chapter 28

90 7 3
                                    

nevalwa tengah menikmati caramel macchiato dingin sambil asik mengerjakan tugas menulis esaynya di laptop ketika sebuah sosok dengan badan besar seenaknya duduk di mejanya.

itu mionel, tentu saja. meski si jangkung itu sudah berkata ingin mendekatinya, rasanya sangat aneh ketika nevalwa mendapati dirinya kerap kali diganggu oleh lelaki itu.

"gue mau nyelesaiin tugas dulu, jadi diem." tanpa repot-repot melepas headphonenya yang menggaungkan musik kesukaannya kencang-kencang, nevalwa memperingati mionel.

laki-laki di depannya itu akhirnya hanya diam sebelum pergi memesan minuman untuk dirinya sendiri sepertinya. setidaknya itu yang dapat nevalwa simpulkan dari ekor matanya sebelum kembali fokus pada tugasnya.

sudah sekitar 30 menit setelah mionel datang, dan sepertinya nevalwa masih asik mengerjakan tugasnya. rasa bosan mulai menyerang dirinya, bahkan dia masih belum bisa menarik perhatian lelaki berkacamata itu, tugas sekolahnya masih penting daripada dirinya.

"val."

tidak ada sahutan. akhirnya yang lebih tinggi mencondongkan tubuhnya untuk menggapai headphone remaja berkacamata itu. "apa sih?!"

diteriaki seperti itu, mionel memundurkan tubuhnya sambil mengerucutkan bibirnya, "serem banget." headphone nevalwa disimpan di tasnya sendiri, "i'm bored, let's do something fun."

nevalwa tidak pernah menyangkan jika gaya pendekatan mionel adalah mengganggunya seperti ini. "i can't. masih ada dua tugas yang harus gue selesaiin hari ini, nel."

"ah come on! lo bisa ngerjain nanti?"

tanganya nevalwa kini kembali menari dengan indah di keyboard laptopnya, matanya kembali fokus pada layar itu, "no, harus belajar buat ujian."

sebuah erangan dan decihan keluar dari mulut si jangkung. seharusnya dia sudah berekspektasi kalau nerdy nevalwa akan bertingkah seperti ini ketika didekati. hingga sebuah pikiran terselip di kepalanya.

"okay, lo ngerjain tugasnya di kamar gue gimana? you can do your homework while i'm doing you."

okay ini keterlaluan, nevalwa memasang wajah datar, mengintip ke balik laptopnya dan mendapati mionel yang tengah tersenyum bodoh. "iya deh maaf gak seekstrem itu, like i don't know maybe we can cuddle a bit?"

ah, apakah kalian tahu kalau mereka sudah ada di tahap friends with benefit?

════════════════

"see you, later!" nevalwa dengan wajah memerah dan kesal hanya diam menatap kepergian mobil mionel menuju tempat parkir. kemarin dia menginap di rumah lelaki itu untuk, ya begitulah. tapi tenang saja, semua tugasnya selesai, hanya saja pagi ini mereka terlambat akibat melakukan netflix and chill semalam.

jam hampir menunjukkan pukul delapan, dia harus bergegas masuk. bahkan lorong sekolah sudah sepi karena murid-murid sudah ada di kelas mereka.

tapi ada hal yang sangat aneh, sudah setelat ini, dan dia belum melihat batang hidung jero di kelas ekonominya. tidak biasanya jero setelat ini. meski sedikit kurang menyukai lelaki itu, nevalwa masih sering memperhatikannya, mengingat jero adalah kekasih dari teman dekatnya.

"make a group of four, sesuai absen aja, ya. the ones that supposed to be in jero's team, make three, he's sick so he can't come." guru yang baru saja datang langsung memerintah kelas seperti itu.

serius? orang seperti jero bisa sakit?

pada jam istirahat, nevalwa pun tidak bisa menemukan deara di mana pun. dan dari informasi yang dia dapatkan setelah bertanya-tanya, deara juga sakit, sehingga dia tidak masuk.

aneh sekali, kedua sejoli—mantan sejoli, itu tidak masuk di saat yang bersamaan? tepat setelah deara berkata jika dirinya baru saja putus dari lelaki itu juga?

"val!" sebuah teriakan serak membuatnya membalikkan tubuhnya. itu mionel, bersama gia dan marien yang tengah panik.

alisnya mengkerut, ada yang tidak beres.

mionel langsung saja memeluk remaja kacamata yang hanya diam mematung, "what happened? what's wrong?"

ini benar-benar menyeramkan, mionel tidak pernah seperti ini. pun kedua teman perempuannya tidak pernah benar-benar berinteraksi dengannya.

"can you contact dearanne?" gia yang masih menggigiti kukunya bertanya.

pandangannya berubah ke arah perempuan berambut arang itu setelah mionel melepas pelukannya, "no, i can't contact him at all since yesterday after we—"

"tunggu kalian habis ngapain?" kini marien yang membuka mulutnya.

"we hung out at the minimarket, that's all?" ketiga orang tersebut saling bertukar tatapan sebelum akhirnya nevalwa ditarik menjauh dari kerumunan.

"kita juga gak bisa ngehubungin jero, something bad happened." setelah berada di tempat sepi, gia tiba-tiba berbisik padanya. dia masih tidak mengerti.

"what kind of bad thing that you all blabbering about?" nevalwa bertanya dengan suaranya yang mulai bergetar.

suara notifikasi yang terdengar dari ponsel mionel menarik perhatian keempat orang di sana. mionel menarik napasnya dalam, "the rumor was right, the article is out."

"what article?!" dengan bergegas nevalwa menarik ponsel mionel dan membaca artikel yang terpampang jelas.

dan ketika remaja kacamata itu membaca judul artikel pada ponsel di genggamannya, tidak ada yang bisa mendeskripsikan bagaimana rasa takut melingkupi perasaan nevalwa di hari itu.

════════════════

keempatnya kini berada di mobil mionel, menuju rumah jero.

"come one, pick up, jer." itu gia, yang mengetuk-ngetukkan loafers mahalnya di lantai mobil dengan ponselnya yang menempel di telinga.

"voicemail."

"again?!" marien sedikit meninggikan suaranya pada gia.

gia menggelengkan kepalanya, "gue takut, beneran. gimana kalau—"

"no, he's changed since his father's title as the president changed," mionel di balik kemudi melontarkan isi pikirannya.

gia menghela napasnya, "gak ada yang gak mungkin, nel."

nevalwa yang benar-benar tidak tahu apa yang mereka bicarakan hanya mendesah gusar, "what is this? what are you all talking about?"

"jero had a dog once, when it died, he almost stabbed a butler."

nevalwa membuka mulutnya lebar, tidak percaya, "just cause a dog, died?"

marien membalas tatapan remaja kacamata itu dengan sorot kasihan, "he becomes abussive when he's sad."

"that really doesn't make any sense—," nevalwa kembali mengerutkan dahinya.

terdengar helaan napas dari marien yang sedari tadi hanya menatap pemandangan perjalanan mereka menuju kediaman jero, "that's what you get for being jeffaro janera for such a long time, jercym."

tapi nevalwa masih bingung, seburuk apa kehidupan jero ketika remaja itu masih memegang titel anak presiden hingga dia bisa melakukan hal keji seperti itu?

"we're here." baru saja dia akan membuka mulutnya lagi, nevalwa sudah dipotong terlebih dahulu oleh mionel di sebelahnya. terlihat di depan sana sebuah rumah megah yang dilindungi pagar besi tinggi.

tapi tunggu, kenapa ada banyak sekali ajudan yang berjaga di depan gerbang rumah jero? []

tbc.

a couple more chapters to the end :D

with love, miru
⁰⁷ ²⁴

aurumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang