Sinar mentari masih malu malu menunjukkan kehadirannya, langit pun masih tampak gelap, pagi hari yang damai menyambut hari Gemini pagi ini
Telah lengkap dengan seragamnya yang pas standar peraturan sekolah, hari ini adalah hari Rabu dan jadwal piket kelas Gemi berada di hari ini.
Setelah dirasanya berpenampilan rapi barulah Gemini keluar dari kamar menuju dapur, rumah yang hanya terdiri satu lantai itu tidak terlalu besar namun sangat rapi, disini Gemini hidup bersama sang bunda, nenek dan adik laki-laki nya yang kini telah memasuki sekolah menengah pertama berada pada tingkat dua.
"Gemi, nenek ada buat sarapan nasi goreng pakai resep kakek ayo sarapan mumpung masih banyak waktu," ucap sang nenek ketika pupil mata yang lebih tua menangkap pergerakan dari cucunya itu
"Nenek padahal ga usah repot repot kalau bikin nasi goreng mah Gemi bisa" balas Gemi kemudian duduk di samping nenek nya itu
"Ga papa, nenek lagi pengen bikin nasi goreng resep kakek mu, semenjak kakek mu ga ada kamu ga pernah rasa lagi kan, pasti kamu kangen" balas yang lebih tua sembari mulai menyendokan nasi goreng jadul dengan bahan utama nasi dan bawang yang ditumis menggunakan margarin hingga wangi itu.
"Iya sih, Artha mana nek? Tumben nih belum kelihatan batang hidungnya" tanya Gemini ketika tak melihat sosok yang di sebutkan nya itu, Damartha Azka Pranata sang adik bungsu sekaligus satu satunya saudara yang Gemini punya.
"Kenapa kangen sama aku?" Balas yang di cari dengan nada menjengkelkan membuat Gemi memutar bola matanya jengah
"Ogah banget, ayo cepat makan kalau ga mau kakak tinggal" ancam Gemi membuat sang adik panik, satu hal yang harus kalian tau jika Gemi berkata demikian maka dia akan benar-benar melakukannya. Kedua kakak beradik itu memakan makanan mereka dengan tenang sang nenek hanya menggelengkan kepala maklum dengan sikap mereka, hal yang sudah sangat sering terjadi di setiap pagi harinya.
Selesai makan, tak lupa mencuci piring mereka masing-masing kedua kakak beradik itu berpamitan dengan sang nenek kemudian berlalu menuju sekolah mereka yang mana bersebelahan saja, tak jauh tak juga dekat, dengan Artha yang di bonceng oleh Gemini, singkat walaupun malu Artha harus tetap di bonceng Gemini karena anak itu belum memiliki SIM sedangkan Gemi sudah memiliki SIM itu dua bulan lalu setelah pernah sekali gagal dalam tes mengendarai motor.
🧚🏻♀️🧚🏻♀️🧚🏻♀️
Gemini sampai di sekolah tercinta setelah mengantar adik laki-lakinya sekolah tepat di sebelah bangunan sekolah Divia berdiri.
Koridor masih nampak sepi, udara pagi ini pun cukup sejuk dan langit tampak mendung, angin yang berhembus dapat menggugurkan daun daun tua dari pohon hingga berterbangan begitu juga rambut kecoklatan Gemi yang terbang di sapu angin.
Sembari bersenandung kecil, Gemini melangkahkan kaki dengan riang menuju kelas nya berada, 12 IPA 2. Kelas yang sudah ditempati hampir 3 tahun itu merupakan kelas pembagian saat di hari terakhir mpls, tanpa sistem rolling sehingga sampai kelas tiga pun masih dengan orang yang sama. Jika kalian berpikir anak IPA adalah kumpulan kutu buku yang jika di kelas hanya diam di tempat dan membaca buku buku senyawa kimia atau kumpulan rumus matematika yang tebal yang menyebalkan kalian salah, karena di IPA dua kalian akan mendapatkan beragam sifat manusia di sini, lebih tepat nya ini lebih mirip kebun binatang daripada kelas untuk tempat belajar.
Sampai di kelas Gemi dapat melihat sudah ada beberapa siswa yang mengisi kelas, mereka Basskara dan dua siswa lain nya. Dengan santai Gemini berjalan menuju mejanya yang dapat dirinya lihat ada beberapa bungkus roti dan susu kotak untungnya tak memenuhi meja nya yang kecil.
Setelah duduk dan membereskan meja serta menyingkirkan roti juga susu kotak ke dalam lacinya Gemi bertanya kepada Bass yang tengah fokus menatap ponsel pintar milik pria itu tanpa menyadari kehadiran Gemini.
![](https://img.wattpad.com/cover/344230461-288-k260152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Secrets
Teen FictionDua manusia yang memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda namun berusaha untuk tetap bertahan di dunia yang gelap, dapat kah keduanya mampu memegang janji mereka? Ataukan semua itu hanya menjadi kenangan belaka? "Kamu tau? Seorang pria hanya j...