Sudah 1 bulan sejak Jufano menteraktir Yolan makan es krim.Kini mereka menjadi teman baik.
Akan tetapi, Yolan masihlah anak nakal. Selain berhenti bolos kelas, Yolan masih suka mewarnai rambutnya, jika kemaren warnanya putih keemasan, kali ini warna rambutnya semerah buah apel. Hal seperti berkelahi, melawan guru, tentu juga masih sering terjadi jika Yolan jauh dari pengawasan Jufano.
Namun jika Jufano bersamanya, Yolan sangat patuh, seperti anak kucing yang penurut.
***
Sekarang Jufano dan Yolan berada di sebuah kafe. Mereka sedang belajar bersama. Biasanya mereka hanya menghabiskan waktu di sekolah, belajar bersama di kelas atau di perpustakaan. Ini untuk pertama kalinya mereka pergi belajar bersama di luar.
Penasaran, tentunya Yolan bertanya. "Mengapa tiba-tiba belajar di luar?"
"Ada teman yang ingin aku kenalkan padamu" jawab Jufano.
"Oh" sahut Yolan, tidak minat.
"Mereka seumuran kita, aku sudah berteman dengan mereka sejak kecil, kamu pasti akan menyukai mereka"
"Mereka berada di sekolah yang berbeda?"
"Iya" angguk Jufano.
Hanya dalam waktu 10 menit, akhirnya yang di tunggu telah tiba. Dua laki-laki tampan dan manis secara bersamaan menuju meja milik Jufano dan Yolan.
Yang manis duduk di bangku samping Jufano, sedangkan yang tampan duduk di bangku samping Yolan.
Jufano pun memperkenalkan Yolan kepada kedua temannya. Yang manis memberikan senyumannya kepada Yolan, sedangkan yang tampan hanya menatap Yolan sebentar lalu kembali berkutat dengan bukunya.
Jufano menunjuk temannya yang duduk di samping Yolan. "Dia, namanya Ajiyar Azzhari" lalu Jufano merangkul satu temannya lagi yang duduk di bangku sampingnya. "Kalau dia, Yunan Garaga, pacarku"
Deg..
"P-pacar?"
Tangan Jufano yang tadinya di bahu, sudah beralih menggenggam tangan Yunan.
"Iya, kami sudah pacaran sejak kelas 2 SMA" jujur Jufano.
"Ah.. begitu ya" Yolan tersenyum canggung. Dari balik meja kedua tangannya mengepal. Yolan kesal, tentu dirinya sangat tahu apa yang telah membuatnya sekesal ini. Tapi, Yolan tidak ingin mempercayainya.
"Aku, permisi ke toilet sebentar" ucap Yolan. Belum sempat Jufano mengiyakan, Yolan sudah cepat berjalan pergi.
Sedari tadi Ajiyar memang tampak hanya sibuk dengan buku-bukunya saja. Namun sebenarnya, ia memperhatikan Yolan.
"Aku juga ingin ke toilet" izin Ajiyar. Di beri anggukan oleh Jufano dan Yunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musim semi [Hwanshi]
Teen Fiction"Sedingin apapun salju, musim semi pasti akan menyambut" Disclaimer : - Fiksi (100%) - Boy x boy - Short story - Local story - Menggunakan bahasa baku - Mengandung sedikit bahasa kasar. By : rra