan Aldrich padanya masih membuat hatinya sakit.

Mungkin kedepanya dia akan mengurangi intensitas pertemuannya dengan Aldrich.

Dia hanya akan menemui Aldrich juja dipanggil atau ada urusan mengenai pekerjaan.

Posisinya sebagai sekretaris tidak menguntungkannya untuk menjauhi bos nya itu.

Setelah membalut luka seadanya dia kembali bekerja meski luka nya masih mengeluarkan darah.

Saat jam makan siang dia teringat janjinya pada Celline jadi dia buru buru menyimpan pekerjaannya dan mematikan komputernya lalu pergi ke kantin perusahaan.

Setelah mengambil makan siang dia mencari keberadaan Celline.

"Darren... kemari." Ucap Celline sambil melambaikan tangannya agar Darren menyadari keberadaannya.

Celline sudah duduk bersama Aisha dan Theo.

Darren segera menghampiri mereka.

"Maaf aku sedikit terlambat." Ucap Darren sambil duduk di tempat sebelah Theo.

"Tak apa, kita juga belum mulai makan." Ucap Celline.

"Iya, lagipula ruanganmu jauh juga dari kantin. Btw kenapa tanganmu?" Tanya Aisha.

"Iya, aku baru sadar. Itu berdarah." Ucap Celline.

"Apa sudah diobati?" Tanya Theo.

"Ini hanya luka kecil saja. Aku tergores cutter saat sedang memotong kertas. Kalian tenang saja aku sudah mengobatinya." Jelas Darren.

"Lain kali hati-hati." Ucap Aisha.

"Oh iya sehabis makan ayo kita ke cafe depan itu. Beli kopi sekalian kue untuk menambah energi dalam bekerja." Ucap Celline.

"Ohh cafe depan itu. Boleh juga, ayo kita kesana habis ini. Aku tadi pas lewat bau kue nya sangat menggoda." Ucap Theo.

Karena mereka semua setuju, sehabis makan mereka berempat pun segera menuju ke cafe itu.

Mereka berjalan beriringan dengan Celline dan Aisha di depan sementara Darren dan Theo di belakang.

Cafe itu sedikit ramai karena memang bertepatan dengan jam makan siang.

Setelah antri akhirnya sampailah giliran mereka memesan.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Celline.

"Aku pesan ice caramel macchiato saja." Ucap Darren.

"Aku juga pesan ice americano saja."

"Tidak pesan kue?" Tanya Celline lagi.

Mereka berdua menggeleng.

Sambil menunggu pesanan jadi, mereka duduk di tempat yang disediakan.

Saat akan menuju tempat duduk mereka dikejutkan dengan sang pemilik cafe yang menyapa mereka.

"Haii... kita bertemu lagi." Ucapnya.

"Kan sudah aku bilang bahwa saat makan siang aku dan temanku akan kesini." Ucap Celline.

It's Just A Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang