• Felix?

268 42 7
                                    

Annyeong guys!

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan vote di pojok kiri dulu ya, karena itu benar benar berharga buat author.

Happy reading.

***

Snowy mendorong dada bidang Leonard dengan sekuat tenaga, dan berhasil. Kini ciuman paksa itu terlepas, Snowy menghela nafas rakus dengan wajah yang masih syok membuat lelaki di depannya berusaha mati matian menahan senyuman yang ingin terbit.

"Maaf, apa aku membuatmu takut?" tanya Leonard dengan nada tersirat kekhawatiran, dan itu membuat Snowy benar benar kebingungan. Kemana perginya Leonard dingin bermulut pedas? Pikirnya.

Lelaki bersurai biru itu mendekat, namun Snowy sudah terlebih dahulu menyuruhnya untuk tidak bergerak sedikitpun.

"Jangan bergerak!" pekiknya kuat kuat.

"Ada apa, denganmu? Apa si brengsek itu melukaimu?"

Kedua alis Snowy mengerut, gadis itu menatap serius Leonard yang juga sedang memasang ekspresi serius. "Si brengsek? Siapa?" tanyanya heran.

"Siapa lagi! Leonard!"

Di detik setelah ucapannya, Snowy sontak menyemburkan tawanya. Gadis itu memukul mukul dinding sebagai pelampiasannya.

"Kau menghina dirimu sendiri? Sinting, njirr!" ujarnya masih dengan tawa yang terdengar, ngik ngok.

"Sinting? Njirr? Apa maksudmu?"

Snowy menghentikan tawanya, ia merapikan anak rambutnya yang menghalangi pandangan."Sinting itu artinya..."

Snowy terlihat sedang berpikir sebentar. "Tampan, yah sinting artinya tampan." jawaban asal gadis itu mampu membuat Leonard, Duke kejam tanpa ekspresi itu mendadak memasang tampang polos.

"Itu artinya, aku sinting. Sangat sinting." Leonard terus mengulangi ucapannya berkali kali sembari tersenyum lebar sampai membuat Snowy melongo di tempat.

Gadis itu memundurkan langkahnya saat tersadar akan sesuatu. Leonard tidak pernah tersenyum, Leonard tidak pernah memasang ekspresi apapun selain datar, dan Leonard tidak pernah mengulangi perkataannya.

Lelaki itu jelas bukan Leonard, lalu siapa? Semakin memikirkannya membuat kepala Snowy rasanya nyaris pecah. "Kau bukan singa, kan? Lalu siapa kau?"

Leonard menunduk untuk menatap wajah waspada gadis di depannya yang malah membuat Snowy terlihat semakin menggemaskan. "Aku memang bukan pria gila itu, apa kau melupakanku baby?"

Snowy menegang ketika telapak tangan lelaki itu menyentuh pipinya, gadis itu menepisnya dengan kasar.

"Jangan sentuh aku!" teriaknya keras.

Leonard menghembuskan nafas pelan. "Kenapa berubah, hm? Biasanya kau selalu bahagia ketika melihatku mengambil alih tubuh ini."

Gadis itu benar benar di landa rasa keterkejutan, kebingungan, yang luar biasa. Mengambil tubuh? Maksudnya apa? Di dalam novel, bagian ini tidak pernah di ceritakan sedikitpun.

Kali ini Snowy benar benar tidak bisa mempercayai semua isi novel, buktinya ada banyak perbedaan dengan yang ia hadapi di dunia nyata.

Contohnya seperti bola mata Yuqi yang seharusnya berwarna emerald tapi disini berwarna cokelat, itu perbedaan yang pertama.

Lalu sekarang, bagaimana bisa ada orang yang bisa mengambil alih tubuh orang lain? Ini gila! Tidak, Snowy meralat pikirannya, dunia ini tidak mudah ditebak contohnya seperti jiwanya yang terlempar begitu saja ke dalam novel apalagi memasuki tubuh antagonist yang sudah jelas akhirnya seperti apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Became The VillainsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang