"Ya ampun pakk, bapak ga salah ngasih tugas sebanyak ini?!"
"Kenapa? Masih kurang? Mau saya tambahin lagi?"
Nada sangat geram pada pak Arya. "Ga pak ga, udah cukup, saya rasa setelah ini mereka bakal mabok tugas."
"Oh ya satu lagi, besok harus sudah selesai."
Nada melotot. "Loh bapak apa-apaan sih? Tugas kemarin aja masih numpuk malah nyuruh tugas yang sekarang besok selesai? Yang bener aja pak!" Nada merasa tak terima.
"Terserah kamu, saya di sini dosennya dan saya cuma menjalankan tugas saya sebagai dosen agar kalian bisa lulus dari sini dengan nilai yang bagus, kalau kamu mengeluh dengan tugas saya silahkan keluar dari kelas saya." tegasnya.
Nada menarik nafas panjang lalu membuangnya secara kasar, ia lalu menampilkan senyum manisnya.
"Saya ga bermaksud mengeluh pak, tapi saya cuma.....ah sudahlah, kalau memang udah ga ada tugas lagi saya izin permisi untuk ke kelas nyampein tugas ini pak."
Arya mengangguk. "Tugas kemarin kumpulkan di meja ya langsung kasih ke saya lagi."
Nada mengangguk. "Ya pak." Setelah itu Nada memutar badan hendak keluar.
"Tunggu Nada," panggil Arya.
Nada kembali berbalik. "Apa lagi pak?"
"Lain kali kalo saya chat langsung balas,"
"Kenapa emangnya? Lagian kan suka-suka saya dong pak mau balas apa ngga."
"Saya ini dosen kamu, kamu ini sepertinya tipe orang yang malas balas chat, gimana nanti kalo saya udah jadi suami kamu?"
Nada mengeryit. "Loh, kok bapak belum jadi suami udah posesif bangett, lagian juga bapak sama saya itu ga ada perasaan apa-apa pak, bapak juga nikahin saya cuma karna tanggung jawab kan? Jadi kenapa harus sepossesif ini sampe chat segala harus di balas tepat waktu?"
"Memangnya harus ada perasaan dulu baru saya boleh begini sama kamu?"
Nada menaikkan sebelah alisnya. "Maksud bapak?"
"Saya di ajarkan tanggung jawab sama apa kesalahan yang saya lakuin, begitupun setelah saya jadi suami kamu Nada, saya sudah harus bertanggung jawab penuh atas semua yang ada di dalam diri kamu, karena setelah menikah kamu akan saya bawa tinggal berdua,"
"Saya gamau sampai mendiang ibu saya kecewa melihat kalo saya gagal jadi anak apalagi menjadi seorang suami, paham kamu?!"
Nada menelan salivanya. Ia menatap pak Arya sangat dalam.
"Yaa saya mengerti pak, kalau begitu saya permisi." Nada sudah tak mau lagi meladeninya, karena ia tak mau menghabiskan tenaganya hanya karena masalah sepele.
Nada sudah keluar, Arya memukul mejanya.
"Sebenarnya siapa yang begitu licik sama gue sampe masukin obat ke minuman gue?"
Arya sejenak memejamkan matanya, di ingatannya berusaha mengingat kejadian malam itu.
"Pak Arya, ikut saya yuk?"
"Siapa kamu? Mau apa sama saya?"
"Saya mau kasih sesuatu buat bapak."
Arya membuka matanya ketika ia mengingat sesuatu.
"Cewek itu? Gue inget banget wajahnya tapi gue lupa namanya siapa," ucapnya.
"Siapa sebenarnya? dimana dia berada? Arghh!"
Arya merasa marah atas apa yang telah wanita itu lakukan padanya sehingga ia harus berhadapan dengan masalahnya sekarang.
••
KAMU SEDANG MEMBACA
Incident with the Lecturer (END)
Fiksi RemajaARDA (18++) Menyala Abangkuhhh🔥🔥 [ Saquel IWTL, soon ] Kak Bintangnya Kakkkk ><