the inaguration which also his welcoming party is only a day away. itulah satu-satunya hal yang mengganggu deara tiga hari ke belakang.
"don't stress it out, ra," said jero, the person who has been through this kind of thing for his whole life. tentu saja deara merasa skeptis atas perkataan jero yang kini sedang tertidur terlentang di kasur miliknya.
iya, tidak salah baca. mereka berdua sedang berada di kamar putra mahkota itu, berdua.
kalau ditanya bagaimana bisa keduanya berakhir di posisi seperti ini, tentu saja jawabannya tidak lepas dari kelakuan jero yang aneh, menurut si pemilik kamar.
beberapa jam lalu laki-laki tersebut tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya, dan sialnya baru saja deara membuat pintu besar itu, si valentine malah langsung masuk menyelonong dan satu-satunya reaksi dari jero atas omelan deara adalah, "woah, it's even bigger from my room back then."
dan akhirnya deara hanya diam dan kembali mengerjakan tugasnya di meja belajar, mencoba tidak menghiraukan presensi lelaki yang belakangan ini terus-terusan muncul di hidupnya. dan mereka akhirnya berada di percakapan ini, deara yang khawatir akan esok hari dan jero yang menenangkannya, well at least he is trying.
"it's my first time, jer. gue takut."
jero berguling di kasur deara hingga tubuhnya tengkurup dan menatap punggung putra mahkota yang sedang stres itu. "you already have the material of being a good crown prince, by the way. so i'm sure you'll be fine."
deara berbalik dan menatap jero sangsi, "what does that supposed to mean?"
"you are well behave, you have a good sense of fashion, and you have a perfect manner, you know how to act in front of certain people." meski jero terlihat menjawab pertanyaan itu sedikit asal-asalan, putra mahkota itu terlihat berpikir.
dari kecil memang ia selalu diajarkan tentang hal-hal seperti itu, mengingat ayahnya memiliki perusahaan media, yang memaksanya untuk tidak melakukan kesalahan apa pun di depan siapa pun. jejak digital itu menyeramkan, omong-omong.
"do you really think so?"
jero mengangguk yakin, sambil kembali berguling dan menerlentangkan tubuhnya, menikmati kasur empuk yang seakan-akan memeluk tubuhnya lembut. "it's been more than a month since you become the crown prince, and nothing bad happened because of you."
benar juga, sejauh ini tidak ada berita atau desas-desus buruk akan dirinya. ayahnya pun tidak pernah membahas apa pun atas sifatnya yang mungkin saja buruk untuk reputasi mereka.
terlalu tenggelam akan banyak pikiran yang ada di kepalanya, deara bahkan tidak sadar kalau jero sudah bangkit dari kasurnya dan mengambil sebuah kotak dari tas kulitnya yang disimpan di bench foot milik deara.
lamunan pemuda kelinci itu buyar ketika sebuah kotak berwarna merah beludru berukuran sedang ditangkap oleh ekor matanya. deara mengernyitkan matanya dan menolehkan kepala cantiknya dengan cepat, "what the hell is–jero!"
tentu saja, jero sudah keluar dari kamarnya, seakan-akan menghindari pertanyaan putra mahkota itu.
deara akhirnya hanya menghela napas dan menatap kotak tersebut dengan tatapan lelah sebelum membenturkan kepalanya di meja belajarnya. suara benturan itu bahkan sampai membuat pelayan yang kebetulan lewat di depan kamarnya kaget dan memeriksa sang putra mahkota.
minggu yang melelahkan baginya.
════════════════
"hold on, he gave you a what?!" di tengah-tengah deara menceritakan kelakukan jero pada nevalwa, seperti yang biasa ia lakukan, pemuda berkacamata itu memotong pembicaraannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aurum
Fanfiction[정재현, 김도영] the thought of being a crown prince never occured to his mind, and now, he is. © petality, 2023.